Wajib Heran di Pasar Hewan Tak Biasa Tomohon
Berwisata religi Islami saat berpuasa itu lumrah. Tapi kalau berwisatanya ke daerah yang penduduknya mayoritas non muslim lalu mengunjungi pasar yang menjual aneka hewan yang haram disantap Muslim, itu baru beda. Coba saja datangi Pasar Hewan Beriman di Tomohon, Sulawesi Utara saat penyelengaraan Festival Bunga Internasional atau Tomohon International Flower Festival; (TIFF) pada 8-12 Agustus 2012. Dijamin, Anda bakal terheran-heran.
UNIK dan TAK BIASA. Itulah kesan pertama ketika saya datangi Pasar Hewan Beriman di Tomohon. Maklum biasanya di Jawa dan daerah lain, para pedagang di pasar hewannya hanya menjual ayam, sapi, kambing, kerbau, sapi, dan ikan.
Tapi di Pasar Hewan Beriman Tomohon, para pedaganyya tidak menjual itu semua. Yang mereka jajakan kelalawar yang oleh masyarakat setempat disebut paniki, tikus hutan, ular piton, anjing (biasa disebut RW), babi, bahkan kera.
NGERI. Itu kesan kedua ketika kali pertama saya masuki pasar ini lebih dalam. Bagaimana tidak, hewan-hewan yang dimata saya tidak biasa itu dijajakan di kios-kios. Ada yang masih hidup, ada juga yang sudah mati.
MENARIK. Itu kesan yang saya dapati berikutnya ketika melihat para pembeli yang kebanyakan para ibu rumah tangga, lebih suka memesan hewan hidup kemudian dipotong, misalnya ular piton, atau dibakar seperti anjing dan babi.
Setelah dibunuh, anjing kemudian dibakar dengan cara disemprot dengan semprotan api berbahan gas. Sementara ular piton yang masih hidup kemudian dipotong-potong sesuai permintaan pembelinya.
Lain lagi dengan kelelawar. Yang dijual lebih banyak yang sudah mati atau dengan kata lain sudah dibakar dan atau diasapkan.
Selain di Pasar Beriman Tomohon, ada satu lagi pasar yang menjual hewan-hewan tak biasa itu, yakni di Pasar Langowan. Namun pasar yang kerap dikunjungi wisatawan adalah Pasar Beriman Tomohon.
HERAN. Itulah perasaan yang mengiriku usai melihat pasar ini. Dan keheran itu rasanya dihinggapai semua pengunjung yang baru pertama kali ke sana. Karena itu ada istilah wajib heran di pasar ini.
Dari keheranan itu lalu timbul pertanyaan mengapa pasar hewan tak biasa itu sampai ada di Tomohon. Usut punya usut, ternyata masyarakat Minahasa Tomohon dan yang mentap di daerah lainnya, yang kini umumnya Nasrani memang sudah sejak lama menyukai makan hewan-hewan yang aneh itu.
Mereka menyantapnya bukan cuma untuk lauk sehari-hari, pun sebagai menu utama saat ada hajatan seperti selamatan, pernikahan, ulag tahun dan lainnya. Pemkot Tomohon pun selalu menghidangkan masakan yang tergolong ekstrim itu tiap menggelar hajatan.
Masyarakat Tomohon biasanya mengolah RW dengan dimasak pedas. Cabenya banyak lalu disiram satu sloki cap tikus atau minuman keras khas Manado yang terbuat dari aren. Sedangkan paniki, tikus, dan ular piton dimasak dengan santan.
Kalau daging babi banyak pilihan dimasaknya seperti seekor babi dipanggang sekaligus atau biasa disebut babi guling yang dengan ditaburi mentega dan perutnya diisi sayuran. Selian itu dibakar (satey ragey), dimasak di bambu (tinorangsak, pangi), atau dimasak loba dengan gula aren dan kecap manis.
Menu Ekstrim
Wisatawan non muslim banyak yang mencoba menu esktrim itu di sejumlah rumah makan yang ada di sepanjang jalan Manado-Tomohon, sambil menikmati pemandangan Kota Manado dari ketinggian.
Bagi Anda yang muslim, sekadar ingin tahu keunikan pasar ini, ya boleh-boleh saja datang. Tapi ingat, jangan mencicipinya, apalagi saat sedang berpuasa.
Tak sulit mencapai Pasar Hewan Beriman. Kalau tidak macet, Tomohon dapat dijangkau tak sampai 1 jam dari Manado. Jalannya memang menanjak dan berkelok-kelok namun menawarkan panorama indah antara lain Teluk Manado dari ketinggian.
Kalau Anda datang sendiri ala backpacker, naik saja bis umum dari Terminal Karombasan, Manado ke Tomohon dengan tarip Rp.8000 per orang, turun di Terminal Beriman Tomohon. Dari situ, tinggal jalan kaki ke Pasar Beriman Tomohon yang berada di Kelurahan Paslaten, Kecamatan Tomohon Timur. Pasar itu letaknya bersebelahan dengan terminal.
Kalau ingin bermalam di Tomohon, pilih saja resort dan cottage di kaki Gunung Lokon dan Mahawu karena menawarkan pemandangan indah. Kalau enggan, ya balik lagi ke Manado. Tapi ingat ya tetap berpuasa.
Naskah & Foto: Adji Kurniawan (adji_travelplus@yahoo.com)
0 komentar:
Posting Komentar