Menaikkan Derajat Kualitas Kopi Indonesia
Asosiasi Kopi Spesial Indonesia (AKSI) menyebut Indonesia produsen kopi terbesar ketiga setelah Brazil, Vietnam pada tahun lalu. Khusus kopi arabika, Indonesia memiliki beragam citra rasa berbeda. Untuk memperkenalkan bermacam kopi asli Nusantara, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) menggelar Indonesia Coffee Festival (ICF) yang puncaknya akan berlangsung di Ubud, Bali, Agustus 2012. Sebelumnya digelar Road to ICF di sejumlah kota, pertama di Ciwalk, Bandung, Jawa Barat, 23 Desember 2011 lalu.
"Ada tujuh belas kedai kopi dari beberapa jenis kopi di Indonesia. Kegiatan ini untuk memperkenalkan kopi serta memanjakan penikmat kopi di Kota Bandung," kata penggagas acara ini, Yanthi Tambunan di Ciwalk, Bandung.
Kegiatan ini, lanjut Pemilik Bandar Kopi ini untuk mengedukasi masyarakat agar tahu tentang kopi dan tahu potensi kopi di tanah air yang begitu besar.
Wagub Jabar Dede Yusuf yang membuka acara ini mengatakan Jawa Barat memiliki sejarah penting dalam perkembangan kopi di Indonesia karena perkebunan kopi pertama ada di Bandung yakni dikenal dengan Java Coffee atau Kopi Priangan.
"Dulu itu Priangan terkenal dengan sebutan the Land of Coffee. Yang sekarang dikenal dengan Preanger Coffee. Dulu Belanda memang menanami tanah Priangan ini dengan kopi,” jelasnya.
Kadisbudpar Jabar Herdiwan Iing Suranta megatakan akan menggenjot kuliner dan minuman khas Jabar untuk menjadi suguhan wajib bagi wisatawan. Kopi dan teh akan menjadi minuman pembuka dan minuman selamat datang bagi para tamu hotel atau restoran di Jabar.
“Kami juga akan memperkuat kedai-kedai kopi untuk menjadi salah satu tujuan wisatawan di Jabar,” jelasnya.
Wakil Menteri Pariwisata dan Industri Kreatif, Sapta mengatakan leat event ini
bukan sekadar membangun brand image ke seluruh dunia bahwa Indonesia merupakan penghasil kopi dunia, juga menjadi salah satu cara mempromosikan kopi ke seluruh dunia.
“Diharapkan dengan event ini pecinta kopi dari seluruh dunia juga datang langsung ke Indonesia menikmati kopi maupun melihat perkebunan kopi di Indonesia karena minum kopi di Negara produsennya langsung itu memberikan sensasi tersendiri," jelasnya.
Pengusaha kopi Rudy J. Pesik menjelaskan mengapa kopi Indonesia kurang terangkat di dunia karena para eksportir kopi di Indonesia mengirim kopi asal Indonesia dalam bentuk mentah.
“Harusnya dudah digiling atau siap konsums dengan kemasan yang menarik. Terlebih lagi jika sudah diblended. Contoh saja Itali, pasti akan naik pamornya,” ungkapnya.
Meski Road to ITC di Bandung ini bersifat lokal, namun jenis produk kopi yang ditampilkan cukup variatif dan hamper seluruh kopi dari Nusantara ada antara lain; Kopi Gayo, Aceh, Sidikalang, Sintong, Toraja, Jawa, Lampung, dan lainnya.
Road to ITC di Bandung selian diisi dengan Coffee Talks, juga ada demo dari beberapa penggiat kopi ternama di Indonesia.
Sejumlah stand bukan hanya menjual biji kopi maupun yang sudah digiling tapi juga memperlihatkan proses penyajian kopi, mulai dari teknik penyajian tradisional seperti menggunakan arang batu sebagai media menanak air demi mendapatkan aroma khas kopi sampai yang full automatic, seperti yang diperagakan Bandar Kopi, Roswell, Kopi Kamu dan Rollas Kopi, dan lainnya yang merupakan penggiat kopi ternama di Indonesia.
Beberapa stand juga menyuguhkan bermacam penganan khas daerah yang unik serta lezat sebagai teman santap ngupi. Acara ini ditutup dengan pagelaran musik Tonny Q Rastafara serta Amy & Friends feat Marsha yang kian menghangatkan suasana.
Naskah & Foto: Adji Kurniawan (adji_travelplus@yahoo.com)
0 komentar:
Posting Komentar