Yuk, Lihat Kirab Budaya Ngarak Siwur dan Nguras Enceh di Imogiri
Kalau Anda sedang berlibur di Jogja bulan ini, lanjutkan saja ke Imogiri untuk melihat kirab budaya Ngarak Siwur yang dilanjutkan dengan upacara ritual Ngurah Enceh. Tahun ini kirab budaya ke-XIV ini akan berlangsung pada 22 Desember 2012 dari Pendopo Kecamatan Imogiri berakhir di Terminal Wisata Taman Raja-Raja Mataram. Sedangkan Ngurah enceh pada 23 Desember 2012 di Komplek Raja-Raja Mataram.
Tradisi Ngarak Siwur yang digelar Forum Cinta Budaya Bangsa (Forcib) Kecamatan Imogiri, Kabupaten Bantul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan pengembangan dari tradisi Nguras Enceh (Gentong) di Kompleks Makam Raja-Raja Mataram di Imogiri.
Upacara ritual yang dilaksanakan di Komplek Makam Raja-Raja Mataram ini merupakan tradisi dalam rangka mengganti air yang terdapat dalam gentong di makam Raja-raja Imogiri. Air kurasan tersebut kemudiani dibagi-bagikan kepada masyarakat yang percaya air tersebut berkhasiat memberikan bermacam kebaikan bagi kehidupan.
Upacara ini biasanya dilaksanakan setiap Selasa Kliwon pada bulan Suro ini. Dimulai dengan mengganti air yang terdapat pada empat padasan, yakni Kyai mendung (berasal dari Roma), Nyai siem (Myanmar), Kyai danumoyo (Aceh), dan Nyai Danumurti (Palembang) kemudian dilanjutkan dengan kirab budaya.
Dalam kirab ini, peralatan nguras berupa siwur (gayung dari tempurung kelapa) dibawa dari Kecamatan Imogiri menuju kompleks Makam Raja-raja. Kegiatan ritual ini ditutup dengan pentas kesenian tradisional.
Kecamatan Imogiri berada di sebelah Tenggara dari Ibukota Kabupaten Bantul. Kecamatan seluas 5.448,6880 Ha ini berada di dataran rendah. Jarak Ibukota Kecamatan ke Pusat Pemerintahan (Ibukota) Kabupaten Bantul sekitar 8 Km.
Selain Kirab Budaya Ngarak Siwur dan Nguras Enceh, masih ada beberapa wisata budaya yang dapat kita lihat di Imogiri antara lain upacara Merti Dusun atau Jodhangan dan upacara rasulan atau bersih Desa Wukirsari.
Merti Dusun dilaksanakan di pelataran Gua Cerme, Dusun atau Srunggo I dan Srunggo II, Desa Selopamioro. Upacara bersih dusun atau sedekah bumi ini biasanya digelar setelah panen raya sebagai tanda ucap syukur kepada Tuhan yang Maha Esa.
Sedangkan upacara rasulan dilaksanakan sesudah bulan purnama, biasanya hari Legi atau Wage menurut kalenderJjawa di Masjid Giriloyo, Imogiri.
Kalau cagar budaya yang dapat dilihat antara lain Komplek Makam Raja-Raja Mataram di Kelurahan Ginirejo, Imogiri yang diperuntukkan bagi raja raja Mataram dan keluarganya. Makam ini didirikan oleh Sultan Agung antara tahun 1632 - 1640M.
Selain itu ada Makam Banyusumurup atau Pangeran Pekik, putra Pangeran Purbaya seorang penguasa di Surabaya pada sekitar abad 17 M . Setelah Surabaya ditaklukan Mataram pada 1625, Sultan Agung memerintahkan Pangeran Pekik pindah ke Mataram dan dikawinkan dengan adik Sultan Agung yaitu Ratu Pandansari. Makam Banyusumurup berada 2 Km sebelah Selatan Komplek Makam Raja-Raja Mataram. Di sini juga ada Masjid Banyusumurup berbentuk limasan yang disangga 4 pilar.
Selanjutnya Makam Giriloyo di Cengkehan, Wukirsari. Makam peninggalan masa Islam sekitar abad 17 M ini masih dikeramatkan masyarakat setempat. Tokoh yang dimakamkan disini adalah Pangeran Juminah, pamannya Sultan Agung. Makam Sultan Agung sendiri berada di Pajimatan Imogiri.
Tak jauh dari kecamatan ini kita juga bisa berwisata gua ke Gua Gajah yang berada di Dusun Sukorame, Desa Temuwuh, Kecamatan Dlingo, kawasan karst pegunungan Sewu. Gua horisontal ini dapat kita telusuri sepanjang kurang lebih 50 meter. Dinamakan gua gajah karena ada gumpalan batu yang bentuknya menyerupai gajah.
Kita juga dapat mengunjungi sejumlah sentra kerajinan yang menjadi industri kreatif masyarakat Imogiri antara lain sentra kerajinan tatah sungging di Wukirsari, sentra kerajinan batik di Giriloyo Wukirsari, sentra kerajinan keris di Banyusumurup, dan sentra pembuatan makanan keripik tempe di Imogiri.
Naskah: Adji Kurniawan (adji_travelplus@yahoo.com)
Foto: Ist.
0 komentar:
Posting Komentar