Pendidikan Warisan Dunia untuk 10.000 SMP
Sebanyak 10.000 Sekolah Menengah Pertama (SMP) di sejumlah kota besar di Indonesia akan mendapat pendidikan warisan dunia Candi Borobudur dan Prambanan. Tujuannya untuk menambah pemahamanan dalam melestarikan, melindungi dan sekaligus meningkatkan kecintaan terhadap kedua warisan peradaban dunia tersebut.
Demikian disampaikan Presdir PT. Taman Wisata Candi Borobudur Prambanan Ratu Boko (TWC BPRB) Purnomo Siswoprasetdjo usai menandatangai nota kerjasama (MoU) dengan Ketua Harian Komisi Nasional Indonesia (KNI) untuk UNESCO profesor Dr Arief Rachman M.Pd di Polo Club, Menara Batavia Jakarta, Rabu, (31/3).
Pendidikan warisan dunia ini, lanjut Purnomo dilakukan dengan roadshow ke kota-kota besar seluruh Indonesia secara bertahap. Bentuk pendidikannya berupa pelatihan training for trainers, seminar, wokshop, pameran dengan target kepala sekolah, guru dan murid serta penggiat pelestarian Warisan Budaya Dunia. “Pendidikan ini sebagai bekal wawasan kepada pelajar SMP sebelum datang ke Borobudur dan Prambanan supaya mereka mengetahui bukan hanya sejarah tapi juga teknologi serta budaya dan kesenian masyarakat yang tinggal di sekitar kedua candi tersebut,” jelasnya.
Menurut Arief, pendidikan warisan dunia ini tidak harus menambah kurikulum sekolah tapi cukup pendalaman pokok pembahasan pada mata pelajaran Sejarah. “Jadi diintegeralkan dengan mata pelajaran yang sudah ada,” jelasnya.
Sebagai pembuka kegiatan ini, tanggal 15 April nanti, PT TWC BPRB bekerjasama dengan KNI untuk UNESCO, Kementerian Pendidikan Nasional (Kemendiknas), dan Dinas pendidikan se-Jabodetabek menyelenggarakan workshop yang diikuti sejumlah kepala SMP di Jakarta dengan tema “Training Workshop on World Heritage Education for National Identity and Character Building”. Workshop ini akan diadakan di Gedung A Komplek Kemendiknas, rencananya akan dibuka oleh Mendiknas M. Nuh,” terangnya.
Dengan pendidikan warisan dunia ini, lanjut Arief, diharapkan pola pikir guru bisa berubah. “Bila semula pola mengajarnya hanya mempertanyakan apa dan siapa yang membuat Candi Borobudur dan Prambanan namun setelah mendapat workshop ini akan bertambah menjadi mengapa dan bagaimana kedua candi tersebut dibangun agar terungkap filosofi dan nilai sejarahnya yang lebih dalam,” ungkapnya.
Mengapa targetnya pelajar SMP? Menurut Arief Rachman, karena pelajar SMP masuk dalam usia strategis untuk menanamkan nilai-nilai pendidikan tersebut. “Memang sebaiknya lebih dini lebih baik misalnya mulai sejak pelajar SD atau bahkan TK dengan pengenalan melalui gambar dan lainnya,” jelasnya seraya menambahkan bahwa inti pendidikan warisan dunia ini bertujuan untuk membangun karakter budaya dan jati diri bangsa sejak dini.
Naskah & foto: Adji Kurniawan (adji_travelplus@yahoo.com)
0 komentar:
Posting Komentar