Master Plan Baru Kawasan Borobudur
Pelebaran jalan dari Magelang ke Blondo yang menuju Candi Borobudur dan penambahan panjang lintasan pacu (runway) Bandara Adi Sutjipto Yogyakarta menjadi bagian dalam master plan pembangunan kawasan Borobudur di Jawa Tengah dan Yogyakarta yang baru.
Demikian disampaikan Presiden Komisaris PT Taman Wisata Candi Borobudur Prambanan Ratu Boko (TWC BPRB) S.D. Darmono disela-sela acara penyerahan Master Plan Kawasan Candi Borobudur dari PT TWC BPRB kepada Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata (Kemenbudpar) yang disaksikan Kementerian BUMN di Hotel Borobudur Jakarta, Rabu, (3/3).
“Jalan Magelang ke Blondo sepanjang 10 Km akan diperlebar 2 kali lipat untuk memperlancar arus lalulintas dari Magelang ke Borobudur dan sebaliknya. Sedangkan runway Bandara Adi Sutjipto ditambah 500 meter dalam master plan kawasan Borobudur yang baru ini,” jelasnya.
Menurut dia, master plan tersebut dibuat bertujuan utama supaya pembangunan di sekitar kawasan Borobudur tidak seenaknya sendiri melainkan harus sesuai dengan peraturan dan tata ruang yang dirancang Pemda setempat. “Harus rembug dulu dengan pemda, pelaku usaha wisata, dan lainnya agar tidak semraut,” jelas Darmono kepada sejumlah media.
Master plan ini, lanjut Darmono berisi blue print yang pembangunannya nanti melibatkan koordinasi antara Unesco Jakarta office, Kemenbudpar, Balai Konservasi Borobudur dan Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala, Pemprov, Pemkab, rencana jangka panjang dari PT TWC BPRB serta dengan mempertimbangkan Rencana Umum Tata Ruang (RUTR) yang dikembangkan Kementerian Pekerjaan Umum seluas 1.100 Hektar pada Kawasan Strategis Nasional-Borobudur.
Blue print master plan ini, terang Darmono dibuat oleh Mr Yasuhiro Iwaski dari Jepang, karena dia mewakili Unesco yang telah puluhan tahun membantu renovasi Borobudur. Biaya pembuatan master plan ini sekitar Rp 500 juta. Sedangkan total investasi untuk perwujudan master plan ini bisa mencapai 10 juta dollar yang pembangunannya dilakukan secara bertahap. “Dalam blue print tersebut memuat rencana startegis kawasan konservasi dan pembangunan Komplek Candi Borobudur untuk lahan seluas 3.500 Hektar,” ungkap Darmono lagi.
Setditjen Sejarah dan Purbakala Soeroso yang mewakili Kemenbudpar menyambut baik master plan kawasan Borobudur yang dicetuskan PT TWC BPRB. Menurutnya master plan baru ini bukan mengganti master plan yang lama tapi menyelaraskan guna menata pembangunan kawasan Candi Borobudur di Jawa Tengah dan Yogyakarta yang disusaikan dengan perkembangan sekarang.
Dengan master plan baru ini, lanjut Soeroso ada perubahan paradigma pembangunan kompleks Borobudur. “Dulu hanya pembangunan fisik candinya saja, sekarang juga memperhatikan lingkungan atau konservasinya dan masyarakat yang tinggal di sekitarnya dengan harapan kelestarian Borobudur tetap terjaga, kunjungan wisatawan semakin meningkat, dan perekonomian serta kesejahteraan masyarakat sekitarnya terus meningkat, bukan justru menjadi masyarakat yang miskin,” jelasnya.
Naskah & Foto: Adji Kurniawan (adji_travelplus@yahoo.com)
0 komentar:
Posting Komentar