Mie Aceh Dahlan Bikin Pingin ke Aceh
Kalau Anda berwisata ke Aceh atau kebetulan ada urusan bisnis, jangan lupa menikmati aneka kuliner khasnya seperti timphan, gulai itik, kari kambing yang lezat, gulai pliek u, meuseukat yang langka dan juga ayam tangkap. Jangan lupa juga melahap Mie Aceh yang namanya paling tersohor di antara kuliner Aceh lain. Tapi kalau Anda belum sempat ke Aceh, tak usah cemas. Di Jakarta pun kini banyak orang Aceh yang berjualan Mi Aceh di berbagai tempat, salah satunya Mi Aceh Jaya Sabe.
Di warung Mie Aceh Jaya Sabe yang terletak di Jalan Raya Pasar Minggu, dekat dengan Masjid AT Taqwa, Anda dapat menikmati 3 varian Mie Aceh yakni Mie Aceh Goreng, tumis, dan rebus. “Beda Mie Aceh Goreng itu kering, yang tumis ada kuahnya tapi sedikit. Sedangkan yang rebus, kuahnya banyak,” jelas Dahlan pemilik warung tersebut yang berasal dari Sigli.
Harga masing-masing Mie Aceh terebut Rp 12.000 per porsinya yang berisi mie, toge, dan irisn sayur serta potongan daging dan udang. “Kalau yang special Rp 15.000 per porsinya di tambah dengan telur,” kata Dahlan.
Dahlan baru 4 bulan berjualan di sini. Sebelumnya pemuda berperawakan kurus ini berjualan di kampungnya di Sigli. Lantaran pendapatannya kecil, dia pun hijrah ke Jakarta. “Di Sigli seporsi mie Aceh cuma Rp 5.000. Sedangkan di Jakarta, minimal bisa Rp 12.000 dan pembelinya juga jauh lebih ramai,” akunya.
Kata Dahlan rata-rata pemuda di kampungnya pandai memasak Mie Aceh karena diajarkan oleh orang tua atau saudara yang berjualan Mie Aceh. “Pertama-tama saya juga belajar dari orang tua lalu masak sendiri dan saya berikan ke teman-teman. Sampai akhirnya mendapat rasa yang pas dan sukai banyak orang, baru saya berani berjualan sendiri,” paparnya.
Meski baru 4 bulan di Jakarta, Mie Aceh buatannya sudah banyak dipuji orang dan pelanggannya juga mulai banyak. Setiap hari Dahlan bisa menjual 60 porsi Mie Aceh. Warungnya buka mulai pukul 9 pagi sampai dengan pukul 9 malam. “Kalau sedang laris, jam 7 juga sudah tutup,” akunya.
Ramlan salah satu pelanggannya memuji Mie Aceh buatan Dahlan. “Saya sudah mencoba beberapa Mie Aceh yang ada di Jakarta. Baru di sini yang menurut saya paling nikmat dan cocok dengan perut saya,” aku Ramlan yang hampir tiap malam mampir ke warungnya Dahlan untuk menyantap Mie Aceh Rebus.
Setelah menikmati Mie Aceh Tumis buatan Dahlan, saya setuju dengan pujian Ramlan. Mie Aceh buatan Dahlan memang makyus. Rasanya, membuat saya terbayang-bayang obyek-obyek wisata alam di Aceh seperti Gunung Seulawah, dan sejumlah pantai asrinya yang sampai saat ini belum terlampiaskan. Rasanya, bikin saya pingin segera ke Aceh.
Di warungnya, Dahlan juga menjual Nasi Goreng Aceh yang citra rasanya juga beda dengan nasi goreng yang biasa dijual pedagang nasgor gerobak dan lainnya. Citra rasa Aceh-nya begitu terasa. “Tapi Mie Aceh dan nasi goreng saya tidak pakai “bumbu special” Aceh itu lho,” tegasnya.
Di Jakarta, selain warung Mie Aceh Ja Sabe, masih ada sejumlah pedagang Mie Aceh lain yang dapat Anda nikmati seperti di Pasar Minggu (Jaksel), depan RS Siaga (Pejaten-Jaksel), Tebet (Jaksel), Kebon Jeruk dan Slipi Jaya (Jakbar), dan Kelapa Gading (Jakut).
Menurut Dahlan, Mie Aceh mulai terdongkrak namanya dan mulai banyak dijual di Jakarta dan kota-kota lain setelah kejadian tsunami melanda Aceh 2004 silam. “Sebelum tsunami, Mie Aceh hanya populer di Aceh saja. Tapi setelah tsunami banyak orang mengenal Aceh lebih jauh termasuk mencari kuliner khasnya terutama Mie Aceh,” jelasnya.
Selain itu Mie Aceh, masih ada kuliner khas lainnya yang juga harus Anda nikmati kalau suatu hari nanti bertandang ke Bumi Iskandar Muda ini. Ada emping melinjo asal Kabupaten Pidie yang gurih, dodol dan kue kacang ijo Sabang beragam aneka rasa, ketan durian atau boh drien ngon bu leukat, bolu manis asal Peukan Bada, Aceh Besar, dan tentu saja kopi Gayo.
Naskah & Foto: Adji Kurniawan (adji_travelplus@yahoo.com)
0 komentar:
Posting Komentar