Jokowi Taklukkan Jakarta Berbekal Sebakul Simpatik
Jokowi akhirnya berhasil menjadi orang nomor satu di DKI Jakarta, setelah menaklukan lawannya Foke di putaran kedua Pilkada DKI Jakarta hari ini, Kamis (20/9/2012). Walikota Solo ini berhasil menaklukan Foke dengan bekal sebakul simpatik, selain doa ibu. Apa lagi?
Sebakul simpatik yang dibawa insinyur jebolan Fakultas Kehutanan UGM tahun 1985 ini antara lain merelokasi pedagang kaki lima di Taman Bajar Sari, Solo guna merevitalisasi fungsi ruang hijau terbuka secara damai tanpa ada aksi demo.
Kemudian dia berhasil menjadikan daerah kumuh pasar tradisional yang modern dan nyaman serta merubah Taman Balekambang menjadi taman wisata yang hijau, indah, bersih, dan asri.
Pengusaha mebel dan taman ini berani mengajukan Solo menjadi anggota Organisasi Kota-Kota Warisan Dunia dan pada tahun 2008 berhasil menjadikan Solo sebagai tuan rumah konferensi organisasi tersebut.
Dia juga sukses mempertahankan arsitektur gedung bersejarah yang difungsikan sebagai gedung es, sekalipun ketika itu dia harus berseteru dengan Gubernur Jateng yang akan menjadikan gedung itu sebagai mall.
Dan yang terakhir penyuka makan kacang kulit ini membuat kejutan menganti mobil dinasnya dengan mobil Esemka rakitan anak-anak SMK Surakarta.
Berkat gebrakannya itu, namanya menasional dan mendapat simpatik bukan hanya warga Solo pun dari daerah lain termasuk warga Jakarta. Dan ketika dia mengikuti pilkada Jakarta, langkahnya pun mengalir lancar berkat sebakul simpatiknya itu.
Faktor keberhasilan lainnya, Jokowi juga memberi warna baru dalam berkampanye. Dia merasa tidak cukup dengan sebakul simpatik, karenanya dia menciptakan trademark sendiri dengan baju kotak-kotak yang kemudian begitu memasyarakat. Branding kotak-kotak justru melambungkan namanya dan menjatuhkan trade kumis yang menjadi branding Foke.
Ditambah lagi dengan rajinnya dia turun ke lapangan mengunjungi warga Jakarta di perkampungan, pasar tradisional atau masyarakat kecil tanpa basa-basi. Dia menerapkan konsep pembukitan nyata, bukan pencitraan yang sudah memuakkan masyarakat.
Langkah ini kian membuat warga Jakarta yang sudah simpatik semakin simpatik padanya. Dan semain bertambah orang yang mendukungnya, dari kalangan bawah hingga atas, dari pedagang kaki lima, artis samapai pengusaha. Alhasil pada putaran pertama dia berhasil menundukkan Foke kendati hanya disponsori dua parpol yakni PDIP dan Gerindra, padahal lawannya didukung paropol besar seperti Demokrat, PPP, PKS dan lainnya. Ini kian membuktikan parpol tak lagi menjadi penentu, justru suara rakyatlah yang bertaji.
Banyak yang menilai, Jokowi sebenarnya sudah menjadi Gubernur DKI sejak kemenangannya di ronde pertama itu. Aroma kemenangannya pun bahkan sudah tercium saat dia mencalonkan diri menjadi calon gubernur DKI Jakarta. Dan semakin tercium bau juara itu setelah dia memenangkan putaran pertama itu. Lihat saja dukungannya di jejaring sosial termasuk di BBM lewat pesan broadcase (bc), hampir sebagian besar menyanjung dia. Dan sebaliknya mengejek rivalnya.
Dukungan itu semua datang dari warga, tanpa diiming-iming dan bla-bla-bla lainnya. Itu murni suara warga yang bersimpatik padanya dan berharap dia menjadi orang yang membawa perubahan yang lebih baik bagi Jakarta.
Hal lain yang membuat Jokowi menang adalah kerendahan dan kesantunannya dalam berpolitik dan berdemokrasi. Dia tetap rendah hati.
Yang tak kalah menarik, keberhasilannya juga buah dari sikapnya yang patuh pada ibunya yakni Sujiatmi Notomiadjo. Sehari sebelum putaran kedua, dia pulang ke Solo untuk sungkem kepada ibunda tercinta. Dan sebelum dia mencoblos di putaran kedua, dia kembali sungkeman kepada ibunya yang datang ke Jakarta.
Saat dia sungkem, ibunya jelas mendoakan putra kesayangannya itu. Dan hasilnya, dengan doa ibu pula dia berhasil memboyong tropi ondel-ondel hingga dia kini menduduki pucuk Monas sebagai orang nomor satu di DKI Jakarta.
Cara Jokowi membekali dirinya dengan sebakul simpatik lalu membuat trademark sendiri ditambah dengan konsep pembuktian, turun ke lapangan langsung mendekati warga serta tetap santun berpolitik dan juga patuh pada bundanya, itulah rahasia kesuksesannya menaklukan Foke sekaligus Jakarta.
Jika Jokowi berhasil membawa Jakarta lebih baik hingga mendapat simpatik kembali, rasanya kariernya dalam pemerintahan akan semakin cemerlang. Bisa jadi bakal menjadi presiden RI masa depan, jika memang usianya masih memungkinkan.
Dan rasanya bakal sulit lawan politiknya mengalahkannya 5 tahun ke depan dalam ajang Pilkada Gubernur DKI berikutnya. Kecuali penantangnya itu membekali dirinya, paling tidak melebihi apa yang pernah dilakukan Jokowi dengan hati tanpa basa-basi dan pencitraan yang memuakkan.
Selamat buat Jokowi.
Naskah & Foto: Adji Kurniawan (adji_travelplus@yahoo.com)
0 komentar:
Posting Komentar