. q u i c k e d i t { d i s p l a y : n o n e ; }

Selasa, 03 Januari 2012

Strategi Melampaui Target 8 Juta Wisman 2012


Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) dalam jumpa pers akhir tahun lalu menargetkan kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke Indonesia pada tahun 2012 mencapai 8 juta orang dengan devisa sekitar 8,96 miliar dollar. Target ini dipastikan bakal terwujud sekalipun krisis ekonomi dunia belum pulih. Bagaimana strateginya?

Pencapaian target wisman dari 7,1 juta orang pada 2010 menjadi 7,6 juta orang pada 2011 atau 8,5 % membuktikan Indonesia masih menjadi incaran wisman dari belahan dunia. Namun sebenarnya pencapaian itu bisa lebih dari itu. Bahkan target 8 juta wisman pun sebenarnya juga bisa lebih dari itu.

Faktor pendukungnya amat banyak. Pertama, Indonesia memiliki obyek wisata yang beragam baik alam, bahari, sejarah, buatan, petualangan, dan konvensi. Kedua Indonesia juga dianugerahi bermacam budaya yang khas, termasuk aneka kulinernya. Dan masih ada faktor lain yang turut berpengaruh positif seperti murah dan banyak pilihan, masyarakatnya terbilang ramah, dan relatif aman.

Sayangnya, semua obyek wisata dan destinasinya belum tergarap dengan baik dan maksimal, baik itu sarana dan prasarananya, kesiapan sumber daya manusianya termasuk masyarakatnya dan juga pengemasannya yang masih apa adanya serta cara mempromosikannya belum efisien dan tepat sasaran.

Baru segelincir saja obyek wisata dan destinasi kita yang sudah berjalan dengan baik. Sayangnya dari tahun ke tahun masih itu-itu saja, sebut saja Bali, Jogja, Jakarta, Batam, dan Manado. Memang ada nama-nama baru yang menyedot perhatian baik wisman maupun wisnus seperti Bandung, Raja Ampat, Belitung, dan lainnya. Namun sebenarnya masih banyak lagi yang belum tergarap, dan bukan cuma ada di kota-kota besar, melainkan tersebar di sejumlah pulau yang sulit terjangkau dan juga pedalaman. Padahal kalau semunya rata tergali, pasti bakal mendatangkan wisman lebih banyak lagi.

Dibalik segudang faktor pendukung di atas, masih banyak penghambatnya. Sebut saja beberapa obyeknya masih sulit diakses dan infrastrukturnya belum memadai, masih banyak paket wisata yang belum tergarap dengan baik dan atau belum dibuat, padahal semua tersedia disini dan layak dijual, dan juga promosi yang belum maksimal.

Masih banyak pihak yang belum mengerti bahwa promosi itu sangat PENTING. Masih banyak pihak yang belum memahami apa itu promosi dan bagaimana mempromosikan sebuah obyek, event dan lainnya ke khalayak. Dan masih banyak pihak termasuk orang-orang yang berada di bidang promosi yang mandek atau dengan kata lain tidak kreatif dalam berpromosi, padahal banyak cara yang dapat dilakukan untuk itu.

Selain itu pemerintah dan pihak-pihak terkait, belum memaksimalkan potensi wisata di daerah-daerah yang menjadi pintu masuk wisman dari negara-negara yang berbatasan langsung atau negara-negara tetangga seperti dari Malaysia, Singapura, Thailand, Filipina, Papua Nugini, dan Timor Leste.

Justru negara-negara tersebut, terutama Malaysia, Singapura, dan Thailand begitu gencar melancarkan strategi “perang” menarik wisatawan asal Indonesia sebanyak-banyaknya ke negaranya dengan berbagai cara, termasuk mungkin dengan rajin menciptakan imej positif, membanggakan, dan berkelas terhadap obyek wisatanya masing-masing. Dan strategi inilah yang belum dipahami benar Indonesia.

Sebenarnya strategi untuk melampaui target 8 juta wisman tahun ini amatlah mudah. Pertama, selain terus membenahi infrastruktur di semua obyek wisata dan destinasinya serta menyiapkan SDM termasuk masyarakatnya agar menjadi tuan rumah yang baik, ramah, dan menyenangkan serta senantiasa menjaga keamanan dan ketertiban, pun tak kalah penting terus gencar berpromosi dengan bermacam cara.

Tentu promosi yang dilakukan harus efisien dan tepat sasaran. Misalnya dengan melibatkan peran media massa, baik online, cetak (Koran dan majalah), elektronik (radio & TV) sebanyak dan sesering mungkin dalam setiap kegiatan baik yang dilakukan pemerentah dalam hal ini Kemenparekraf maupun pihak swasta, stakeholder, dan industri pariwisata.

Disamping promosi, mulailah melangkah ke tahap yang lebih tinggi yakni menerapkan strategi menjaring wisman dengan berbagai cara. Tak ada salahnya mempelajari cara negara-negara tetangga yang begitu aktif melakukan promosi melalui badan promosi wisatanya, termasuk dengan melakukan invansi maskapai penerbangannya sebagaimana dilakukan Malaysia lewat AirAsia.

Atau dengan cara lain dengan rajin menggelar event, festival dan lainnya di daerah-daerah yang menjadi pintu masuk wisman dari negara-negara tetangga seperti di Batam, Bintan, Entikong, Pontianak, Singkawang, Nunukan, Balikpapan, Aceh, Medan, Atambua, Kupang, Jayapura, dan lainnya. Juga membuat paket-paket wisata yang menarik di daerah-daerah tersebut serta membuka kawasan wisata baru yang potensial di daerah-daerah tersebut.

Bila strategi ini SEPENUH HATI dijalani, dipastikan target 8 juta wisman ke Tanah Air tahun ini akan terlampaui bahkan melesat jauh. Terlebih kini ada mesin ekonomi baru berlabel EKONOPMI KREATIF dengan 15 sub sektoral antara lain fesyen, seni pertunjukan, dan kuliner yang menyatu dengan kementerian pariwisata. Dipastikan target devisa tahun ini dari sektor ini pun bakal melambung tinggi.

Kini tinggal pemerintah dalam hal ini Kemenparekraf bersama pihak-pihak terkait yang mau dan RELA bekerja keras membenahi diri serta kreatif melakukan terobosan-terobosan baru untuk memenangkan strategi itu.

Naskah & Foto: Adji Kurniawan (adji_travelplus@yahoo.com)

0 komentar:

Film pilihan

Bermacam informasi tentang film, sinetron, sinopsis pilihan
Klik disini

Musik Pilihan

Bermacam informasi tentang musik, konser, album, lagu-lagu pribadi dan pilihan
Klik disini

Mencari Berita/Artikel

  © Blogger templates Psi by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP