. q u i c k e d i t { d i s p l a y : n o n e ; }

Rabu, 23 Mei 2012

Gunung Rinjani dan Bali (masih) Idaman Para Pendaki dan Wisatawan



Dari sekian banyak gunung yang ada di Indonesia, mana yang paling diminati dan menjadi idaman para pendaki di Tanah Air? Jawabnya masih Gunung Rinjani. Dan kalau ditanya daerah tujuan wisata mana yang paling ingin dikunjungi? Lagi-lagi sejumlah orang menjawab Bali. Kenapa? Lalu obyek petualangan dan destinasi mana lagi yang belakangan ini juga mencuri perhatian para pendaki, petualang, dan wisatawan?

Berdasarkan hasil wawancara dengan sejumlah pendaki di berbagai daerah seperti Aceh, Sulsel, Sulut, Sumbar, Jakarta, Yogyakarta, dan lainnya, tercatat Gunung Rinjani yang berketinggian 3.726 di atas permukaan laut (mdpl) menjadi gunung yang paling diminati untuk didaki. Dan alasannya mengerucut pada satu hal yakni keindahan puncaknya yang tiada banding.

Dari puncaknya, saat cuaca cerah di pagi hari, pendaki bakal disuguhi ‘sarapan’ panorama Gunung Agung di Bali, Gunung Ijen di Banyuwangi, dan Gunung Tambora di Sumbawa. Obyek menarik berpanorama indah juga sudah didapat sebelum puncak, antara lain Segara Anakan, sebuah danau kawah di ketinggian 2.000 mdpl.

Bukti gunung aktif yang berada di Kabupaten Lombok Timur, Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) ini begitu diminati terlihat dari data yang dimiliki Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (BTNGR) yang mencatat jumlah kunjungan wisatawan ke kawasan Gunung Rinjani pada 2009 mencapai 12.756 orang. Jumlah ini meningkat dibandingkan tahun sebelumnya sebanyak 11.391 orang. Yang menarik lagi dari jumlah wisatawan tersebut justru terbanyak dari wisatawan mancanegara (wisman) yang mencapai 9.172 orang, sisanya wisatawan Nusantara (wisnus) sebanyak 3.584 orang.

Bukti lainnya, tahun ini sejumlah komunitas pegiat alam bebas di Jabodetabek, Surabaya, dan daerah lainnya menggelar pendakian massal ke Gunung Rinjani. Dari Jabodetabek, tarifnya mulai dari Rp 1,5juta per orang. Sedangkan dari Surabaya sekitar Rp 950ribu per orang.

Ada 4 jalur pendakian resmi yang telah ditentukan pemerintah untuk pendakian ke puncak Gunung Rinjani, yakni jalur pendakian Torean di Kecamatan Bayan, Kabupaten Lombok Utara, jalur Senaru di Kecamatan Kayangan Lombok Utara, jalur pendakian Timbanuh di Kecamatan Pringgasela, Kabupaten Lombok Timur, dan jalur pendakian Sembalun di Kecamatan Sembalun Lombok Timur.

Pendaki asing yang ingin mendaki ke puncak Gunung Rinjani, biasanya menggunakan jasa pendakian atau tracking organizer (TO) yang ada di wilayah Kecamatan Sembalun dan Senggigi, Lombok Barat, NTB.

Di samping berpanorama cantik mulai dari kaki gunung hingga puncaknya, Gunung Rinjani pun mendapat sederet penghargaan baik tingkat nasional maupun dunia.

Pada tahun 2004, Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR) menerima penghargaan dunia yakni "World Legacy Award" dari National Geographic sebagai daerah wisata yang berhasil mengembangkan pariwisata berbasis ekowisata.

Empat tahun kemudian (2008), TNGR termasuk tiga finalis "Tourist for Tourism Award" untuk kategori "Destination Award" yang diselenggarakan oleh World Tourist and Tourism Council (WTC) yang bermarkas di London, Inggris.

Pada 2010, Rinjani Trek meraih juara pertama penghargaan Citra Pesona Wisata (CIPTA) untuk kategori pengelola Lembaga Swadaya Mayarakat (LSM). Rinjani Trek mengalahkan 89 peserta dari 15 provinsi yang ikut. Jalur trekking Rinjani selama 3 hari ini merupakan salah satu jalur treking terbaik di kawasan Asia Tenggara.

Rinjani Trek dikelola secara kemitraan dengan TNGR, sektor swasta termasuk industri pariwisata Lombok, dan wakil dari masyarakat. Masyarakat sekitar mendirikan koperasi yang mengkoordinir kegiatan trekking di Rinjani Trekking Center Senaru, Rinjani Information Center, dan Rinjani Trekking Sembalun-Lawang.

Tiap trek center menerapkan sistem giliran bagi pemandu dan porter, termasuk kegiatan tur desa. Penghasilan dari aktivitas pariwisata dan biaya masuk TNGR digunakan untuk konservasi, pelatihan, manajemen, dan membantu TNGR melakukan pemeliharaan jalur trekking.

Prestasi ini terulang lagi setahun kemudian. Rinjani Trek menjadi pemenang Cipta Award 2011 untuk kategori daya tarik wisata alam yang dikelola LSM/kelompok masyarakat/perorangan.

Selain itu, TNGR pun telah diusulkan untuk ditetapkan sebagai geopark (taman bumi) yang akan menambah jumlah geopark dunia yang saat ini berjumlah 53 buah yang tersebar di 17 negara, di bawah jaringan Unesco.

