Cowboys in Paradise Kian ‘Panaskan’ Bali
Udara pantai tersohor di Bali, seminggu belakangan ini 'memanas' oleh hembusan pembicaraan Cowboys in Paradise. Hembusannya hingga ke kawasan berbukit dan bergunungnya. Bahkan perbincangan film dokumenter tentang kehidupan gigolo di pulau dewata ini pun menghangatkan udara daerah dan kota lain, jauh di luar Bali.
Bagai dua sisi mata uang, begitu Bali pasca beredarnya cuplikan Cowboys in Paradise di internet dan hebohnya perbincangan seputar film dokumenter berkisah gigolo di Pantai Kuta, Bali tersebut.
Di satu sisi banyak pihak yang merasa film dokumenter garapan Amit Virmani ini mencoreng pariwisata Bali. Buktinya, rahazia terhadap warga yang tidak beridentitas terutama ‘pria berkulit gelap, berbadan kekar, dan bertelanjang dada’ di Pantai Kuta pun digelar Satgas setempat, Senin 26 April lalu. Hasilnya 28 pria dan 1 wanita tanpa identitas diciduk. Sebagian besar dari mereka ternyata bukan warga asli Bali. Sehari setelah razia itu, Pantai Kuta pun sepi dari beach boys.
Bahkan orang nomor satu di Bali, Gubernur Made Mangku Pastika ikut gerah oleh panasnya pembicaraan tersebut hingga berjanji akan mengambil tindakan tegas agar citra Bali sebagai pulau spritual tidak ternoda oleh film yang dinilainya ilegal karena pembuatannya tidak mengantongi izin resmi. Sejumlah public figure pun ikut-ikutan angkat bicara dan menilai film tersebut bisa menurunkan nilai pariwisata Bali.
Film besutan sutradara asal Singapura berdarah India ini pun menuai kontroversial karena para pelaku yang disebut 'cowboys' dalam film ini membantah disebut sebagai gigolo. Arnold dan Fendi, dua pria berbadan kekar dan berkulit coklat gelap yang menjadi pemain dalam tersebut mengaku kecewa dan marah karena dicap gigolo akibat film tersebut. Mereka mengaku hanya pelatih surving di Pantai Kuta. Akibat film tersebut, nama mereka tercoreng dan meminta sang sutradara mengklarifikasikan kepada mayarakat agar namanya tidak tercemar.
Di sisi lain, pembicaraan hangat seputar film yang menggegerkan pariwisata Bali itu justru kian menyohorkan nama Bali. Seminggu belakangan ini, Bali menjadi salah satu pulau pariwisata di Indonesia yang paling hangat dibicarakan di Indonesia bahkan mungkin di sejumlah negara lain.
Lihat saja, di beberapa daerah dan kota di dalam negeri. Sejumlah pelajar mendatangi warung internet untuk mencari dan men-download video film yang diambil gambarnya oleh sang sutradara saat berkunjung ke Bali tahun mulai 2007, akhir November 2008, dan Januari 2009. Beberapa di antaranya mengaku penasaran apa benar di Bali banyak gigolo seperti yang dikisahkan dalam film tersebut, hingga mereka berencana ingin ke pulau wisata impian tersebut saat liburan panjang tahun ini.
Berdasarkan analisa penulis, penanyangan dan perbincangan hangat Cowboys in Paradise tidak akan menurunkan minat wisatawan untuk berwisata ke Bali. Sebelum kasus ini hangat dibicarakan, Bali sudah menjadi destinasi favorit liburan panjang tahun ini berdasarkan transaki penjualan paket wisata dalam pameran Indonesia Travel & Holiday Fair (ITHF) 2010 awal April lalu. Pasca penanyangan dan perbincangan panas film ini, penulis berasumsi justru kian membuat orang penasaran dan tertarik datang ke Bali, khususnya ke Pantai Kuta dan sekitarnya.
Berdasarkan pantauan Travelplusindonesia beberapa kali ke Bali. Fenomena gigolo di sejumlah pantai ternama di pulau para dewa ini justru menjadi daya tarik turis tersendiri, khususnya turis asing perempuan yang kesepian. Dan ini sudah berlangsung sejak lama.
Selain keindahan alam dan keunikan budayanya, banyak turis perempuan mancanegara yang senang ke Bali justru karena terpikat oleh daya tarik pria berbadan atletis, berkulit gelap, dan kerap bertelanjang dada sebagai teman kencan sesaat selama liburan di Bali.
Mereka menilai lelaki-lelaki tersebut bukan saja pandai ‘menyenangkan’ hasratnya tapi juga menawarkan romantisme yang sulit ditemukan di belahan dunia lain. Ada rasa bangga bila mereka berhasil ‘memiliki’ pria yang dimata mereka itu sungguh eksotis dan sexy itu. Mereka merasa liburan mereka menjadi lebih lengkap dan sempurna dengan kehadiran pria penjaja cinta khas pantai-pantai Bali.
Kehadiran ‘beach boys’ atau ‘cowboys’ julukan terbaru buat gigolo di Bali dalam film Cowboys in Paradise, membuat banyak turis perempuan yang kesepian lantaran ditinggal pasangannya atau bercerai, ketagihan datang ke Bali. Bahkan ada yang berencana menetap selamanya dengan lelaki idamannya itu di pulau cintanya ini.
Jadi, bila banyak turis yang ke Bali tujuannya justru untuk mendapatkan kehangatan cinta dan romantisme dari ‘cowboys’ di pantai-pantai tersohor itu, rasanya bukan masalah dan bukan pula salah turis.
Sekali lagi, Cowboys in Paradise bagai dua sisi mata uang. Di satu sisi, mungkin banyak pihak merasa fenomena gigolo yang dikisahkan dalam film dokumenter tersebut membuka aib dan dapat menjatuhkan citra pariwisata Bali. Tapi di sisi lain, mungkin bagi turis spesialis pemburu kenikmatan dunia dari berbagai belahan dunia, realita para ‘cowboys’ itu justru jadi ‘bumbu penyedap’ hingga Bali kian lezat disantap sebagai destinasi wisata impian yang sempurna.
Naskah & Foto: Adji Kurniawan (adji-travelplus@yahoo.com)
0 komentar:
Posting Komentar