. q u i c k e d i t { d i s p l a y : n o n e ; }

Jumat, 03 Agustus 2012

Ayo Stop Perdagangan Harimau Sumatera di Internet


ASTAGA, Harimau Sumatera dan bagian tubuhnya diperjualbelikan di internet. Ada ratusan link yang melakukan praktek illegal ini yang berhasil dikumpulkan relawan Forum HarimauKita. Jika didiamkan, hewan bernama latin Panthera tigris sumatrae yang merupakan salah satu hewan langka dengan status kritis ini, bisa punah seperti nasib Harimau Jawa dan Bali.

Data-data penjualan harimau beserta bagian tubuhnya tersebut berhasil dikumpulkan Forum HarimauKita sejak tahun 2010. LSM ini pun berhasil mengidentifikasi beberapa situs yang sering menjadi media jual beli. Beberapa pelakunya berhasil ditangkap berkat kerjasama dengan PHKA dan lembaga mitra.

Untuk mempersempit ruang gerak pelaku, forum ini mengajak masyarakat luas dalam melawan perdagangan ilegal Harimau Sumatera dan bagian tubuhnya melalui internet.
Forum ini juga akan mendorong Pemerintah untuk bertindak tegas terhadap situs-situs yang masih melakukan praktek penjualbelian harimau dan bagian tubuhnya.

Harimau Sumatera merupakan sub-spesies harimau terakhir yang tersisa di Indonesia, setelah Harimau Bali dan Harimau Jawa mengalami kepunahan.

Menurut forum ini, populasi Harimau Sumatera semakin terancam oleh perburuan dan perdagangan ilegal bagian tubuh Harimau Sumatera. Diperparah konflik dengan manusia akibat semakin tingginya pembukaan hutan untuk kepentingan pembangunan.

Pada tahun tujuh puluhan, populasi Harimau Sumatera masih sekitar 1000 ekor. Angka tersebut diperoleh dari penelitian Borner melalui survey kuisioner di tahun 1978.

Pada tahun 1985, Santiapillai dan Ramono mencatat setidaknya 800 ekor tersebar di 26 kawasan lindung. Di tahun 1992, Tilson et. al. memperkirakan antara 400 – 500 ekor yang hidup di 5 Taman Nasional dan 2 kawasan lindung.

Dan di tahun 2007, Kementrian Kehutanan Indonesia memperkirakan minimal 250 individu Harimau Sumatera hidup di 8 dari 18 habitat Harimau Sumatera.

Sampai saat ini, perburuan ilegal masih menjadi ancaman utama kelestarian Harimau Sumatera. Hampir seluruh bagian tubuh harimau menjadi koleksi yang paling diincar di pasar gelap.

Mills dan Jackson melaporkan lebih dari 3990 kilogram tulang harimau Sumatera diekspor ke Korea Selatan sejak 1970 sampai 1993. Tulang-tulang tersebut dijadikan bahan baku obat tradisional China.

Selain itu, Sheppard dan Magnus memperkirakan setidaknya 253 ekor Harimau Sumatera diambil dari habitatnya antara tahun 1998 hingga 2002. Sebagian besarnya diambil secara ilegal.

Pemerhati fauna UGM Dr Satyawan Pudyatmoko dalam seminar konservasi Harimau Sumatera di Auditorium Fakultas Kehutanan UGM, Jogja mengungkapkan Harimau Sumatera kini terancam mengalami kepunahan sebagaimana Harimau Jawa dan Bali.

Menurutnya populasinya semakin menurun seiring maraknya perdagangan ilegal satwa liar dan deforestasi hutan. “Indonesia merupakan satu-satunya negara di dunia yang mengalami kepunahan dua sub species harimau sekaligus," jelasnya.

Perlu langkah serius agar Harimau Sumatera itu tidak punah. Salah satunya dengan menambah lahan kawasan konservasi sebagai areal habitat populasi lestari. “Agar bisa lestari dalam jangka 100 tahun minimum kawasan konservasi menampung 250 ekor harimau dengan luas minimum habitat 1 ekor per 100 kilometer persegi," terangnya.

Luas habitat kawasan konservasi saat ini, tinggal 58.321 kilometer persegi. “Padahal luas habitat potensial mencapai 144 ribu kilometer persegi. Sementara hanya 29 persen dari habitat harimau yang masuk dalam kawasan konservasi,” paparnya.

Dalam rangka meningkatkan kepedulian masyarakat terhadap upaya konservasi harimau di alam liar. Tanggal 29 Juli 2012 lalu, sejumlah komunitas peduli harimau merayakan peringatan Hari Konservasi Harimau se-Dunia (Global Tiger Day).

Peringatan yang dirayakan di seluruh dunia ini menjadi awal untuk meningkatkan kepedulian masyarakat untuk terlibat aktif mengawasi perdagangan Harimau Sumatera lewat internet.

Di Indonesia, peringatan Global Tiger Day digelar di berbagai kota di Indonesia, antara lain Jakarta, Bengkulu, Jambi, Palembang dan Padang. Di Jakarta dilaksanakan di Lapangan Monas.

Harimau Sumatera hanya ditemukan di Pulau Sumatera. Spesies ini hidup dimana saja, baik hutan dataran rendah, hutan pegunungan maupun di tempat yang tak terlindungi.

Setiap hari Harimau Sumatera kehilangan “rumahnya”. Penyebabnya, daerah tempat tinggalnya dirubah manusia menjadi hutan terbuka untuk lahan pertanian, perkebunan komersial, perambahan oleh aktivitas pembalakan dan pembangunan jalan. Akibatnya mereka memasuki wilayah yang lebih dekat dengan manusia.

Penyebab utama menurunnya populasi Harimau Sumatera yang kerap disorot adalah perburuan liar dan illegal logging. Pembalakan liar ini sampai kini masih sering terjadi di kawasan tempat tinggal Harimau Sumatera. Dan kini mucul sorotan lain lagi yakni perdagangan harimau lewat internet. Jika semua ini didiamkan, kemungkinan terjadi kepunahan ada di depan mata.

Naskah dan Foto: Adji Kurniawan (adji_travelplus@yahoo.com)

0 komentar:

Film pilihan

Bermacam informasi tentang film, sinetron, sinopsis pilihan
Klik disini

Musik Pilihan

Bermacam informasi tentang musik, konser, album, lagu-lagu pribadi dan pilihan
Klik disini

Mencari Berita/Artikel

  © Blogger templates Psi by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP