Porno Aksi dan Hina Tuhan, Itu Alasan Konser Lady Gaga Dilarang
Konser Lady Gaga, Minggu 3 Juni mendatang di Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta dibatalkan bukan semata karena si-Mother Monster ini kerap tampil kelewat berani hingga ditakutkan menimbulkan sensasi yang membahayakan keamaman sebagaimana disampaikan Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Rikwanto. Tapi ada hal lain. Padahal panitia konser 'Lady Gaga The Born This Way Ball' sudah mendapatkan restu dari Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Marie Elka Pangestu. Apakah pelarangan ini bukti industri kreatif belum diterima sepenuh hati?
Seperti kita ketahui, seni pertunjukan merupakan bagian dari industri kreatif yang pengembangannya kini diemban Kementerian Pariwisata dan Ekonimi Kreatif (Kemenparekraf). Jelas saja Mari Elka Pangestu selaku menterinya merestui rencana pagelaran konser si pemilik jutaan fans bernama Little Monster ini, mengingat ada perputaran ekonomi yang dapat meningkatkan pendapatan masyarakat selain tentunya turut terpromosikan pariwisata Indonesia ke dunia.
Tapi sayang, restunya itu tak mungkin terwujud. Lantaran pihak kepolisan sudah mengumumkan pelarangan Konser Lady Gaga yang kemudian didukung oleh Anggota DPR dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), Hizbut Tahrir Indonesia (HTI), dan Indonesia Police Watch (IPW). Bahkan beberapa arti termasuk yang mendukung penolakan itu. Sebelumnya, penolakan konser Lady Gaga ini lebih dulu ditegaskan Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan Front Pembela Islam (FPI).
Ketua DPD Front Pembela Islam (FPI) Jakarta, Habib Salim Assegaf. Menurutnya penolakan keras ini dilakukan untuk menegakkan syariat Islam, terlebih mengingat dalam setiap penampilannya, Lady GaGa selalu berpenampilan seksi dan seronok.
Bahkan kata Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Rikwanto penolakan itu karena pemilik nama lengkap Stefani Joanne Angelina Germanotta ini kerap, mengumbar aurat, penyuka sesama jenis dan tidak mendidik. Sehingga dinilai tidak sesuai dengan ajaran budaya Bangsa Indonesia.
Hal senada juga dilontarkan politisi PKS, Indra. Menurutnya penampilan Lady Gaga yang seronok dan tariannya yang erotis jelas-jelas bertentangan dengan budaya bangsa dan tidak bermoral. Penampilannnya juga melanggar UU pornografi.
Anggota Komisi III (membidangi masalah hukum) DPR ini memandang penolakan oleh Polda Metro Jaya sudah tepat. Apalagi, mendengar masukan-masukan dari berbagai elemen seperti MUI. “Jika tidak dilarang, ditakutkan terjadi bahaya aksi anarkisme dan main hakim sendiri,” jelasnya.
Pelarangan konser ini lanjut Indra juga sebagai bentuk antisipasi. dan sudah berlandaskan pada aturan hukum yang tepat. "Pelarangan tersebut sangat beralasan di mata hukum. Yakni menegakkan UU Pornografi dan melakukan upaya pencegahan tindak kekerasan atau benturan di masyarakat yang merupakan tanggungjawab Kepolisian," katanya.
Kemdagri mendukung langkah Polda Metro Jaya yang membatalkan konser itu. Kata Mendagri Gamawan Fauzi penolakan itu sebagai bentuk pelindungan terhadap segenap bangsa Indonesia. “Daripada banyak mudharat-nya dibanding baiknya. Saya homati tindakan Kepolisan itu karena saya kira itu langkah yang baik," ungkapnya.
Penolakan PPP beralasan lain. Menurut Sekjen DPP PPP Romahurmuzy syair lagu Lady Gaga yang tidak religi membuat PPP menolak kedatangannya untuk konser di Indonesia. "Kita menilai syair lagu Lady Gaga ini anti religiusitas. Sementara dasar negara kita adalah religius. Kita harus ingat dalam TAP MPR sudah disebutkan dilarang menyebarkan paham anti religiusitas," ungkapnya.
Romi, sapaan akrab Romahurmuzy menambahkan lagi kalau banyak syair lagu Lady Gaga yang tidak pantas ditiru anak muda karena menganut paham vandalis.
HTI kabupaten Kusus mendukung langkah Polda Metro Jaya melarang Lady Gaga berkonser karena dinilai tidak memberikan kontribusi apa-apa terhadap pembangunan bangsa dan bahkan kontradiktif terhadap upaya membbangun karakter generasi muda.
Ketua DPD II Hizbut Tahrir Indonesia Kabupaten Kudus, Agung Dwi Nurcahyo menyatakan pihaknya berharap agar konser-konser yang dikembangkan pada masa mendatang tidak melanggar nilai-nilai agama. “Sebaiknya acara yang digelar dapat diarahkan pada pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi karena itu jauh lebih banyak manfaatnya," tandasnya.
Agung menolak kalau pelarangan konser Lady Gaga itu bertentangan dengan kebebasan berkesenian. “Berkreasi dan berkesenian itu boleh-boleh saja. Cuma jangan melanggar nilai-nilai ajaran agama,” tegasnya seraya menambahkan jangan sampai mengorbankan moralitas generasi muda karena ingin meraup keuntungan finansial semata.
Dalam siaran persnya, IPW mendukung langkah kepolisian melarang Lady Gaga berkonser di Jakarta karena ditakutkan melanggar UU Antipornografi. IPW berharap pihak kepolisian bersikap konsisten dengan keputusannya itu. Dalam Pasal 19 ayat B UU Antipornografi disebutkan (adalah tugas Polri untuk) melakukan pengawasan terhadap pembuatan, penyebarluasan, dan penggunaan pornografi.
Ketua Presidium IPW, Neta S Pane menjelaskan bahwa dalam Pasal 21 Undang-undang Antipornografi disebutkan, masyarakat dapat berperan serta dalam melakukan pencegahan terhadap pembuatan, penyebarluasan, dan penggunaan pornografi. “Untuk itu IPW mendukung langkah Polri dalam menegakkan UU Antipornografi,” jelasnya.
Dengan pelarangan itu, diharapkan pihak asing yang ingin tampil di Indonesia dapat dan mau memahami bahwa Indonesia memiliki UU Antipornografi yang apabila tidak dindahkan akan dilarang tampil oleh Polri. Pelarangan Lady Gaga ini, lanjutnya membuktikan pihak kepolisian tidak pandang bulu mengingat selama ini sejumlah artis Indonesia kerap dicekal tampil, terutama artis-artis dangdut karena dinilai mempertontonkan porno aksi.
Lukai Demokrasi
Aktivis dan seniman Ratna Sarumpaet menilai pencekalan konser Lady Gaga melukai demokrasi bangsa. “Katanya pelarangan itu demi kebaikan masyarakat, masyarakat yang mana? Banyak kelompok yang menolak, kelompok siapa? Tiket konser itu puluhan ribu jumlahnya, berarti yang beli tiket tidak menolak. Kenapa yang tidak menolak itu tidak diajak bicara," ungkapnya dengan nada tinggi.
Pelarangan konser Lady Gaga pun mendapat serbuan pertanyaan dan kecaman dari sejumlah artis yang mendukung Lady Gaga berkonser di sini. Mereka berkicau di jejaring sosial Twitter, berharap pelantun 'Born This Way' itu jad tampil di Indonesia.
Titi Sjuman lewat akun Twitter-nya mempertanyakan alasan Polda tidak mengeluarkan izin. "Katanya Lady Gaga tidak sesuai dengan norma Pancasila. Mau tanya, kalau FPI sesuai nggak?" tulisnya.
Lain lagi dengan Ahmad Dhani, musisi berkepala pelontos menyindir sejumlah pihak atas konser Lady Gaga. “Sama LADY GAGA aja takut... Pocong dan kuntil anak Lebih serem... Dasar penakut,” tulisnya.
Vokalis Nidji, Giring menilai Lady Gaga adalah seniman sejati. Kedatangannya ke Indonesia pun diyakininya hanya untuk menghibur. Mengenai penampilannya itu adalah caranya dia mengekspresikan diri. “Dia ke sini cuma pengen nyanyi,” ujarnya.
Giring yakin pelantun 'U and I' itu akan menyesuaikan diri konser di Indonesia, dan dia menyarankan Lady Gaga mengenakan baju adat Indonesia. “Suruh aja Lady Gaga pakai batik atau pakai baju khas Bali biar sesuai sama budaya Indonesia,” selorohnya.
Selain di Indonesia, konser Lady Gaga juga ditolak di Malaysia dan Filipina. Menteri Koordinator Hukum dan Keamanan Malaysia, Dato Seri Mohamed Nazri Bin Abdul Azis, mengatakan akan melakukan hal yang sama seperti Indonesia bila Lady Gaga berkonser di negaranya.
Di Filipina, Lady Gaga yang berencana konser selama dua malam, 21 dan 22 Mei 2012 di SM Arena, Manila digoyak aksi protes oleh kelompok religius Biblemode Youth Philippines. Mereka berencana menggelar doa bersama pada Sabtu besok hingga sang bintang mendarat di Manila.
Alasan kelompok ini menolak karena menilai Lady Gaga sebagai seniman absurd yang anti Kristus. "Lady Gaga menggunakan simbol-simbol dan lirik yang secara langsung menghina Tuhan," kata Pastor Reyzel Cayanan menegaskan alasannya. Lagu yang dimaksudnya itu tak lain berjudul "Judas" yang dinilai sebagian kelompok sebagai menghina Tuhan.
Naskah: Adji Kurniawan (adji_travelplus@yahoo.com)
Foto: dok iBeller.com dan gettyImages
0 komentar:
Posting Komentar