Festival Topeng Nusantara 2010 Menyedot Wisman
Meskipun baru kali pertama digelar, Festival Topeng Nusantara (FTN) 2010 di Cirebon berhasil menyedot perhatian wisatawan mancanegara (wisman). Dipastikan perhelatan budaya yang bertujuan untuk melestarikan budaya topeng dan tari daerah sekaligus memperkenalkannya ke dunia internasional ini akan digelar rutin setahun sekali.
FTN 2010 yang resmi dibuka oleh Gubenur Jawa Barat Ahmad Heryawan, Sabtu pagi(16/10/2010) di Gedung Negara, Kota Cirebon juga disaksikan beberapa wisman seperti dari Taiwan. Dalam pembukaan itu Direktur Jenderal Nilai Budaya, Seni, dan Film (NBSF), Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata (Kemenbudpar) Tjetjep Suparman memberi sambutan mewakili Menbupar Jero Wacik.
Masyarakat dan tamu undangan yang hadir antara lain sejumlah duta besar dari negara sahabat dalam pembukaan FTN 2010 ini disuguhi dengan rampak tari Topeng Kelana yang dibawakan oleh puluhan penari dari beberapa sanggar tari di Cirebon dan beberapa tarian khas Cirebon lain.
Sebelum pembukaan, terlebih dulu digelar Kirab Budaya Ciayumajakuning (Cirebon, Indramayu, Majalengka, dan Kuningan). Menurut Koordinator Pelaksanaan Program FTN 2010 Peggy Melati Sukma, kirab diikuti sekitar seribu peserta terdiri atas berbagai seni tradisi Ciayumajakuning, terutama seni topeng Cirebon dan daerah lain di Nusantara.
Kirab budaya ini diawali oleh barisan keraton yang merupakan simbol budaya masyarakat Cirebon. Ada 3 kereta keraton yang ikut serta yakni Kereta Singa Barong dari Keraton Kasepuhan, Kereta Paksi Nagaliman dari Keraton Kanoman, dan Kereta Juru Mudi dari Keraton Kacirebonan. Ketiga Kereta Keraton tersebut dikawal oleh barisan prajurit masing-masing keraton yang dilengkapi dengan persenjataan lengkap seperti tombak, pedang dan tameng. Mereka berjalan mulai dari Keraton Kasepuhan hingga Gedung Negara Kantor Badan Koordinasi Pemerintahan dan Pembangunan (BKPP) Wilayah Cirebon yang jaraknya sekitar 4 Km.
Di belakang barisan Keraton ada sebuah Pedati Gede Pekalangan dari Keraton Kasepuhan, yang konon sering digunakan di zaman Sunan Gunung Jati untuk mengangkut kayu bahan baku pembangunan Masjid Sang Cipta Rasa dan Keraton Kasepuhan. Pedati tersebut dikemudikan Ki Gede Pekalangan.
Menyusul di belakang pedati Kereta Garuda, representasi seni budaya oleh sanggar seni se-Ciayumajakuning, Barongsai, dan partispasi masyarakat umum. Kirab budaya ini berbeda dengan kirab budaya yang ada di festival lainnya, karena semua pesertanya memakai topeng kreatif. Sepanjang arak-arakan, pesertanya melantunkan shalawat nabi yang diiringi musik genjring.
Kirab budaya ini semula dimulai pukul 07.00 WIB namun karena hujan mengguyur Kota Cirebon sejak subuh, diundur pukul 09.00 WIB. Setelah hujan reda, iring-iringan kereta keraton mulai berparade menyusuri jalan utama Kota Cirebon. Dari Keraton Kasepuhan terus ke jalan Merdeka, lalu ke Jl Yos Sudharso menjemput rombongan barongsay dari Vihara Dewi Welas Asih dan diteruskan ke Jl Pasuketan. Peserta kirab disambut kesenian kuda ronggeng dari Kuningan, selanjutnya ke Jl Kanggraksan, Siliwangi dan berakhir di Gedung Negara.
Selepas kirab budaya dan pembukaan, dilanjutkan dengan Pesta Rakyat dan Kuliner di Gedung Negara hingga malam hari dengan menghadirkan sejumlah artis ibu kota dan musik tarling Cirebon.
Sedangkan para tamu kenegaraan, kedutaan, budayawan, institusi budaya, dan pejabat pemerintah menikmati Gala Show FTN 2010 di Panggung Budaya “Cilimus 1928”, Prima Resort Sangkanhurip, Kuningan, pukul 17.00. WIB sekaligus merupakan puncak perayaan FTN 2010.
Gala pertunjukan dan makan malam ini dikemas dengan eksklusif berupa pagelaran spektakuler yang memadukan koreograpi, stage act, musik, lighting, dan multimedia.
Dalam FTN yg pertama ini bukan Tari Topeng Cirebon saja sebagai tuan rumah yang ditampilkan. Tapi ada sejuamakah tari topeng dan kesenian topeng dari berbagai daerah di Nusantara lain yang ditampilakan. Ada Tari Topeng Gundala-Gundala dari Sumatera Utara yang menceritakan ritual penyembahan kepada Tuhan. Tarian ini diiringi dengan seperangkat alat musik tradisiona seperti Ketengketeng, Serunai, beberapa gendang ukuran besar sampai kecil, Gons, Kecapi, flute, dan brass.
Teater tardisional Cupak Gerantang dari Loambok, Nusa Tenggara Barat Biasanya dibawakan dengan Bahasa Sasak. Bercerita tentang kepahlawanan yang dibumbuhi humor. Kisahnya diambil dari kejadian yang terjadi di daerah-daerah di Pulau Lombok seperti Mataram, Labuh Api, Bayan, Gangga, Lenek, dan lainnya.
Serta sejumlah tari topeng dari daerah lain seperti Tari Topeng Hudoq (Kalimantan Timur) khususnya suku Dayak Kenyak dan Dayak Mondang, Tari Topeng Tenget (Bali), Tari Topeng Guro Gudho (Jawa Timur), Tari Topeng Gandrung (Jawa Tengah), Tari Topeng Tunggal Betawi (Jakarta) yang ditarikan oleh 3 penari yang memakai topeng Panji, Kelana, dan Jingga, dan tentu saja Tari Topeng Cirebon (Jawa Barat) yang dulu digunakan Sunan Kalijaga untuk mensyiarkan Islam kepada masyarakat Cirebon.
Promo Pra FTN 2010
Jauh sebelum puncak FTN yang berlangsung 15-17 Oktober 2010, terlebih dulu digelar serangkaian acara yang bertujuan untuk mempromosikan FTN 2010, antara lain sayembara karya topeng tingkat nasional pada tanggal 24 Juli - 5 September 2010. Pesertanya pelajar dan mahasiswa dengan hadiah Apple iPad. Pemenangnya ditentukan oleh publik melalui online polling.
Eksibisi ekspresi perupa muda untuk Topeng Nusantara di Alun-alun Indonesia, Grand Indonesia pada 13-22 Agustus 2010. Pameran ini menampilkan karya topeng dari seniman muda, creative group, selebritis dan institusi budaya terpilih dari berbagai kota dan dari latar belakang seni yang berbeda.
Masih di bulan Agustus 2010, digelar Semarak Pemilihan Duta Topeng Cirebon yang diikuti Sanggar Seni se Wilayah III Ciayumajakuning, pelajar, dan mahasiswa serta kalangan umum untuk mendapatkan Duta Topeng Cirebon yang tampil pada puncak FTN 2010.
Pada bulan puasa, September lalu digelar Ngabuburit Ramadhan yang berhasil membuat 10.000 topeng buatan anak-anak sekolah, didampingi para seniman topeng, sambil menunggu waktu berbuka puasa di Alun-Alun Kota Cirebon.
Berkat serangkaian promo tersebut, acara kirab budaya dan pembukaan serta gala show puncak FTN 2010 berlangsung sukses dan berhasil menyedot perhatian wisman meskipun masih dalam jumlah kecil.
Naskah: Adji Kurniawan (adji_travelplus@ayahoo.com)
Foto: Dok. www.topengnusantara.com
FTN 2010 yang resmi dibuka oleh Gubenur Jawa Barat Ahmad Heryawan, Sabtu pagi(16/10/2010) di Gedung Negara, Kota Cirebon juga disaksikan beberapa wisman seperti dari Taiwan. Dalam pembukaan itu Direktur Jenderal Nilai Budaya, Seni, dan Film (NBSF), Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata (Kemenbudpar) Tjetjep Suparman memberi sambutan mewakili Menbupar Jero Wacik.
Masyarakat dan tamu undangan yang hadir antara lain sejumlah duta besar dari negara sahabat dalam pembukaan FTN 2010 ini disuguhi dengan rampak tari Topeng Kelana yang dibawakan oleh puluhan penari dari beberapa sanggar tari di Cirebon dan beberapa tarian khas Cirebon lain.
Sebelum pembukaan, terlebih dulu digelar Kirab Budaya Ciayumajakuning (Cirebon, Indramayu, Majalengka, dan Kuningan). Menurut Koordinator Pelaksanaan Program FTN 2010 Peggy Melati Sukma, kirab diikuti sekitar seribu peserta terdiri atas berbagai seni tradisi Ciayumajakuning, terutama seni topeng Cirebon dan daerah lain di Nusantara.
Kirab budaya ini diawali oleh barisan keraton yang merupakan simbol budaya masyarakat Cirebon. Ada 3 kereta keraton yang ikut serta yakni Kereta Singa Barong dari Keraton Kasepuhan, Kereta Paksi Nagaliman dari Keraton Kanoman, dan Kereta Juru Mudi dari Keraton Kacirebonan. Ketiga Kereta Keraton tersebut dikawal oleh barisan prajurit masing-masing keraton yang dilengkapi dengan persenjataan lengkap seperti tombak, pedang dan tameng. Mereka berjalan mulai dari Keraton Kasepuhan hingga Gedung Negara Kantor Badan Koordinasi Pemerintahan dan Pembangunan (BKPP) Wilayah Cirebon yang jaraknya sekitar 4 Km.
Di belakang barisan Keraton ada sebuah Pedati Gede Pekalangan dari Keraton Kasepuhan, yang konon sering digunakan di zaman Sunan Gunung Jati untuk mengangkut kayu bahan baku pembangunan Masjid Sang Cipta Rasa dan Keraton Kasepuhan. Pedati tersebut dikemudikan Ki Gede Pekalangan.
Menyusul di belakang pedati Kereta Garuda, representasi seni budaya oleh sanggar seni se-Ciayumajakuning, Barongsai, dan partispasi masyarakat umum. Kirab budaya ini berbeda dengan kirab budaya yang ada di festival lainnya, karena semua pesertanya memakai topeng kreatif. Sepanjang arak-arakan, pesertanya melantunkan shalawat nabi yang diiringi musik genjring.
Kirab budaya ini semula dimulai pukul 07.00 WIB namun karena hujan mengguyur Kota Cirebon sejak subuh, diundur pukul 09.00 WIB. Setelah hujan reda, iring-iringan kereta keraton mulai berparade menyusuri jalan utama Kota Cirebon. Dari Keraton Kasepuhan terus ke jalan Merdeka, lalu ke Jl Yos Sudharso menjemput rombongan barongsay dari Vihara Dewi Welas Asih dan diteruskan ke Jl Pasuketan. Peserta kirab disambut kesenian kuda ronggeng dari Kuningan, selanjutnya ke Jl Kanggraksan, Siliwangi dan berakhir di Gedung Negara.
Selepas kirab budaya dan pembukaan, dilanjutkan dengan Pesta Rakyat dan Kuliner di Gedung Negara hingga malam hari dengan menghadirkan sejumlah artis ibu kota dan musik tarling Cirebon.
Sedangkan para tamu kenegaraan, kedutaan, budayawan, institusi budaya, dan pejabat pemerintah menikmati Gala Show FTN 2010 di Panggung Budaya “Cilimus 1928”, Prima Resort Sangkanhurip, Kuningan, pukul 17.00. WIB sekaligus merupakan puncak perayaan FTN 2010.
Gala pertunjukan dan makan malam ini dikemas dengan eksklusif berupa pagelaran spektakuler yang memadukan koreograpi, stage act, musik, lighting, dan multimedia.
Dalam FTN yg pertama ini bukan Tari Topeng Cirebon saja sebagai tuan rumah yang ditampilkan. Tapi ada sejuamakah tari topeng dan kesenian topeng dari berbagai daerah di Nusantara lain yang ditampilakan. Ada Tari Topeng Gundala-Gundala dari Sumatera Utara yang menceritakan ritual penyembahan kepada Tuhan. Tarian ini diiringi dengan seperangkat alat musik tradisiona seperti Ketengketeng, Serunai, beberapa gendang ukuran besar sampai kecil, Gons, Kecapi, flute, dan brass.
Teater tardisional Cupak Gerantang dari Loambok, Nusa Tenggara Barat Biasanya dibawakan dengan Bahasa Sasak. Bercerita tentang kepahlawanan yang dibumbuhi humor. Kisahnya diambil dari kejadian yang terjadi di daerah-daerah di Pulau Lombok seperti Mataram, Labuh Api, Bayan, Gangga, Lenek, dan lainnya.
Serta sejumlah tari topeng dari daerah lain seperti Tari Topeng Hudoq (Kalimantan Timur) khususnya suku Dayak Kenyak dan Dayak Mondang, Tari Topeng Tenget (Bali), Tari Topeng Guro Gudho (Jawa Timur), Tari Topeng Gandrung (Jawa Tengah), Tari Topeng Tunggal Betawi (Jakarta) yang ditarikan oleh 3 penari yang memakai topeng Panji, Kelana, dan Jingga, dan tentu saja Tari Topeng Cirebon (Jawa Barat) yang dulu digunakan Sunan Kalijaga untuk mensyiarkan Islam kepada masyarakat Cirebon.
Promo Pra FTN 2010
Jauh sebelum puncak FTN yang berlangsung 15-17 Oktober 2010, terlebih dulu digelar serangkaian acara yang bertujuan untuk mempromosikan FTN 2010, antara lain sayembara karya topeng tingkat nasional pada tanggal 24 Juli - 5 September 2010. Pesertanya pelajar dan mahasiswa dengan hadiah Apple iPad. Pemenangnya ditentukan oleh publik melalui online polling.
Eksibisi ekspresi perupa muda untuk Topeng Nusantara di Alun-alun Indonesia, Grand Indonesia pada 13-22 Agustus 2010. Pameran ini menampilkan karya topeng dari seniman muda, creative group, selebritis dan institusi budaya terpilih dari berbagai kota dan dari latar belakang seni yang berbeda.
Masih di bulan Agustus 2010, digelar Semarak Pemilihan Duta Topeng Cirebon yang diikuti Sanggar Seni se Wilayah III Ciayumajakuning, pelajar, dan mahasiswa serta kalangan umum untuk mendapatkan Duta Topeng Cirebon yang tampil pada puncak FTN 2010.
Pada bulan puasa, September lalu digelar Ngabuburit Ramadhan yang berhasil membuat 10.000 topeng buatan anak-anak sekolah, didampingi para seniman topeng, sambil menunggu waktu berbuka puasa di Alun-Alun Kota Cirebon.
Berkat serangkaian promo tersebut, acara kirab budaya dan pembukaan serta gala show puncak FTN 2010 berlangsung sukses dan berhasil menyedot perhatian wisman meskipun masih dalam jumlah kecil.
Naskah: Adji Kurniawan (adji_travelplus@ayahoo.com)
Foto: Dok. www.topengnusantara.com
0 komentar:
Posting Komentar