Angklung Tradigi, Suguhan Berbeda Pameran Kridaya 2011
Pameran Kerajinan Indonesia Warisan Budaya (Kridaya) 2011 yang akan digelar di Jakarta Convention Center (JCC) pada 3 - 7 Agustus nanti menampilkan aneka keranjinan perpaduan tradisional dengan sentuhan modern dari berbagai bahan terutama bambu. Salah satunya alat musik Angklung Tradigi. Apa bedanya dengan angklung biasa dan apa pula keistimewaannya?
Angklung Tradigi yang bakal disajikan dalam Kridaya 2011 bukan angklung konvesional yang selama ini kita kenal. Tradigi artinya paduan tradisional dan digital. Maksudnya angklung yang dioperasikan dengan memanfaatkan teknologi digital. “Angklung tetap dari bambu namun suara yang dihasilkan dari proses digital dengan cara dihubungkan dengan Ipad,” jelas Triesna Wacik selaku ketua panitia Kridaya 2011 di Jakarta, Kamis (28/7/2011).
Angklung Tradigi ini, lanjut Triesna merupakan inovasi terbaru. Bahkan bangsa lain sudah mengoleksinya seperti di salah satu museum di Phonix, AS sebagai koleksi terbarunya.
Keistimewaan Angklung Tradigi ini terletak dari kepraktisan memainkannya dan keefisien para pemainnya. “Otomatis pemain yang memainkan angklung ini tidak perlu banyak, tidak seperti memainkan seperangkat angklung biasa,” terangnya lagi.
Lewat pameran yang menjadikan bambu sebagai ikonnya diharapkan imej bambu berubah dari semua selalu dinilai tradisional seperti buat gubuk, tikar, perkakas dapur dan lainnya, dapat menjadi sesuatu yang lebih kekinian, modern dan tentunya citranya lebih elegan.
Sejumlah produk bambu dengan sentuhan modern itu akan dipamerkan di ruang khusus di Main Lobby JCC. Antara lain furnitur modern, bantal dari sulaman, dan kombinasi songket.
Harapan dari pameran Kridaya yang kedua ini, tambah Triesna, menginspirasi pengrajin untuk membuat kerajinan tradisional dengan sentuhan modern sehingga lebih menarik dan laku dijual serta tak dianggap kuno lagi.
Pameran yang berlangsung 5 hari ini, setiap harinya akan diisi dengan bermacam acara seperti talkshow dan demo pembuatan kerajinan dengan tujuan agar masyarakat menghargai kalau pembuatan kerajinan tersebut itu sulit dan memerlukan kedisiplinan dan ketekunan tinggi.
Mengingat pelaksanannya bertepatan dengan bulan puasa, selama pameran pengunjung akan diberikan ta’jil untuk berbuka yang dibagikan panitia dengan berkeliling. Juga akan dimeriahkan dengan kesenian bernuansa religi, marawis dan fashion show baju muslim.
Sedangkan pada pembukaan akan ditampilkan tarian Kerincing Mas dan simfoni musik bambu yang dimainkan dengan beberapa instrument musik dari bambu seperti angklung, suling, jegog Bali, saluang, calung dan lainnya.
Gratis
Pameran yang akan dibuka oleh Ani Yudhoyono ini diikuti 400 peserta dengan 315 stand. Pengunjung pameran tidak dipungut bayaran alias gratis.
Kata Triesna lagi, 51 kedutaan asing dipastikan akan menghadiri pameran ini, sehingga akan terjadi transaksi internasional. Kendati begitu, pemeran ini tidak berorentasikan ekspor. Target pasarnya tetap masyarakat dalam negeri.
“Kalau semua masyarakat Indonesia yang berjumlah ratusan juta ini menggunakan kerajinan tradisional dalam kehidupan sehari-hari, ini sudah jadi pangsa yang besar,” terangnya seraya menargetkan pengunjungnya 35 ribu orang dengan target transaksi Rp 17, 5 miliar.
Naskah & Foto: Adji Kurniawan (adji_travelplus@yahoo.com)
Angklung Tradigi yang bakal disajikan dalam Kridaya 2011 bukan angklung konvesional yang selama ini kita kenal. Tradigi artinya paduan tradisional dan digital. Maksudnya angklung yang dioperasikan dengan memanfaatkan teknologi digital. “Angklung tetap dari bambu namun suara yang dihasilkan dari proses digital dengan cara dihubungkan dengan Ipad,” jelas Triesna Wacik selaku ketua panitia Kridaya 2011 di Jakarta, Kamis (28/7/2011).
Angklung Tradigi ini, lanjut Triesna merupakan inovasi terbaru. Bahkan bangsa lain sudah mengoleksinya seperti di salah satu museum di Phonix, AS sebagai koleksi terbarunya.
Keistimewaan Angklung Tradigi ini terletak dari kepraktisan memainkannya dan keefisien para pemainnya. “Otomatis pemain yang memainkan angklung ini tidak perlu banyak, tidak seperti memainkan seperangkat angklung biasa,” terangnya lagi.
Lewat pameran yang menjadikan bambu sebagai ikonnya diharapkan imej bambu berubah dari semua selalu dinilai tradisional seperti buat gubuk, tikar, perkakas dapur dan lainnya, dapat menjadi sesuatu yang lebih kekinian, modern dan tentunya citranya lebih elegan.
Sejumlah produk bambu dengan sentuhan modern itu akan dipamerkan di ruang khusus di Main Lobby JCC. Antara lain furnitur modern, bantal dari sulaman, dan kombinasi songket.
Harapan dari pameran Kridaya yang kedua ini, tambah Triesna, menginspirasi pengrajin untuk membuat kerajinan tradisional dengan sentuhan modern sehingga lebih menarik dan laku dijual serta tak dianggap kuno lagi.
Pameran yang berlangsung 5 hari ini, setiap harinya akan diisi dengan bermacam acara seperti talkshow dan demo pembuatan kerajinan dengan tujuan agar masyarakat menghargai kalau pembuatan kerajinan tersebut itu sulit dan memerlukan kedisiplinan dan ketekunan tinggi.
Mengingat pelaksanannya bertepatan dengan bulan puasa, selama pameran pengunjung akan diberikan ta’jil untuk berbuka yang dibagikan panitia dengan berkeliling. Juga akan dimeriahkan dengan kesenian bernuansa religi, marawis dan fashion show baju muslim.
Sedangkan pada pembukaan akan ditampilkan tarian Kerincing Mas dan simfoni musik bambu yang dimainkan dengan beberapa instrument musik dari bambu seperti angklung, suling, jegog Bali, saluang, calung dan lainnya.
Gratis
Pameran yang akan dibuka oleh Ani Yudhoyono ini diikuti 400 peserta dengan 315 stand. Pengunjung pameran tidak dipungut bayaran alias gratis.
Kata Triesna lagi, 51 kedutaan asing dipastikan akan menghadiri pameran ini, sehingga akan terjadi transaksi internasional. Kendati begitu, pemeran ini tidak berorentasikan ekspor. Target pasarnya tetap masyarakat dalam negeri.
“Kalau semua masyarakat Indonesia yang berjumlah ratusan juta ini menggunakan kerajinan tradisional dalam kehidupan sehari-hari, ini sudah jadi pangsa yang besar,” terangnya seraya menargetkan pengunjungnya 35 ribu orang dengan target transaksi Rp 17, 5 miliar.
Naskah & Foto: Adji Kurniawan (adji_travelplus@yahoo.com)
0 komentar:
Posting Komentar