. q u i c k e d i t { d i s p l a y : n o n e ; }

Selasa, 18 November 2025

Punya Lima Keistimewaan Utama, Argopuro Masuk Daftar Pendakian Gunung Berdaya Tarik Lebih


Memiliki sekurangnya lima
keistimewaan utama, membuat banyak pendaki yang mewajibkan (mengharuskan) Argopuro masuk dalam daftar pendakian gunung berdaya tarik lebih. Tak sedikit yang beranggapan, minimal sekali seumur hidup menggapai puncak gunung di Jawa Timur tersebut.

Kelima keistimewaan utama Argopuro ini, TravelPlus Indonesia racik dari hasil amatan langsung dengan melakukan pendakian secara melintas dari Baderan yang berada di Kabupaten Situbondo ke Bermi (bukan Bremi) di Kabupaten Probolinggo, baru-baru ini tepatnya November 2025 (musim hujan), ditambah data dari berbagai sumber.

Keistimewaan utama Argopuro yang pertama, termasuk dalam kawasan Suaka Margasatwa Dataran Tinggi Yang. Artinya Argopuro merupakan kawasan konservasi yang dilindungi oleh undang-undang dan setiap pengunjung yang bertandang termasuk pendaki wajib mengindahkan peraturannya.

Apa itu suaka margasatwa? Dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 68 Tahun 1998 tentang Kawasan Suaka Alam dan Kawasan Pelestarian Alam, suaka margasatwa merupakan kawasan suaka alam yang mempunyai ciri khas berupa keanekaragaman dan atau keunikan jenis satwa yang untuk kelangsungan hidupnya dapat dilakukan pembinaan terhadap habitatnya.

Adapun tujuan utama dibangunnya suaka margasatwa untuk melestarikan dan menjaga habitat satwa baik yang dilindungi maupun tidak, yang kemudian dapat dimanfaatkan untuk tujuan pengembangan penelitian, peningkatan ilmu pengetahuan, keperluan pendidikan, dan penunjang program budidaya termasuk pariwisata.


Nah, Dataran Tinggi Yang ditetapkan sebagai suaka margasatwa karena di dalam kawasannya menjadi habitat sejumlah satwa antara lain Rusa Timor (Cervus timorensis), Babi Hutan (Sus scrofa dan Sus verocosus–verocosus), Kijang (Muntiacus muntjak), Kucing Hutan (Felis bengalensis), Musang (Mustela flavigola dan Mustela lutreola), dan Lutung Jawa (Tracypithecus auratus).

Juga menjadi rumah bagi bermacam jenis burung antara lain Elang (Falconidae), Ayam Hutan (Gallus varius dan Gallus gallus), dan Burung Merak (Pavo muticus).

Pendaki yang melakukan pendakian ke puncak Gunung Argopuro secara melintas dari Baderan - Bermi, kalau beruntung kemungkinan besar bisa melihat dan atau mengabadikan satwa ikoniknya yakni Burung Merak di beberapa titik antara lain di Sabana Sikasur sebagaimana TravelPlus Indonesia melihatnya dari jarak cukup dekat.

Sebagai catatan Suaka Margasatwa (SM) Dataran Tinggi (DT) Yang merupakan salah satu SM yang berada dibawah pengelolaan Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Jawa Timur (BBKSDA Jatim), Kementerian Kehutanan RI.

Di beberapa media online dan konten video, tak sedikit penulis/pembuatnya menulis atau menyebut SM DT Hyang ataupun SM Pegunungan Hyang. Setelah dikonfirmasi hal tersebut lewat pesan WA, Kepala BBKSDA Jatim Nur Patria menjelaskan bahwa pemerintah menamakan atau menyebutnya dengan nama atau sebutan SM DT Yang sebagaimana tertera di beberapa plang di kawasan konservasi tersebut.

Dilansir dari laman BBKSDA Jatim, kawasan DT Yang ditunjuk sebagai SM berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pertanian dan Agraria Nomor : SK/12/PA/1962 tanggal 5 Mei 1962 dengan luas 14.145 hektar. Berdasarkan pengukuran penataan batas yang telah dilaksanakan pada tahun 1986, luas kawasan SM DT Yang menjadi 14.177,00 Ha.

Berdasarkan administrasi pemerintahan, kawasan SM DT Yang terletak di 4 wilayah kabupaten di Jatim yakni Kabupaten Probolinggo dengan luas 7.452,00 Ha, Kabupaten Situbondo (1.075,00 Ha), Kabupaten Bondowoso (1.275,00 Ha), dan Kabupaten Jember (4.375,00 Ha).

Dilihat dari ketinggian tempatnya, kawasan ini terletak pada ketinggian antara 1.900  – 3.088 meter di atas permukaan laut (Mdpl) yang merupakan puncak dari Gunung Argopuro.


Keistimewaan utama Argopuro yang kedua adalah jalur pendakiannya terutama dari Baderan, didominasi sederet sabana (savana). Tercatat ada sabana dengan bentangan yang amat luas bak hamparan permadani raksasa yakni Sabana Kecil, Sabana Besar, Sabana Sikasur (belakangan ini banyak yang menyebutnya Cikasur), dan Sabana Lonceng.

Sabana Kecil berada setelah Pos Mata Air ll. Sabana Besar terdapat plang berukuran cukup besar, bertuliskan 'Jangan Membakar Hutan'.

Sabana Sikasur menjadi tempat nge-camp (mendirikan tenda) pada malam pertama bagi para pendaki yang melakukan pendakian secara melintas. Keistimewaan di Sabana ini terdapat sumber air yang disebut Sungai Kalbu (banyak pula yang menyebut/menulisnya Sungai Qolbu).

Saat ini, lebar badan sungai yang berair tenang dan dingin tersebut sebagian besar tertutup tanaman selada air.

Adapun Sabana lonceng yang berada di ketinggian sekitar 2 .975 Mdpl sebagaimana tertera di plang kayu, menjadi camp area pada malam kedua pendakian.

Lokasinya berada persis dibawah tiga Puncak Rengganis, Argopuro dan Hyang (Arca) sehingga kerap dijadikan tempat nge-camp pendaki sebelum menggapai tiga puncak tersebut.

Dilansir dari laman BBKSDA Jatim, ekosistem sabana di SM DT Yang terjadi akibat kerusakan hutan yang terus menerus karena adanya kebakaran. Adapun jenis tanaman di ekosistem ini antara lain Alang-alang (Imperata cylindrica), Pennisetum alopecurodies, Euphorbia sp dan Pteridium sp.


Beberapa tanaman bunga berwarna cerah seperti kuning, putih, dan merah muda juga tumbuh di sabana-sabana tersebut termasuk hamparan tanaman lavender (Lavandula officinalis) yang bunganya berwarna ungu.

Semua itu bukan hanya semakin menambah keindahan sabana-sabana tersebut pun sekaligus menggoda hati para pendaki untuk mengabadikannya.

Selain Sabana yang tak bisa dipungkiri menambah cantik dan syahdu paras SM DT Yang, kawasan konservasi ini juga memiliki beberapa tipe ekosistem lain seperti ekosistem hutan hujan tropis yang memiliki vegetasi hutan tropis di ketinggian 1.200 – 1.900 Mdpl, ekosistem hutan cemara, (2.000-3.000 Mdpl), dan ekosistem rawa/danau terutama di sekitar Danau Taman Hidup. Di beberapa lokasi juga banyak tumbuh tanaman Edelweiss dan hutan lumut

Keistimewaan utama Argopuro yang ketiga adalah memiliki sumber air yang melimpah. Sumber air di jalur pendakian Gunung Argopuro via Baderan antara lain terdapat di Pos Mata Air I, Mata Air II, Sabana Sikasur (tepatnya Sungai Kalbu), dan Rawa Embik. Sedangkan di jalur pendakian via Bermi antara lain di Danau Taman Hidup.


Kendati melimpah, pendaki disarankan membawa air untuk minum dan masak terlebih pada musim kemarau panjang, karena debit air di beberapa sumber airnya kemungkinan berkurang dan ditambah lagi letak sumber-sumber airnya berjauhan satu sama lain. Tak lupa membawa botol atau tempat untuk mengisi air di sumber-sumber air tersebut tanpa mencemarinya.

Sebagai informasi tambahan, Danau Taman Hidup menjadi camp area malam ketiga pendakian Argopuro secara melintas. Keesokan paginya, usai sarapan, packing, bongkar tenda, dan bersih-bersih sampah logistik, para pendaki baru turun ke BC Bremi.

Keistimewaan utama Argopuro yang keempat, memiliki jalur pendakian berpredikat terpanjang se-Jawa jika pendakian ke puncak Argopuro (puncak tertingginya) dilakukan secara melintas dari Baderan - Bermi atau sebaliknya dengan durasi minimal 4-5 hari. Ada yang mencatat total jarak tempuh jalur pendakian melintas tersebut sekitar 45 Km dengan medan bervariasi dan terbilang cukup menguras stamina. Tapi ada juga yang menulis lebih dari 60 Km.

Terakhir atau keistimewaan utama Argopuro yang kelima adalah memiliki cerita sejarah peninggalan kolonial Belanda antara lain lapangan terbang (lapter) yang kini tertutup Sabana Sikasur dan sebuah rumah sebagai pengontrol lapter terbang yang tinggal menyisakan reruntuhan dan tiang-tiang pancang bangunan.


Tempat Sakral
Di lokasi lain, di Puncak Rengganis misalnya terdapat reruntuhan tembok bangunan yang diyakini masyarakat setempat sebagai sisa-sisa bangunan istana pada zaman kerajaan.

Amatan TravelPlus Indonesia, sampai saat ini di puncaknya masih dianggap sebagai tempat yang sakral atau memiliki kaitan dengan tujuan persembahan. Buktinya di sana terlihat sajen yang masih baru, bahkan terdapat 2 ekor ayam berbulu putih yang sudah mati dan satu ekor ayam berbulu hitam yang masih hidup dan berkeliaran di sekitar puncak.

Di Puncak Argopuro juga terdapat beberapa bangunan kecil mirip pura. Mungkin karena itu, gunung berketinggian 3.088 Mdpl ini diberi nama Argapura (Argopuro). Arga (Argo) dalam bahasa Jawa memiliki arti "gunung tinggi". Sedangkan pura (puro) bermakna "istana atau kerajaan".


Di puncaknya juga masih diyakini banyak orang sebagai tempat yang keramat atau suci. Faktanya, sewaktu TravelPlus Indonesia berada di sana, ada sajen dan cawan batu berisi air yang di dalamnya terdapat beberapa lembar uang kertas rupiah. Kondisi serupa juga terlihat di Puncak Hyang (Arca) yang sekitar puncaknya terdapat situs arca dan undakan batu.

Melihat begitu banyak peninggalan zaman kerajaan dan kolonial, tak berlebihan rasanya kalau Argopuro juga menjadi pilihan yang tepat buat wisatawan maupun pendaki yang berminat khusus terhadap wisata peninggalan sejarah untuk mengulik lebih dalam catatan-catatan sejarahnya yang mungkin masih banyak yang tersembunyi atau belum terkuak.

Keistimewaan paling utama dari kelima keistimewaan utama tersebut, khususnya bagi para pendaki adalah karena Argopuro memiliki jalur pendakian gunung terpanjang se-Jawa.


Predikat membanggakan tersebut sekaligus menjadikan jalur pendakian Argopuro secara melintas sebagai salah satu jalur pendakian gunung berdaya tarik lebih alias bergengsi.

Tak berlebihan bila banyak pendaki yang beranggapan belum lengkap petualangan pendakian di Jatim bahkan di Indonesia bila belum melakukan pendakian Gunung Argopuro secara melintas.

Sebagai pengingat, Jatim memiliki sekurangnya 4 gunung yang berpredikat bergengsi atau berdaya tarik lebih yakni Semeru yang menyandang gelar gunung tertinggi di Pulau Jawa atau Atapnya Jawa, Raung via Kalibaru yang berpredikat gunung dengan jalur pendakian terekstrem se-Jawa, Ijen yang menyandang gelar gunung ber-kawah blue fire, dan satu lagi tentu saja Argopuro yang berpredikat gunung berjalur pendakian terpanjang se-Jawa bila dilakukan secara melintas.

Selamat membaca, selamat mendaki Gunung Argopuro, semoga bermanfaat 🙏.

Naskah, foto & video: Adji TravelPlus (IG @adjitropis, TikTok @faktawisata.id & YouTube @kelana180)

Captions:
1. TravelPlus Indonesia menggapai puncak Gunung Argopuro dengan cara melintas dari Banderan (Kab. Situbondo) - Bermi (Kab. Probolinggo), Jawa Timur pada November 2025.
2. Plang kawasan Suaka Margasatwa (SM) Dataran Tinggi (DT) Yang di Jawa Timur yang mana di dalamnya terdapat Gunung Argopuro berketinggian 3.088 Mdpl.
3. Ekosistem sabana (savana) cukup mendominasi jalur pendakian ke puncak Gunung Argopuro terutama dari Baderan.
4. Salah satu tanaman berbunga merah muda yang tumbuh di sabana.
5. Camp area dekat tepian Danau Taman Hidup menjadi tempat nge-camp malam ketiga pendakian Gunung Argppuro secara melintas.
6. TravelPlus Indonesia di Puncak Rengganis sebelum ke Puncak Argopuro (tertinggi) dan Puncak Hyang (Arca).
7. Cawan batu berisi air yang di dalamnya terdapat beberapa lembar uang kertas rupiah di sekitar Puncak Argopuro.
8. Penggalan lagu dan konten video bertajuk 'Menjagamu Suaka Margasatwa Dataran Tinggi Yang' yang tayang di kanal YouTube @kelana180 hasil pendakian Gunung Argopuro secara melintas.

0 komentar:

Film pilihan

Bermacam informasi tentang film, sinetron, sinopsis pilihan
Klik disini

Musik Pilihan

Bermacam informasi tentang musik, konser, album, lagu-lagu pribadi dan pilihan
Klik disini

Mencari Berita/Artikel

  © Blogger templates Psi by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP