. q u i c k e d i t { d i s p l a y : n o n e ; }

Rabu, 04 April 2012

Atap Tertinggi Aceh Itu Belum Bernama, Bukan Leuser Bukan Pula Loser



Tahukah Anda bahwa puncak tertinggi bumi Sultan Iskandar Muda atau Aceh ini sebenarnya bukanlah Puncak Leuser ataupun Puncak Loser, melainkan puncak tak bernama yang berketinggian 3445 meter di atas permukaan laut (mdpl). Kendati begitu, tugu trianggulasi buatan Belanda setinggi lebih kurang 2 meter justru terpancang kokoh di Puncak Loser yang berketinggian 3404 mdpl. Kenapa bisa begitu?

Berdasarkan peta topografi terbitan Jantop AD, ada 3 puncak yang berjejer di Gunung Leuser, masing-masing berketinggian lebih dari 3000 mdpl, yakni Puncak Leuser berketinggian 3119 Mdpl, Loser 3404 mdpl, dan satu lagi puncak tak bernama dengan tinggi 3445 mdpl.

Puncak tertinggi yang tidak bernama di Peta itu membuat banyak orang berlomba ingin menamakannya. Ada yang menamakannya Puncak Razali. Sebagai catatan, Razali atau akrab disapa Bang Jali adalah pemandu pendaki Leuser ternama yang paling sering mencapai Puncak Leuser, Loser, dan puncak tanpa nama itu. Ada juga sekelompok pendaki yang “memaksa” menamainya dengan nama Gubernur Aceh saat itu yakni Syamsudin Mahmud agar mendapatkan suntikan dana.

Kendati sejumlah pihak berusaha terus menamakan puncak tersebut sesuai maksud dan tujuan masing-masing. Namun sampai detik ini, di peta resmi gunung tertinggi di Tanah Rencong ini masih belum bernama.

Bentuk Puncak Leuser sendiri bukan seperti bentuk puncak gunung berapi pada umumnya. Puncak tersebut kalau Anda lihat dari Puncak Loser berupa sebidang padang rumput luas dengan sejumlah gundukan kecil, dan salah satu gundukan itu adalah Puncak Leuser.

Kalau Anda mendaki Gunung Leuser dari Aceh Selatan, Puncak Leuser terlihat seperti sebuah gunung yang megah dan besar dengan patahan membentuk tebing-tebing melandai setinggi 500 meter yang di dalam peta tercantum sebagai puncak Leuser 3114 mdpl. Ada tiga air terjun besar di tebing-tebing tersebut yang suaranya terdengar kian bergemuruh keras bila Anda mendekati tebing tersebut.

Untuk melihat pemandangan itu, Anda harus melewati jalur dari Aceh Selatan yang berat, lebih berat dibanding jalur lewat Aceh Tenggara yang sejak dulu menjadi jalur umum pendakian ke Gunung Leuser.

Kalau Anda mendaki dari jalur Aceh Tenggara, tidak akan melihat pemandangan indah tersebut. Anda pun tak akan melihat kemegahan bentuk Gunung Leuser lantaran Anda lebih dulu sampai di Puncak Loser 3404 mdpl yang ber-trianggulasi berupa tugu beton 2 meter berkode S 227. Puncak Loser pun tidak seperti puncak gunung berapi. Dari Puncak Leuser, Puncak Loser nampak seperti bukit kecil.

Justru yang jelas terlihat seperti puncak gunung yang utuh dari Puncak Loser adalah puncak tak bernama itu. Anehnya kenapa puncak yang paling megah itu tidak diberi nama dan bukan pula dijadikan sebagai puncak tertinggi Gunung Leuser? Kemungkinan besar karena seringnya puncak tersebut tertutup kabut. Dan kalau Anda berusaha melihat puncak tersebut dari Puncak Leuser percuma saja, Anda tidak akan melihatnya lantaran terhalang Puncak Loser.

Akibat kerap tertutup halimun itulah, kemungkinan besar tim ekspedisi Belanda yang membangun tugu Trianggulasi di Gunung Leuser ini ketika itu, tidak melihat puncak tertinggi itu.

Masa Keemasan
Gunung Leuser pernah mengalami masa keemasan pendakian pada era tahun 80-90an. Pendaki asing berdatangan ketika itu terutama dari Jerman, Belanda, Swiss, dan AS. “Dulu setiap bulan Mei, Juni, dan Juli ada 50 pendaki asing yang mendaki ke Leuser setiap harinya. Tapi setelah terjadi konflik antara GAM dengan TNI, pendaki mancanegara menyusut tajam sampai sekarang,” kata Usman, salah seorang warga Gayo Lues yang pada era itu memiliki penginapan dan 8 pemandu ke Leuser namun kini usahanya bangkrut karena sepi pendaki asing.

Setidaknya kini ada 2 jalur pendakian menuju Puncak Leuser. Pertama, dari Aceh Tenggara, tepatnya dari Dusun Penosan, Desa Kedah. Jalur ini merupakan rute normal yang sering dipakai pendaki. Jalur satu lagi dari Aceh Selatan, tepatnya dari Desa Pasie Lembang, Kecamatan Kluet Selatan. Jalur ini jarang dipakai karena cukup jauh dan medannya lebih berat.

Untuk mencapai Dusun Penosan, Desa Kedah, dari Jakarta atau kota Anda menuju Medan, Sumatera Utara. Dari terminal Pinang Baris - Medan, naik bis berukuran besar seperti Garuda, Pinem dan lainnya ke Kutacane, ibukota Aceh Tenggara yang berjarak 233 km selama 10 - 12 jam, melewati Brastagi dan Kaban jahe.

Pilihan lain naik mobil jenis L300 milik PO. Karsimana atau PO. BTN yang pool-nya di Jalan Bintang dengan jadwal keberangkatan pukul 19.00 WIB tiap hari dan sampai di Kedah keesokan harinya.

Kutacane juga dapat ditempuh lewat Banda Aceh dengan Colt L-300. Dari Kutacane naik angkutan local berlabel Loser, Marmas, dan lainnya jurusan Blangkajeren ke Desa Angusan. Kalau tak mau repot, Anda dapat mencarter langsung ke Dusun Penosan.

Setibanya di Kedah, jangan heran kalau Anda akan diserbu para pemandu yang memasang tarif antara Rp 800ribu hingga Rp 1juta per pendakian tergantung negosiasi Anda. Untuk pendakian Gunung Leuser, Anda memang diharuskan dipandu pemandu lokal agar lebih aman.

Segera urus surat ijin pendakian berupa surat jalan kepolisian dari daerah asal Anda, organisasi asal, surat keterangan dokter, dan TNGL Aceh Tenggara serta Foto Copy KTP Anda. Atau Anda bisa minta bantuan guide untuk mengurusnya.

Namun tak kalah penting, Anda harus membawa persiapan logistik yang cukup dan tentunya fisik dan mental prima. Maklum untuk mencapai puncak Gunung Leuser bukan perkara main-main. Lewat jalur Aceh Tenggara, diperlukan waktu selama 9-10 hari tergantung cuaca dan kondisi fisik serta harus melewati 7 puncak gunung. Total pulang – pergi sekitar 14 - 16 hari.

Gunung Leuser merupakan bagian dari pegunungan Bukit Barisan sebagaimana Gunung kerinci. Gunung ini berada di dalam kawasan Taman Nasional Gunung Leuser(TNGL) yang berluas 1.094.692 Hektar. TNGL secara administrasi pemerintahan terletak di dua Provinsi Aceh dan Sumatera Utara. Provinsi Aceh yang terdeliniasi TNGL meliputi Kabupaten Aceh Barat Daya, Aceh Selatan, Aceh Singkil, Aceh Tenggara, Gayo Lues, dan Aceh Tamiang. Sedangkan Provinsi Sumatera Utara, meliputi Kabupaten Dairi, Karo, dan Langkat.

Naskah: Adji Kurniawan (adji_travelplus@yahoo.com)
Foto: dok ist

0 komentar:

Film pilihan

Bermacam informasi tentang film, sinetron, sinopsis pilihan
Klik disini

Musik Pilihan

Bermacam informasi tentang musik, konser, album, lagu-lagu pribadi dan pilihan
Klik disini

Mencari Berita/Artikel

  © Blogger templates Psi by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP