. q u i c k e d i t { d i s p l a y : n o n e ; }

Rabu, 14 Desember 2011

Program DMO Targetkan 360.000 Wisman ke Danau Toba pada 2014



Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) menargetkan kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke Danau Toba, Sumatera Utara pada 2014 sebesar 360.000 orang lewat program Destination Management Organization (DMO) yang diprakarasai Direktorat Jenderal (Ditjen) Pengembangan Destinasi Pariwisata dan Ekonomim Kreatif. Apa saja kegiatan DMO di Danau Toba?

Dirjen PDP Kemenparekraf Firmansyah Rahim menjelaskan kajian DMO telah dilakukan pihaknya sejak 2007. Dari 200 lebih destinasi yang dimiliki Indonesia akhirnya dipilih 15 destinasi yang mendapat bantuan program DMO, termasuk Danau Toba. “Saya maunya semua destinasi medapat program DMO. Tapi anggaran, kapasitas dan waktu kita terbatas, jadi harus dipilih destinasi untuk jadi lokomotif dan mendorong destinasi yang lain,” jelasya saat penandatanganan kesepatakan DMO raja Ampat denagn sejumlah stakeholders di Jakarta, Senin (12/12/2011).

Danau Toba masuk dalam program DMO dengan alasan danau vulkanik terluas di Indonesia bahkan di Asia Tenggara ini memiliki potensi wisata alam luar biasa. Belum termasuk wisata spiritual, sejarah, budaya, arsitektur, dan kuliner. “Alasan itulah membuat Danau Toba dan Pulau Samosir yang terletak di tengahnya menjadi aset pariwisata yang pantas dibanggakan dan dikelola secara lestari dengan program DMO,” aku Firmansyah.

Pemilihan destinasi yang perlu dibenahi, menurut Firmansyah, berdasarkan tarikan pasar atau dorongan produk. Destinasi yang pernah punya nama memerlukan biaya yang lebih rendah daripada destinasi baru.

“Danau Toba sudah punya nama, tinggal kita menyempurnakan dan membenahi. Harapannya dengan modal sedikit, kunjungan bisa naik. Contohnya lainnya Toraja,” terangnya.

Firmasnyah mengakui banyak permasalahan yang dialami industri pariwisata Danau Toba saat ini, antara lain infrastruktur seperti jalan tidak memadai, serta hotel dan biro perjalanan tidak sinergi, termasuk masalah lingkungan. Utuk mewujudkan pengelolaan danau ini secara berkelanjutan, Kemenparekraf sepakat melestarikan dan memulihkan fungsi Danau Toba melalui kerjasama dengan stakehorlders termasuk sejumlah kementerian lain.

Kegiatan DMO yang dilakukan di Danau Toba, lanjutnya antara lain pengelolaan ekosistem danau, pemanfaatan sumber daya air, pengembangan sistem monitoring, evaluasi dan informasi danau serta langkah-langkah adaptasi dan mitigasi perubahan iklim terhadap danau, pengembangan kapasitas kelembagaan serta koordinasi dalam rangka sinkronisasi dan sinergitas berbagai program kegiatan yang berkaitan dengan pengelolaan ekosistem Danau Toba. Tak ketinggalan kegiatan meningkatkan peran masyarakat serta penyediaan dana berkelanjutan.

“Program DMO Danau Toba kita hanya memoles-moleh apa saja yang kurang agar kembali seperti semula dengan perbaikan-perbaikan karena bebearpa infrastrukturnya sudah ada sebelum ada program ini. Dulu Danau Toba pernah hebat lalu anjlok karena ada masalah. Kini dengan program DMO, kita upayakan bangkit lagi,” paparnya.

Dengan program ini, diharapkan kejayaan Danau Toba kembali termasuk perolehan wismannya bisa meningkat. "Dulu sekitar tahun 1997 Danau Toba dikunjungi 300 ribu wisman. Tapi tahun 2008 menurun menjadi 50 ribu orang, dan tahun 2010 cuma 150 ribu wisman", ujarnya.

Program DMO Danau Toba dimulai tahun 2011, prosesnya diperkirakan membutuhkan waktu 5-10 tahun. Ukuran keberhasilan DMO Toba dapat terilihat pada 2014. “Dengan DMO harus bisa mencapai 360 ribu kunjungan wisman pada tahun 2014 sesuai dengan pencapaian pada tahun 1997", ujar Firmansyah.

Selain Danau Toba, ada 14 destinasi lagi yang masuk program DMO yakni Pangandaran (Jawa Barat), Komodo-Kelimutu-Flores (NTT), Java Promo-Borobudur (Jawa Tengah), Bunaken (Sulawesi Utara), Regional Bali-Danau Batur (Bali), Rinjani (NTB), Kota Tua Jakarta (DKI Jakarta), Toraja (Sulawesi Selatan), Bromo-Tengger-Semeru (Jawa Timur), Raja Ampat (Papua Barat), Wakatobi (Sulawesi Tenggara), Tanjung Puting (Kalimantan Tengah), Derawan (Kalimantan Timur), dan Sabang (Aceh).

Sekditjen PDP, Kemenparekraf Achyaruddin selaku ketua pelaksana 15 DMO tersebut menjelaskan biaya yang diberikan dalam program DMO tidak sama antara satu destinasi dengan destinasi lain. “Biayanya berkisar anatar Rp 1-4 miliar. Khusus Danau Toba Rp 4 miliar pada tahun 2011. Biaya tersebut diluar pembangunan fisik,” jelasnya.

Naskah: Adji Kurniawan (adji_travelplus@yahoo.com)
Foto: Adji & Akbar-Kemenparekraf

0 komentar:

Film pilihan

Bermacam informasi tentang film, sinetron, sinopsis pilihan
Klik disini

Musik Pilihan

Bermacam informasi tentang musik, konser, album, lagu-lagu pribadi dan pilihan
Klik disini

Mencari Berita/Artikel

  © Blogger templates Psi by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP