. q u i c k e d i t { d i s p l a y : n o n e ; }

Minggu, 31 Oktober 2010

22 Gunung Aktif Meningkat Statusnya Pascaerupsi Merapi



Pasca-erupsi Merapi sepekan lalu, 22 gunung aktif di Indonesia ikut-ikutan bergejolak. Memang belum diketahui pasti apakah peningkatan aktivitas gunung-gunung tersebut berhubungan erat dengan letusan Merapi. Tapi yang pasti kini sekurangnya ada 18 gunung api antara lain Anak Krakatau, Talang, dan Gunung Egon yang statusnya naik menjadi waspada.

Sejak Merapi meletus beberapa hari lalu, sejumlah gunung mulai menampakkan peningkatan aktivitasnya. Badan geologi mencatat ada 22 gunung api yang telah menunjukkan peningkatan aktivitasnya. Namun begitu warga tak perlu khawatir dengan status gunung-gunung ini.

Gunung apai yang berstatus waspada yakni Gunung Sinabung (Karo, Sumut), Talang (Solok, Sumbar), Kaba (Bengkulu), Kerinci (Jambi), Anak Krakatau (Lampung), Papandayan (Garut, Jabar), Slamet (Jateng), Bromo (Jatim), Semeru (Lumajang, Jatim), Batur (Bali), Rinjani (Lombok, NTB), Sangeang Api (Bima, NTB), Rokatenda (Flores, NTT), Egon (Sikka, NTT), Soputan (Minahasa Selatan, Sulut), Lokon (Tomohon, Sulut), Gamalama (Ternate, Maluku Utara), dan Gunung Dukono (Halmahera Utara, Maluku Utara).

Gunung yang berstatus siaga adalah Gunung Karangetang (Sulut) dan Gunung Ibu (Halmahera Barat, Maluku Utara). Sedangkan yang masih berstatus awas, Gunung Merapi di Sleman, Yogyakarta.

Badan geologi mulai mengevaluasai penanganan gunung-gunung aktif tersebut. “Kita sedang mengevaluasi keaktiavan gunung-gunung tersebut, termasuk penentuan statusnya sesuai perkembangan aktivitasnya,” kata R. Sukhyar, Kepala Badan Geologi ESDM.

Menurut Sukhyar lagi, Gunung Merapi sampai kini memang masih menjadi gunung yang dalam masa krisis karena berada pada posisi awas. Tapi yang lain itu masih berstatus waspada seperti Gunung Anak Krakatau di Perairan Selat Sunda, Papandayan di Garut, dan Gunung Egon di NTT. “Masyarakat tidak perlu begitu khawatir. Tapi bila nanti statusnya naik menjadi waspada, masyarakat harus berhati-hati dan tidak beraktivitas di sekitar gunung-gunung tersebut, termasuk di perairan sekitar Gunung Anak Krakatau karena sewaktu-waktu dapat terkena lontaran batu fijarnya,” imbaunya.

Seperti diketahui sebelumnya, pos pengamatan Gunung Anak Krakatau di Desa Pasaruan, Serang, Banten merekam adanya peningkatan aktivitas Gunung Anak Krakatau itu secara signifikan dibandingkan hari biasa.

Dari alat pencatat gempa, seismograf di pos pengamatan tersebut, tercatat jumlah letusan kini mencapai 282 kali setiap harinya. Jelas peningkatannya sangat tinggi dari hari-hari biasanya yang hanya mencapai 10 hingga 20 kali letusan.

Kondisi tersebut membuat statusnya menjadi waspada dan dilanjutkan dengan imbauan agar warga yang tinggal di sekitar gunung tidak melakukan aktivitas di sekitar gunung. Jarak aman Gunung Anak Krakatau mencapai 2 Km.

“Untuk saat ini dalam status waspada Gunung Anak Krakatau, titik amannya 2 Km dari titik letusan atau kawah Gunung Anak Krakatau tersebut. Di luar jangkauan itu aman,” kata Anton Pambudi, Kepala Pos Pengamatan Gunung Anak Krakatau Desa Pasarean.

Status waspada juga ditetapkan untuk Gunung Papandayan di Garut, Jawa Barat. Aktivitas gunung api yang pernah meletus 9 tahun lalu itu terlihat pada peningkatan gempa vulkanik dan tektoniknya. Suhu di kawasan Kawah Emas-nya pun meningkat 309 derajat C. Papandayan termasuk gunung api aktif yang perlu perhatian khusus mengingat lokasinya dekat dengan pemukiman penduduk, sekitar 8 Km jaraknya dengan pemukiman.

Warga Tetap Beraktivitas
Gunung Talang di Solok, Sumatera Barat juga menampakkan peningkatan aktivitasnya. Hingga kini setidaknya sudah terjadi 400 kali gempa vulkanik yang disebabkan aktivitasnya.

Menurut pengamatan kepala Pos Pengamatan Gunung Talang, getaran gmpannya cukup dirasakan warga. Selain itu asap berwarna coklat mulai terlihat dari puncak gunungnya. Kendati begitu, tidak mempengaruhi aktivitas warga di sekitar kaki gunung, tepatnya di kawasan perkebunan teh. Mereka tetap beraktivitas seperti biasa.

Ada tidaknya hubungan letusan Gunung Merapi dengan peningkatan aktivitas gunung-gunung tersebut, sejauh ini memang belum dapat dipastikan. Namun yang pasti, kewaspadaan tetap menjadi prioritas utama untuk menghindari dampak buruk akibat ganasnya letusan gunung berapi sewaktu-wawaktu. Semburan wedhus gembel atau awan panas dari letusan Gunung Merapi yang memakan puluhan korban termasuk Mbah Maridjan juru kuncennya, baru-baru ini bisa dijadikan pelajaran.

Naskah & Foto: Adji Kurniawan (adji_travelplus@yahoo.com)

0 komentar:

Film pilihan

Bermacam informasi tentang film, sinetron, sinopsis pilihan
Klik disini

Musik Pilihan

Bermacam informasi tentang musik, konser, album, lagu-lagu pribadi dan pilihan
Klik disini

Mencari Berita/Artikel

  © Blogger templates Psi by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP