. q u i c k e d i t { d i s p l a y : n o n e ; }

Jumat, 04 April 2014

Memahami Sejarah TMII, Masterpeace-nya Ibu Tien Soeharto

“Bu ini patung siapa ya?” tanya Fika, siswi SD kelas 5 dari luar Jakarta kepada salah seorang gurunya saat bertamasya ke Taman Mini Indonesia (TMII) di Jakarta Timur belum lama ini. “Oh kalau ibu nggak salah salah, itu patung Ibu Tien Soeharto,” jawab gurunya. Tak puas dengan jawaban gurunya, Fika kembali melancarkan pertanyaan berikut. “Ibu Tien itu siapa ya dan kenapa patungnya ada di sini?”. Gurunya nampak kaget mendapat pertanyaan itu. “Masa kamu nggak tahu, Ibu Tien itu istri dari Bapak Soeharto, presiden RI kita dulu. Kenapa patungnya sampai ada di sini karena beliau pemrakasa dan pembangun TMII ini, seperti tertera di tulisan di bawah patung itu,” jawab guru itu.

Ketidaktahuan Fika terhadap Ibu Tien Soeharto, membuktikan bahwa sosok ibu kepala negara yang begitu fenomenal pada era Orde Baru (Orba) itu, ternyata tidak begitu popular di kalangan anak-anak era youtube dan android sekarang ini. Namun tulisan ini tidak untuk membahas soal itu, melainkan mengupas sejarah terbentuknya TMII yang merupakan hasil ide cemerlang Ibu Tien Soeharto agar anak-anak generasi sekarang kembali mengenal sosok dan jasa beliau buat bangsa ini. 

Apa yang dijelaskan ibu guru Fika itu memang benar. Ibu Tien yang bernama lengkap Hartinah ini adalah penggagas pembangunan TMII.

Gagasan itu terilhami setelah beliau mendengarkan pidato Presiden Soeharto tentang keseimbangan pembangunan antara bidang fisik-ekonomi dan bidang mental-spiritual. Ibu Tien segera menyampaikan gagasannya itu dalam rapat pengurus YHK tanggal 13 Maret 1970 di Jalan Cendana No. 8, Jakarta. Ketika itu beliau menjabat sebagai Ketua Yayasan Harapan Kita (YHK).

Dia menyampaikan bentuk dan sifat isian gagasannya berupa bangunan utama bercorak rumah-rumah adat daerah yang dilengkapi dengan pergelaran kesenian, kekayaan flora-fauna, dan unsur budaya lain dari masing-masing daerah yang ada di Indonesia. 

Gagasan itu dilandasi, antara lain, semangat untuk membangkitkan kebanggaan dan rasa cinta terhadap tanah air dan bangsa serta untuk memperkenalkan Indonesia kepada bangsa-bangsa lain di dunia. 

Gagasan tersebut makin mantap setelah Ibu Tien selaku ibu negara menyertai perjalanan kerja Presiden Soeharto ke berbagai negara, dan berkesempatan mengunjungi obyek-obyek wisata buatan di luar negeri, antara lain Disneyland di Amerika Serikat dan Timland di Muangthai. 

Dengan surat YHK, Ibu Tien Soeharto menugaskan Nusa Consultans untuk membuat rencana induk dan studi kelayakan atas dasar gagasannya itu pada tanggal 11 Agustus 1971. Tugas itu selesai dalam waktu 3,5 bulan. 

Awalnya lokasi pembangunan gagasannya itu di daerah Cempaka Putih, di atas tanah seluas lebih kurang 14 hektar. Namun Gubernur DKI Jakarta Ali Sadikin menyarankan lokasi di daerah sekitar Pondok Gede, Kecamatan Pasar Rebo, dengan luas tanah sekitar 100 hektar. Selain lebih luas, lokasi itu juga mengikuti perkembangan kota Jakarta di kemudian hari. Ibu Tien ketika itu menerima saran positif itu. 

Pada tanggal 30 Juni 1972 pembangunan dimulai tahap demi tahap secara bersinambung. Rancangan bangunan utama berupa peta relief Miniatur Indonesia berikut penyediaan airnya, Tugu Api Pancasila, bangunan Joglo, dan Gedung Pengelolaan. Dalam kurun waktu 3,5 tahun pembangunan TMII tahap pertama rampung. 

Tiga tahun kemudian, tepatnya pada tanggal 20 April 1975 TMII diresmikan pembukaannya oleh Presiden Soeharto, sekaligus menjadi tanggal lahirnya TMII. TMII boleh dibilang master piece-nya Ibu Tien, selain Taman Buah Mekarsari dan lainnya. Entalah kalau tidak ada ide brilian Ibu Tien, belum tentu Indonesia mempunyai TMII seperti sekarang ini.

Kini di usianya yang ke 39 tahun, 20 April 214 ini, taman wisata edukatif berluas sekitar 150 hektar kini telah berkembang menjadi kawasan wisata yang cukup lengkap. 

Selain puluhan anjungan provinsi dan belasan museum serta bangunan keagamaan, juga ada Istana Anak-anak Indonesia, akuarium ikan tawar, gedung pertunjukan, bioskop, kereta gantung, snowbay waterpark, arena skateboard, sarana rekreasi anak-anak, dan lainnya hingga menjadi salah satu obyek wisata favorit warga Jakarta dan sekitarnya. 

Di tengah bermunculan taman hiburan buatan lain baik yang ada di Jakarta dan sejumlah kota atau daerah lain di Indonesia, TMII tetap berdiri tegar. Namun tak bisa dipungkiri, kemunculan obyek wisata buatan lain di sejumlah negara di kawasan Asia Tenggara yang lebih modern dan berkelas dunia seperti yang ada di Singapura dan Malaysia, membuat TMII seakan tertinggal dan ketinggalan jaman. 

Diperlukan kerja keras untuk mengangkat kelas TMII ke tingkat dunia agar peminatnya semakin meluas, bukan hanya warga lokal dan Indonesia, pun masyarakat dari negara-negara tetangga, Asia, dan Eropa serta belahan benua lainnya.

Caranya dengan membenahi dan meningkatkan kemasan produk atau apa yang sudah ada di TMII termasuk acara yang dibuat menjadi lebih baik, inovatif, kekinian, dan berkelas. Ditambah kelengkapan fasilitas pendukung sesuai kebutuhan pengunjung yang selaras jaman, akses yang semakin mudah, dan  tentunya promosi yang gencar, akurat, dan intens.

Naskah & foto: adji kurniawan (adji_travelplus@yahoo.com)

Captions: 
1. Patung Replika Ibu Tien Soeharto di TMII selaku pemrakarsa pembangunan TMII. 
2. Anjungan Sumatera Barat di TMII.
3. Istana Anak-anak Indonesia, salah satu wahana bermain favorit pengunjung di TMII.

0 komentar:

Film pilihan

Bermacam informasi tentang film, sinetron, sinopsis pilihan
Klik disini

Musik Pilihan

Bermacam informasi tentang musik, konser, album, lagu-lagu pribadi dan pilihan
Klik disini

Mencari Berita/Artikel

  © Blogger templates Psi by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP