Enam Fakta Prau, Gunung Cantik di Tengah Jawa
Gunung Prau atau Prahu atau Parahu di Jawa Tengah merupakan salah satu gunung yang masuk dalam jajaran gunung ber-panorama indah di Indonesia.
Keelokan pemandangannya, menjadi faktor utama yang membuat namanya cepat melangit alias tenar dikalangan pendaki.
Itulah fakta pertama, tentang keelokan Gunung Prau. Keindahan panoramanya tersaji terutama dari puncaknya.
Bentuk puncak Gunung Prau agak berbeda dengan gunung-gunung lain. Puncaknya merupakan padang rumput luas yang memanjang dari Barat ke Timur, beberapa bagiannya berbukit-bukit ber-sabana hingga disebut Puncak Teletubbies dengan sedikit pepohonan dan tanaman bunga liar seperti bunga aster atau ceplikan (dalam bahasa lokal), lonte sore, dan edelweiss jawa membuat gunung ini juga mendapat julukan Gunung Seribu Bukit.
Kelebihan lain dari salah satu gunung yang berada di Dataran Tinggi Dieng ini, dari puncaknya pendaki bisa melihat pesona matahari terbit yang menawan bahkan disebut-sebut sebagai salah satu spot sunrise terbaik di kawasan Dieng Plateu.
Bukan cuma itu, dari puncaknya ke arah Timur pendaki bisa melihat deretan sejumlah gunung yang ada di Jawa Tengah (Jateng) dan sekitarnya seperti Sindoro, Sumbing, Merapi, Merbabu, Ungaran, Kembang, Telomoyo, dan Setlerep.
Ke arah Barat nampak Gunung Slamet, Ceremai dan Sikunir. Ke arah ini juga terlihat jelas keseluruhan Dieng, dari teras-teras perkebunan kentang, kubis, dan bawah prei, rumah-rumah penduduk di sejumlah desa, masjid, dan tentu saja Telaga Warna dan Telaga Pengilon.
Untuk melihat panorama ke arah Barat, terlebih dulu meniti tanjakan ber-sabana di kiri-kanannya, yang mirip sekali dengan "Tanjakan Cinta" di Gunung Semeru.
Fakta kedua, ramah bagi pendaki pemula.
Untuk menikmati pemandangan sederet gunung dan objek alam lain dari puncak Gunung Prau, menariknya tak perlu sampai 5 jam mendakinya, itupun jalannya santai dan sudah termasuk beberapa kali istirahat sejenak.
Meskipun ketinggiannya di atas 2.000, tepatnya 2.590 Mdpl tapi gunung ini relatif mudah didaki sekalipun oleh pendaki pemula, lantaran tidak ada trek yang terlampau berat apalagi ekstrem. Namun suhunya, pada waktu-waktu tertentu bisa sangat dingin.
Pilihan jalur pendakian (japen)-nya juga cukup banyak. Saat ini, sekurangnya ada 6 japen umum yang biasa digunakan para pendaki untuk menggapai puncaknya, yakni pertama japen via Dieng, Kalilembu, dan Patak Banteng yang berada di Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo (dari arah Barat Daya/Selatan); kedua japen via Igirmranak masih di Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo (dari arah Tenggara); dan ketiga japen via Kenjuran, Kecamatan Sukorejo, Kabupaten Kendal (dari arah Timur).
Selanjutnya atau keempat japen via Pranten, Kecamatan Bawang, Kabupaten Batang (dari arah Barat Laut); kelima japen via Wates, Kabupaten Temanggung (dari arah Tenggara); dan keenam japen via Ngelak, Kabupaten Batang (dari arah Utara).
Fakta berikutnya atau yang ketiga, letaknya strategis di tengah Jawa.
Gunung Prau berada di tapal batas 4 kabupaten di Jawa Tengah (Jateng), yaitu Kabupaten Batang, Kendal, Temanggung, dan Kabupaten Wonosobo.
Letaknya itu membuatnya mudah dijangkau para pendaki bukan hanya dari berbagai wilayah di Jateng dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), pun dari Jakarta, Jawa Barat (Jabar), dan Banten.
Begitupun buat pendaki yang berada di Jawa Timur (Jatim) dan sekitarnya. Bahkan banyak pendaki di luar Jawa (seperti Sumatra) yang terpikat dengan Prau dan menjadikannya sebagai salah satu gunung yang wajib masuk daftar pendakian, sekalipun itu untuk sekali seumur hidup.
Akses ke lokasi basecamp (BC)-nya juga terbilang mudah. Misalnya pendaki dari Jakarta, bisa naik bus ekonomi ataupun AC dari sejumlah terminal yang ada di Jakarta menuju Terminal Bus Mendolo Wonosobo yang baru diresmikan secara virtual oleh Presiden Joko Widodo pada 2 Januari 2024.
Kalau dari Jakarta, pendaki bisa naik bus yang sore supaya sampai di Terminal Mendolo pagi. Setelah sarapan lanjut ke BC yang dituju dengan moda transportasi umum atau carter-an.
Fakta keempat, berpredikat gunung sejuta umat.
Tak bisa dipungkiri ketiga fakta di atas, membuat Prau diminati banyak pendaki terlebih pendaki pemula, oleh karenanya gunung ini sampai mendapat julukan gunung sejuta umat.
Dipastikan setiap akhir pekan, long weekend (tanggal merah pada hari Jumat), musim liburan, peringatan hari-hari spesial seperti 17 Agustus-an, Sumpah Pemuda, dan lainnya serta pada saat peak season seperti malam tahun baru dipastikan ribuan pendaki bakal mendaki gunung ini.
TravelPlus pernah mendaki gunung ini bertepatan dengan tanggal merah pada hari Jum'at (long weekend), tepatnya 19 April 2019. Ketika itu jumlah yang mendaki gunung ini mencapai 5 ribu lebih pendaki.
Data dari salah satu petugas BC Patak Banteng, selama satu hari, Jumat 19 April 2019 terhitung dari pukul 1 siang, jumlah yang mendaki Prau tercatat 5.300 pendaki dari BC Gunung Prau via Patak Banteng.
Para pendaki yang datang pada hari itu didominasi pendaki dalam negeri, terutama dari Jawa seperti Jakarta, Banten, Jabar, Jateng, dan DIY serta Sumatra. Bahkan ada juga 11 pendaki bule dari dari Swiss.
Ketika itu harga tanda masuk (HTM) atau tiket pendakian Gunung Prau untuk pendaki dalam negeri masih Rp 15 ribu sedangkan pendaki mancanegara atau asing Rp 25 ribu per orang.
Pantauan TravelPlus sewaktu tiba di Plawangan atau camp ground pada Jumat malam, di sekitar area puncak Prau sampai Bukit Teletubbies, sudah dipenuhi ratusan tenda dome aneka warna. Bahkan sebelum di puncak, sejumlah pendaki ada yang nge-camp atau mendirikan tenda di beberapa titik di sepanjang Pos 2 dan Pos 3.
Saking banyaknya pendaki, sewaktu turun keesokan harinya pada Sabtu pagi dari puncak sampai ke Pos 1 sampai terjadi kemacetan antrean pendaki.
Fakta kelima, jadi pilihan open trip.
Lantaran ramai peminatnya, membuat Gunung Prau menjadi salah gunung yang banyak dijual sejumlah tour operator (TO) atau indie travel dalam bentuk open trip (OT) pendakian.
Amatan TravelPlus, TO yang menjual OT pendakian di gunung yang di kawasan hutannya masih dihuni macan tutul jawa, sigung jawa, dan elang jawa ini bukan hanya yang ada di Jakarta, Jabar, dan Banten pun OT dari Jatim.
Masing-masing TO biasanya menawarkan OT Prau dengan harga yang berbeda, tergantung fasilitasnya yang disediakan.
Terakhir atau fakta keenam, jadi lokasi aksi tanam pohon tahunan.
Setiap tahun Forum Komunikasi Prau Indonesia (FKPI) bekerjasama dengan Perhutani dan pihak terkait lainnya menggelar kegiatan penanaman pohon bertajuk Bulan Konservasi di kawasan Gunung Prau.
Puncak Bulan Konservasi diadakan secara bergantian di BC yang ada di Gunung Prau. Menurut Irfan Maulana dari BC Prau via Igirmranak, tahun ini "Puncak Bulan Konservasi" yang mengusung tema "Aksara Hijau Untuk Bumi Pertiwi", tuan rumahnya BC Prau via Igirmranak yang berada di Desa Igirmranak, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo, Jateng.
Acara yang akan berlangsung tanggal 2-3 Maret 2024, terbuka untuk umum dengan lokasi penanaman di Bukit Cendani, atas Pos 2.
Itulah 6 fakta menarik tentang Gunung Prau versi TravelPlus Indonesia. Buat Anda yang ingin menikmati keindahan panoramanya, ada tiga pilihan waktu terbaik.
Pertama, kalau Anda termasuk pendaki yang suka dengan keramaian, mendakilah pada akhir pekan, long weekend, hari spesial, musim liburan dan atau pas malam tahun baru.
Kedua, bila lebih senang suasana yang sepi, mendakilah diluar waktu semua itu, tepatnya di hari kerja (weekday). Cara ini pernah TravelPlus lakukan pada tahun 2013, dan hasilnya mendapatkan suasana di japen dan puncaknya yang luar biasa hening. Ketika itu di puncak Prau hanya ada kami berempat, tidak ada pendaki lain. Jadi berasa puncak Prau milik kami.
Pilihan ketiga, kalau ingin pendakian Anda bermanfaat lebih antara lain bermuatan ramah lingkungan atau pro konservasi, sebaiknya mengikuti kegiatan "Puncak Bulan Konservasi" karena bisa sekaligus ikut aksi menanam pohon di lokasi yang sudah ditentukan oleh penyelengaranya di kawasan Gunung Prau.
Naskah & foto: Adji TravelPlus, IG @adjitropis & TikTok @FaktaWisata.id
Captions:
1. Menikmati salah satu deretan gunung dari puncak Gunung Prau.
2. Pesona matahari terbit khas Gunung Prau.
3. Mendaki Prau pada hari kerja (weekday) jauh lebih hening.
4. Mendaki Prau pada akhir pekan, long weekend, hari libur, dan atau peak season dipastikan pendakinya ramai.
5. Berfoto berlatar belakang deretan gunung di Puncak Prau usai menikmati sunrise.
0 komentar:
Posting Komentar