Musik Bambu Punya Kans Go International
Sukses menggelar empat kali event Bambu Nusantara World Musik Festival, tahun ini Kemenbudpar kembali menggelar acara serupa di Sasana Budaya Ganesha, Bandung, Jawa Barat, 1-2 Oktober 2011. Kualitas event kelima ini terlihat semakin baik. Terlihat dari pengisi acaranya yang terdiri atas musisi tersohor baik dari dalam negeri dan mancanegara. Tahun depan, event ini bakal diboyong ke Jakarta dengan skala yang lebih besar. Lebih go international.
Festival musik bambu ini bisa menjadi festival musik yang sehebat Java Jazz Festival (JJF) yang sudah mendunia. Untuk mewujudkan itu, rencananya tahun depan Kemenbudpar akan menggelarnya di Jakarta.
“Lokasinya mungkin di Jakarta Convention Center (JCC),” jelas Dirjen Pemasaran Pariwisata Kemenbudpar Sapta Nirwandar saat jumpa pers pelaksanaan Bambu Nusantara World Musik Festival kelima dengan sejumlah media cetak, online, dan elektronik di Gedung Sapta Pesona, Jakarta, Selasa (27/9/2011).
Untuk menggolkan rencana itu, lanjut Sapta diperlukan langkah-langkah. Di antaranya melihat hasil dari penyelengaraan Bambu Nusantara World Musik Festival ke-5 di Bandung tahun ini.
Selain itu, menyiapkan dana mengingat utnuk menggelar festival musik bambu bertaraf internasional yang besar dibutuhkan biaya yang besar. “Untuk menyewa lokasi di JCC itu kan mahal. Belum yang lainnya,” jelasnya.
Mengenai dana, mengingat sponsor belum banyak akan diajukan ke DPR. “Sponsor kalau untuk acara semacam ini suka pelit. Makanya kita akan usulkan ke DPR kemudian mereka bahas, mudah-mudahan mereka setuju,” jelasnya.
Tak kalah penting juga, meminta dukungan kepada orang-orang yang mengerti seni pertunjukan, termasuk seniman Jawa Barat yang memahami masalah musik bambu.
Terakhir, PR-ing juga harus kuat agar gaungnya terdengar dan tercipta komunitas pecinta music bambu. “Kalau jazz sudah punya komunitas kuat, diharapkan dengan adanya PR-ing akan terbentuk komunitas musik bambu,” jelasnya.
Sapta optimis rencana meng-go international-kan musik bambu menjadi festival sekualitas JJF dapat terwujud. “Saya yakin kita bisa, ditambah dukungan media,” jelasnya.
Sebagai daya tarik, lanjutnya, nanti selain festival musik, juga akan disediakan ruangan khusus ntuk menjual kuliner yang masih terkait dengan bambu. “Seperti sate yang tusukannnya dari bambu,” ungkapnya.
Pengisi Acara
Direktur Program Republik Entertainment selaku event organizer acara Bambu Nusantara World Musik Festival 2011 di Bandung, Iman Noer Adi mengatakan dalam festival musik bambu kelima ini terbagi 3 tempat, dua lokasi di utara dan selatan gratis, sedangkan di dome, pengunjung dikenakan tiket masuk. "Tiketnya Rp 50.000 per orang per hari dan tiket terusan Rp 75.000 per orang per hari mengingat pengisi acaranya berkelas dunia," terangnya.
Pengisi acara di dome pada hari pertama, Sabtu, 1 Oktober 2011 antara lain penyanyi berdarah Ace Rafli Wa Saja, band anak muda yang tengah naik daun di Bandung Sruti Respati, dan SambaSunda yang akan membawakan 8 lagu.
Sedangkan Pada hari kedua, Minggu, 2 Oktober 2011 antara lain Ozenk Percussion yang berkolaborasi dengan Dwiki Dharmawan, Balawan dengan Gamelan Mastro Project-nya, Sarasvati featuring SMA Pasundan 2, dan Sawung Jabo sebagai penutup acara.
Selain itu, ada workshop dan pameran produk kreatif dan karya seni dari bambu termasuk fasion berlabel eco fashion dengan aksesoris bambu seperti gelang, topeng bahkan helm dari bambu serta kuliner.
Naskah & Foto: Adji Kurniawan (adji_travelplus@yahoo.com)
Festival musik bambu ini bisa menjadi festival musik yang sehebat Java Jazz Festival (JJF) yang sudah mendunia. Untuk mewujudkan itu, rencananya tahun depan Kemenbudpar akan menggelarnya di Jakarta.
“Lokasinya mungkin di Jakarta Convention Center (JCC),” jelas Dirjen Pemasaran Pariwisata Kemenbudpar Sapta Nirwandar saat jumpa pers pelaksanaan Bambu Nusantara World Musik Festival kelima dengan sejumlah media cetak, online, dan elektronik di Gedung Sapta Pesona, Jakarta, Selasa (27/9/2011).
Untuk menggolkan rencana itu, lanjut Sapta diperlukan langkah-langkah. Di antaranya melihat hasil dari penyelengaraan Bambu Nusantara World Musik Festival ke-5 di Bandung tahun ini.
Selain itu, menyiapkan dana mengingat utnuk menggelar festival musik bambu bertaraf internasional yang besar dibutuhkan biaya yang besar. “Untuk menyewa lokasi di JCC itu kan mahal. Belum yang lainnya,” jelasnya.
Mengenai dana, mengingat sponsor belum banyak akan diajukan ke DPR. “Sponsor kalau untuk acara semacam ini suka pelit. Makanya kita akan usulkan ke DPR kemudian mereka bahas, mudah-mudahan mereka setuju,” jelasnya.
Tak kalah penting juga, meminta dukungan kepada orang-orang yang mengerti seni pertunjukan, termasuk seniman Jawa Barat yang memahami masalah musik bambu.
Terakhir, PR-ing juga harus kuat agar gaungnya terdengar dan tercipta komunitas pecinta music bambu. “Kalau jazz sudah punya komunitas kuat, diharapkan dengan adanya PR-ing akan terbentuk komunitas musik bambu,” jelasnya.
Sapta optimis rencana meng-go international-kan musik bambu menjadi festival sekualitas JJF dapat terwujud. “Saya yakin kita bisa, ditambah dukungan media,” jelasnya.
Sebagai daya tarik, lanjutnya, nanti selain festival musik, juga akan disediakan ruangan khusus ntuk menjual kuliner yang masih terkait dengan bambu. “Seperti sate yang tusukannnya dari bambu,” ungkapnya.
Pengisi Acara
Direktur Program Republik Entertainment selaku event organizer acara Bambu Nusantara World Musik Festival 2011 di Bandung, Iman Noer Adi mengatakan dalam festival musik bambu kelima ini terbagi 3 tempat, dua lokasi di utara dan selatan gratis, sedangkan di dome, pengunjung dikenakan tiket masuk. "Tiketnya Rp 50.000 per orang per hari dan tiket terusan Rp 75.000 per orang per hari mengingat pengisi acaranya berkelas dunia," terangnya.
Pengisi acara di dome pada hari pertama, Sabtu, 1 Oktober 2011 antara lain penyanyi berdarah Ace Rafli Wa Saja, band anak muda yang tengah naik daun di Bandung Sruti Respati, dan SambaSunda yang akan membawakan 8 lagu.
Sedangkan Pada hari kedua, Minggu, 2 Oktober 2011 antara lain Ozenk Percussion yang berkolaborasi dengan Dwiki Dharmawan, Balawan dengan Gamelan Mastro Project-nya, Sarasvati featuring SMA Pasundan 2, dan Sawung Jabo sebagai penutup acara.
Selain itu, ada workshop dan pameran produk kreatif dan karya seni dari bambu termasuk fasion berlabel eco fashion dengan aksesoris bambu seperti gelang, topeng bahkan helm dari bambu serta kuliner.
Naskah & Foto: Adji Kurniawan (adji_travelplus@yahoo.com)
0 komentar:
Posting Komentar