Pilot Garuda Mogok, Sejumlah Penerbangan Batal Hari ini
Asosiasi Pilot Garuda (APG) benar-benar memenuhi janji untuk mogok terbang hari ini, Kamis (28/7/20110). Akibatnya sejumlah penerbangan Garuda ke sejumlah kota dan daerah di Indonesia batal. Penumpang pun terlantar dan terjadi penumpukan terutama di Terminal 2, Bandara Soekarno Hatta, Cengkareng.
Kepala Pusat Komunikasi Publik (KPKP) Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata (Kemenbudpar) I Gusti Ngurah Putra yang sedianya pagi ini berangkat ke Palembang untuk menghadiri Rakornas Gubernur se-Sumatera, termasuk salah satu dari ratusan orang yang gagal berangkat karena pesawat Garuda batal terbang.
“Harusnya saya berangkat pukul 9 pagi. Sementara Sekjen Kemenbudpar Wardiyatmo sudah berangkat semalam dengan pesawat Garuda, mewakili Menbudpar Jero Wacik yang berhalangan hadir,” jelasnya.
Kata I Gusti Ngurah Putra, semula manajemen Garuda menunda-nunda pemberangkatan tanpa alasan jelas, satu jam hingga dua jam. Penumpang seperti biasa hanya mendapat konpensasi snack. Tapi akhirnya diumumkan bahwa pesawat Garuda batal terbang. “Untungnya managemen Garuda mengganti seluruh harga tiket penumpang,” terangnya.
Kata dia lagi, manajemen Garuda kewalahan melayani komplain dan pergantian tiket seluruh penumpang. “Seharusnya managemen Garuda sudah mengantisipasi lebih dulu mengingat rencana mogok ini sudah disampaikan asosiasi pilotnya sejak kemarin,” imbaunya.
Seperti diketahui, APG berencana mogok kerja terbang untuk rute-rute yang berangkat dari Jakarta (Bandara Soekarno-Hatta), baik penerbangan domestik ataupun internasional sesuai keterangan pers Presiden APG Stephanus Gerardus, kemarin yang memastikan semua anggotanya yang berjumlah 640 orang dari total 800 pilot Garuda akan melakukan mogok kerja hari ini.
Aksi tersebut dilakukan karena belum adanya kesepakatan antara manajemen dan asosiasi tersebut mengenai tuntutan anggota. Aksi tersebut terpicu karena adanya diskriminasi terkait perbedaan gaji antara kapten dan co-pilot lokal dengan pilot asing.
Penerbang asing dengan status kontrak bergaji sekitar Rp 77 juta per bulan, Sedangkan gaji kapten pilot lokal yang telah selama 20 tahun bekerja cuma Rp 43 juta per bulan.
Pemberlakuan kebijakan penggajian yang berbeda terhadap pilot asing menurut Juru bicara Garuda Pujobroto dikarenakan status mereka yang kontrak. Kendati bergaji besar, lanjutnya mereka tidak mendapatkan sejumlah fasilitas yang menguntungkan sebagaimana yang diterima pilot lokal.
Menteri BUMN Mustafa Abubakar hari ini menyatakan sudah ada kesepakatan antara manajemen dan para pilot yang tergabung dalam APG. Sayangnya kesepakatan itu dinilai sejumlah pihak telat. Penumpang Garuda hari ini terlanjur terlantar dan mengalami kerugian karena para pilot tetap mogok.
Naskah & Foto: Adji Kurniawan (adji_travelplus@yahoo.com)
Kepala Pusat Komunikasi Publik (KPKP) Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata (Kemenbudpar) I Gusti Ngurah Putra yang sedianya pagi ini berangkat ke Palembang untuk menghadiri Rakornas Gubernur se-Sumatera, termasuk salah satu dari ratusan orang yang gagal berangkat karena pesawat Garuda batal terbang.
“Harusnya saya berangkat pukul 9 pagi. Sementara Sekjen Kemenbudpar Wardiyatmo sudah berangkat semalam dengan pesawat Garuda, mewakili Menbudpar Jero Wacik yang berhalangan hadir,” jelasnya.
Kata I Gusti Ngurah Putra, semula manajemen Garuda menunda-nunda pemberangkatan tanpa alasan jelas, satu jam hingga dua jam. Penumpang seperti biasa hanya mendapat konpensasi snack. Tapi akhirnya diumumkan bahwa pesawat Garuda batal terbang. “Untungnya managemen Garuda mengganti seluruh harga tiket penumpang,” terangnya.
Kata dia lagi, manajemen Garuda kewalahan melayani komplain dan pergantian tiket seluruh penumpang. “Seharusnya managemen Garuda sudah mengantisipasi lebih dulu mengingat rencana mogok ini sudah disampaikan asosiasi pilotnya sejak kemarin,” imbaunya.
Seperti diketahui, APG berencana mogok kerja terbang untuk rute-rute yang berangkat dari Jakarta (Bandara Soekarno-Hatta), baik penerbangan domestik ataupun internasional sesuai keterangan pers Presiden APG Stephanus Gerardus, kemarin yang memastikan semua anggotanya yang berjumlah 640 orang dari total 800 pilot Garuda akan melakukan mogok kerja hari ini.
Aksi tersebut dilakukan karena belum adanya kesepakatan antara manajemen dan asosiasi tersebut mengenai tuntutan anggota. Aksi tersebut terpicu karena adanya diskriminasi terkait perbedaan gaji antara kapten dan co-pilot lokal dengan pilot asing.
Penerbang asing dengan status kontrak bergaji sekitar Rp 77 juta per bulan, Sedangkan gaji kapten pilot lokal yang telah selama 20 tahun bekerja cuma Rp 43 juta per bulan.
Pemberlakuan kebijakan penggajian yang berbeda terhadap pilot asing menurut Juru bicara Garuda Pujobroto dikarenakan status mereka yang kontrak. Kendati bergaji besar, lanjutnya mereka tidak mendapatkan sejumlah fasilitas yang menguntungkan sebagaimana yang diterima pilot lokal.
Menteri BUMN Mustafa Abubakar hari ini menyatakan sudah ada kesepakatan antara manajemen dan para pilot yang tergabung dalam APG. Sayangnya kesepakatan itu dinilai sejumlah pihak telat. Penumpang Garuda hari ini terlanjur terlantar dan mengalami kerugian karena para pilot tetap mogok.
Naskah & Foto: Adji Kurniawan (adji_travelplus@yahoo.com)
0 komentar:
Posting Komentar