Di urutan kedua, gunung yang diminati para pendaki Indonesia adalah Gunung Semeru di Jawa Timur. Alasannya gunung dengan puncaknya yang bertitle Mahameru ini menjadi atapnya Pulau Jawa dengan ketinggian 3.676 mdpl. Disamping itu gunung berkawah di puncaknya yang berlabel Jonggring Saloko ini berpanorama menawan mulai dari kakinya.
Gunung Semuru termasuk dalam kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS).

Taman Nasional ini terdiri dari pegunungan dan lembah seluas 50.273,3 Hektar. Selain Semeru ada sejumlah gunung lagi di kawasan ini seperti Gunung Bromo (2.392mdpl), Batok (2.470mdpl), Kursi (2.581mdpl), Watangan (2.662mdpl), dan Gunung Widodaren (2.650mdpl) serta 4 ranu (danau) yakni Ranu Pani, Regulo, Kumbolo, dan Ranu Darungan.

Selain panorama cantik yang menjadi alasan pendaki mengidolakan Gunung Semeru adalah karena medannya yang cukup sulit serta adanya kisah tragis yang mengakibatkan kematian pendaki tersohor So Hok Gie pada tanggal 16 Desember 1969, tepat sehari sebelum ulang tahunnya yang ke-27.

Soe Hok Gei adalah mahasiswa Fakultas Sastra UI. Dia ikut gerakan mahasiswa untuk menumbangkan Soekarno. Tapi saat Soeharto naik Gie kecewa. Para aktivis mahasiswa yang dulu berjuang bersamanya satu persatu berubah. Mereka memilih meninggalkan idealisme dan memilih bergabung dalam rezim baru yang juga korup.

Gie mencintai gunung dan segala isinya. Dia penulis sejumlah sajak yang bertutur tentang kesendirian dan kerinduan bersama alam. Sajaknya yang paling terkenal tentang Gunung Pangrango.

Begini bunyinya: "Hidup adalah soal keberanian, menghadapi yang tanda tanya. Tanpa kita mengerti, tanpa kita bisa menawar terimalah dan hadapilah. Dan antara ransel-ransel kosong dan api unggun yang membara aku terima ini semua melampaui batas-batas hutanmu, melampaui batas-batas jurangmu. Aku cinta padamu Pangrango. Karena aku cinta pada keberanian hidup."

Di posisi ketiga, justru bukan gunung yang diminati para petualang, melainkan Goa Jomblang yang berada di Kecamatan Semanu, Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta, sekitar 17 Km dari Wonosari. Sekitar 45 menitan dari kota Jogja.

Kenapa diminati? karena goa ini bertipe perpaduan antar goa vertikal dan horizontal Mulut goa ini berdiameter sekitar 50 meter. Dan panjang sumuran atau vertikalnya bervariasi antara 60-90 meter. Sumuran yang dalam itulah yang menjadi daya pikatnya, pasalya untuk menuruninya, pengunjung harus menggunakan Single Rope Technique (SRT) atau teknik menelusuri gua vertikal dengan menggunakan satu tali sebagai lintasan untuk naik dan turun medan vertikal.

Pesona Bali
Pesona alam, budaya, adat-istiada, dan kermahan orang Bali menjadi alasan kuat kenapa destinasi satu ini masih menjadi idaman wisnus. Namun ada alasan unik mengapa mereka ingin berwisata ke Bali. Jawabannya adalah ingin melihat turis asing alias bule.

Rupanya kehadiran orang bule di Bali justru menjadi daya tarik sejumlah wisnus. Lucu memang, tapi itulah realitanya.

Sejumlah imej positif mengenai Bali seperti bergengsi, gaya, dan berkelas sampai everyday is holiday menjadi pendorong orang tertarik berlibur ke Pulau Dewata ini.

Di bawah Bali menyusul Kota Gudeg, Jogja. Suasana romantik Malioboro menjadi magnet terkuat orang ingin bertandang ke Jogja, selain beragam budaya Jawa-nya termasuk Keraton Jogja, Pasar Beringharjo, Pantai Parangtritis, dan juga ketersediaan sejumlah penginapan melati (homestay) yang murah namun bersih.

Setelah Jogja, menyuul Kota Bandung yang menjadi idaman sejumlah wisnus. Keberadaan sejumlah factory outlet (FO) fashion dan bermacam kuliner lezat menjadi daya tarik orang ingin bertandang ke Kota Kembang yang dulu berjuluk Paris Van Java ini.

Namun ada alasan lain yang agak nyeleneh, yakni karena Bandung terkenal dengan peyeum alias pelesetan dari peyempuan (baca: perempuan) yang geulis-geulis (cantik-cantik).

Itulah 3 obyek wisata petualangan yakni Gunung Rinjani, Gunung Semeru, dan Goa Jomblang yang kini menjadi idaman para pendaki dan petualang di Tanah Air.

Selain itu masih ada beberapa lagi seperti menyelam (diving) di Raja Ampat, mendaki Gunung Kerinci, Gunung Leuser, arungjeram di Sungai Alas di Aceh, dan menyelam di Derawan, Kaltim.

Sementara untuk destinasinya nomor satu Bali, disusul Jogja lalu Bandung. Kemudian mengikuti Lombok, Belitung yang namanya tersohor berkat film Laskar Pelangi, dan kemudian Manado. Bagaimana dengan obyek petualangan dan destinasi idaman Anda?

Naskah & Foto: Adji Kurniawan (adji_travelplus@yahoo.com)

0 komentar:

Film pilihan

Bermacam informasi tentang film, sinetron, sinopsis pilihan
Klik disini

Musik Pilihan

Bermacam informasi tentang musik, konser, album, lagu-lagu pribadi dan pilihan
Klik disini

Mencari Berita/Artikel

  © Blogger templates Psi by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP