Sepuluh Budayawan Menerima Satyalancana Kebudayaan
Sebagai bentuk perhati-an dan kepeduli-an pemerin-tah kepada budayawan yang berjasa melestarikan dan mengembangkan kebudayaan Indonesia, Presiden RI melalui Kepres Nomor: 34.TK/Tahun 2009 menganugerahkan Tanda Kehormatan “Satyalancana Kebudayaan” kepada 10 putra-putri terbaik. Penganugerahan tanda kehormatan tersebut dilakukan di Auditorium TVRI, Jakarta, Minggu malam, (28/3).
Menteri Kebudayaan & Pariwisata Jero Wacik memberikan Tanda Kehormatan Satyalancana Kebudayaan langsung kepada 10 budayawan yang terpilih berdasarkan penyeleksian selama setahun, dalam sebuah pergelaran bertajuk “Untukmu Karyamu” dalam rangka memperingati jasa musisi Tony Koeswoyo (alm).
Ke-10 budayawan yang menerima tanda kehormatan tersebut adalah:
1. Sophan Sophian (alm), politikus/sutradara/aktor film asal DKI Jakarta
2. Ammaq Cammana, seniwati tradisional musik rebana (Polewali, Mandar, Sulawesi Barat)
3. Ki Satono, SH., S.IP, dalang (Lampung)
4. Taufik Idayat Udjo, penggiat kesenian angklung (Jawa Barat)
5. Mus Mualim (alm), musisi jazz (DKI Jakarta)
6. H. Rhoma Irama, musisi dangdut (DKI Jakarta)
7. Anjar Any (alm), musisi keroncong (Solo, Jawa Tengah)
8. Tilhang Oberlin Goeltom (alm), seniman opera Batak (Sumatera Utara)
9. Hj. Evi Meiroza Herman, penggiat penggunaan kain songket (Pekanbaru, Riau)
10. Linneke Sjerlie Watoelangkouw, S.Si., penyelamat waruga atau makan leluhur di Minahasa (Sulawesi Utara)
“Anugerah berupa selembar sertifikat, medali, dan sedikit uang ini sangat kecil dibandingkan dengan karya-karya yang sudah diberikan untuk bangsa ini. Tapi pemberian anugerah ini membuktikan bahwa kita adalah bangsa besar dan berbudaya yang menghargai jasa dan prestasi seniman dan budayawannya,” jelas Wacik.
Anugerah Satyalancana Kebudayaan ini diberikan setiap tahun. “Sudah 5 kali dilakukan berturut-turut dan ini yang ke-6. Yang menerima penghargaan ini bukan cuma seniman atau budayawan yang masih hidup tapi juga yang sudah meninggal dunia,” tambah Wacik.
Penganugerahan Satyalancana tahun ini berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. “Kali ini formatnya berbentuk pagelaran dengan menampilkan tari, musik, dan lainnya agar lebih hidup namun maknanya tetap sama yakni memberikan anugerah,” jelas Wacik lagi.
Hadir dalam acara ini Dirjen Nilai Budaya, Seni. & Film (NBSF) Tjejep Suparman, Ditjen Destinasi Pengembangan Pariwisata Firmansyah Rahim, keluarga Tony Koeswoyo, Titik Puspa yang mewakil almarhum suaminya Mus Mualaim, dan Debby Rhoma Irama yang mewakili ayahnya, Rhoma Irama yang berhalangan hadir.
Selain itu nampak sejumlah artis senior antara lain Yati Octavia & Pangky Suwito, Nani Widjaya, Roy Marten, Conny Sutedja, Deddy Dukun serta Sys NS dan Ray Sahetapi selaku penggagas format baru penganugerahan Satyalancana dalam bentuk pergelaran musik, tari, dan lainnya yang dikemas secara menarik.
Menurut Tjejep Suparman, penganugerahan Satyalancana ini dapat membentuk iklim saling hargai dan memberi contoh yang baik dalam pembentukan karakter jatidiri bangsa dengan menghargai jasa para seniman dan budayawannya.
“Uang yang diberikan kepada penerima anugerah ini Rp 7.250.000 per orang. Memang nilainya tak seberapa, tapi maknanya sebagai itikad baik pemerintah terhadap para seniman dan budayawan yang telah berjasa terhadap kebudayaan bangsa ini,” jelas Tjetjep.
Naskah & Foto: Adji Kurniawan (adji_travelplus@yahoo.com)
0 komentar:
Posting Komentar