Makanan & Minuman Indonesia Diminati Negara-Negara Islam
Ditengah kekhawa-tiran sejumlah pihak terhadap perjanji-an pasar bebas antara pemerintah RI dengan China melalui ACFTA (Asean China Free Trade Area) yang sudah berjalan per 1 Januari lalu, ternyata masih ada peluang pasar produk lain yang potensial. Salah satunya produk makanan dan minuman.
Demikian disampaikan Ketua DPR RI Marzuki Alie saat konferensi pers peluncuran Gerakan Anti Bolos (GAB) oleh PT Bintang Toedjoe dalam rangka memperingati ulang tahun Extra Joss ke-16 di Cafe de France, Hotel Ambhara, Jakarta (3/2). Acara trsebut juga dihadiri Presdir PT Bintang Toedjoe Apik Ibrahim, Sales Marketing Director PT Bintang Toedjo Patrick Atmadjaja, dan Ambassador Extra Joss Dik Doang yang memandu acara.
Produk makanan dan minuman Indonesia, lanjut Marzuki Alie, sangat diminati masyarakat di negara-negara Islam, seperti mie instan dan minuman semacam Extra Joss. “Negara-negara Islam di kawasan Arab dan Afrika lebih menerima produk makanan dan minuman dari Indonesia temasuk tenaga kerjanya dibanding Filipina, Thailand dan lainnya karena kesamaan kultur dan agama,” jelas Marzuki yang belum lama ini terpilih menjadi Ketua Parlemen Negara-Negara Islam Sedunia.
Menurut Marzuki, pengusaha-pengusaha Indonesia di bidang makanan dan minuman sangat ditunggu oleh negara-negara Islam untuk mengembangkan usahanya dengan berinvestasi disana. “Beberapa perusahaan besar makanan Indonesia berencana membuat pabrik di negara Islam, seperti Indofood yang akan membangun pabrik di Nigeria, Afrika,” terang Marzuki.
Bila peluang ini jeli ditangkap pengusaha kita, lanjut Marzuki, jelas akan makin memperluas jangkauan pasar industri makanan dan minuman buatan dalam negeri.
Terkait ketidaksiapan Indonesia dalam menerapkan perjanjian ACFTA dengan China, Marzuki menilai pemerintah harus menghargai perjanjian antarnegara tersebut. “Bila tidak diindahkan akan menurunkan tingkat kepercayaan dunia terhadap Indonesia,” katanya.
Salah satu cara untuk mengatasi ketidaksiapan tersebut, Marzuki menyarankan agar pemerintah melakukan renegosiasi atau negesiasi ulang kesepakatan perdagangan bebas itu, terutama untuk sektor-sektor yang belum siap.
Mengenai tema GAB yang diusung Extra Joss dalam perayaan ultahnya tahun ini, Marzuki menilai sangat bagus dan sesuai dengan kondisi saat ini. “Extra Joss sebagai penggagas gerakan ini, harus bisa menularkan ke pengusaha-pengusaha lain untuk melakukan gerakan yang sama agar bisa bersaing dengan negara lain. Bila bolos kita tidak bisa menghasilkan sesuatu alias tidak produktif,” kata Marzuki.
Menurut Apik Ibrahim, salah satu cara untuk memenangkan persaingan dalam era perdagangan bebas adalah dengan membuat produk yang berkualitas dan kompetitif. “Selain itu imej perdagangan kita harus bagus,” jelas Apik seraya menambahkan bahwa Extra Joss sudah dipasarkan ke Malaysia dan menyusul ke India dan Afrika termasuk ke China.
Patrick Atmadjaja mengatakan Extra Joss sebagai minuman energi dapat menjadi ‘teman’ para pekerja dalam menghadapi tantangan dan persaingan global ini karena dapat membantu meningkatkan stamina. “Extra Joss mengandung 7 vitamin B, lebih lengkap dibanding minuman lain. Bisa bikin stamina bandel, dompet jadi tebel,” ungkapnya.
Dalam peluncuran GAB tadi, Extra Joss membagikan ribuan jaket hujan berwarna kuning, bermacam produknya, dan puluhan bus gratis di Jakarta. Pembagian jas hujan dilakukan secara serentak di 10 lokasi, sementara puluhan bis umum yang memasang spanduk Extra Joss sejak pukul 06.00 s/d 20.00 mengantar warga Jakarta beraktivitas secara gratis.
Naskah & Foto: Adji Kurniawan (adji_travelplus@yahoo.com)
0 komentar:
Posting Komentar