. q u i c k e d i t { d i s p l a y : n o n e ; }

Jumat, 09 April 2010

Destinasi Indonesia Termurah Ke-3 di Dunia


Daya saing pariwisata Indonesia menurut survey World Economic Forum (WEF) tahun lalu memiliki nilai unggul di pilar daya saing harga. WEF menilai Indonesia adalah destinasi termurah ketiga di dunia setelah Mesir dan Brunei Darussalam.

Destinasi Indonesia termurah ketiga untuk tarif hotel, tiket pesawat, dan BBM. Namun penilaian di pilar lainnya Indonesia kurang beruntung sehingga penilaian secara keseluruhan indeks daya saing pariwisata Indonesia tahun ini berada di peringkat 81 dari 133 negara yang disurvei WEF. Berarti menurun terus tiap tahunnya, 2007 diperingkat ke-60, 2008 di peringkat ke-80.

Demikian disampaikan Dirjen Pengembangan Destinasi Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata (Kemenbudpar), Firmansyah Rahim, dalam Diskusi Pariwisata bertema Meneropong Daya Saing Pariwisata Indonesia dengan sejumah media yang tergabung dalam Forum Wartawan Kebudayaan dan Pariwisata (Forbudpar), di FX, Senayan, Jakarta, (10/4).

“Untuk mengetahui penyebab menurutnya peringkat Indonesia dalam indeks daya saing pariwisata, kita harus melihat variabel yang menjadi acuan survei. Dan untuk memperbaikinya kita harus mempelajari apa saja yang dinilai oleh WEF,”ungkapnya.

Menurut Firmansyah, ada 3 parameter utama penilaian WEF yakni kerangka regulasi, lingkungan bisnis dan infrastruktur, serta sumber daya manusia dan sumber daya alam dengan total 73 varibel penilainya.

“Ke 73 variabel yang dinilai itu meliputi berbagai hal. Untuk kerangka regulasi mencakup kebijakan dan peraturan, kewajaran kepemilikan usaha asing, hak kekayaan intelektual, peraturan terkait investasi asing, persyaratan visa, dan keterbukaan kerja sama `open air access`,” jelasnya.

Untuk lingkungan bisnis dan infrastruktur, lanjutnya yang dinilai antara lain peraturan di bidang lingkungan, emisi CO2, konsentrasi partikulat berbahaya, spesies yang dilindungi, keselamatan, terorisme, dan keandalan pelayanan polisi.

Dari 73 unsur yang menjadi bahan penilaian, tambahnya, yang menjadi domain kebijakan Kemenbudpar hanya 12 unsur. Sisanya sebanyak 28 unsur, berada di bawah koordinasi dengan kementerian lain. Dan 34 unsur lainnya harus dibangun oleh seluruh rakyat Indonesia seperti keramahtamahan, kebersihan, ramah tamah, dan lainnya.

"Kordinasi dengan kementerian lain akan kami upayakan setelah rampung Perpres tentang koordinasi yang ditargetkan rampung 2 bulan ke depan,” terangnya.
Ke-12 domain Kemenbudpar, lanjut Firmansyah akan terus ditingkatkan, di antaranya pembangunan sektor pariwisata yang berkelanjutan, etika eksekutif berbisnis pariwisata, dan sikap masyarakat terhadap wisatawan.

Menurut Firmansyah lagi, kendati peringkat ini tidak mempengaruhi jumlah kedatangan wisman ke Indonesia secara langsung. Namun tetap dibutuhkan untuk mengetahui kelemahan dan kekuatan pariwisata kita. “Wisatawan tidak melihat peringkat ini untuk datang atau tidak ke Indonesia. Peringkat ini lebih untuk kebutuhan investasi,” paparnya.

Menurut konsultan komunikasi Aselina Endang Trihastuti, terkait atau tidaknya dengan menurunnya peringkat indeks daya saing pariwisata Indonesia, bisa jadi karena minimnya koordinasi antar instansi lain dalam membangun pariwisata Indonesia. “Selain itu juga kurangnya komunikasi, terutama promosi pariwisata.”

Salah satu upaya untuk memperbaiknya, lanjut Aselina, pemerintah harus fokus dalam menggarap pariwisatanya, mengingat masih banyak yang belum tergarap dengan baik.

Naskah & Foto: Adji Kurniawan (adji_travelplus@yaho.com)


0 komentar:

Film pilihan

Bermacam informasi tentang film, sinetron, sinopsis pilihan
Klik disini

Musik Pilihan

Bermacam informasi tentang musik, konser, album, lagu-lagu pribadi dan pilihan
Klik disini

Mencari Berita/Artikel

  © Blogger templates Psi by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP