Walking Tour hingga Nanjak Gunung, Pilihan Aktivitas Wisata saat Low Season
"Kegiatan wisata apa aja ya Om yg sesuai low season & destinasinya dimana? Mohon pencerahannya🙏. Menarik bgt tulisannya, jd pingin liburan pas low season😍".
Begitu pertanyaan sekaligus pernyataan yang ditulis pemilik akun Instagram (IG) @wartadesawisata di kolom komentar atas unggahan tulisan TravelPlus Indonesia bertajuk "Lima Keuntungan Berwisata Saat Low Season" di akun IG @adjitropis, Senin (8/1/2024).
Berdasarkan pengamatan dan pengalaman TravelPlus, sebenarnya banyak kegiatan wisata yang bisa dilakukan untuk memanfaatkan musim sepi atau rendah kunjungan wisatawan (low season) seperti saat ini hingga awal April mendatang, namun untuk edisi kali ini TravelPlus meramunya menjadi lima jenis aktivitas wisata.
Kelima jenis kegiatan wisata rekomedasi TravelPlus itu adalah walking tour, aktivitas wisata alam, ekraf, bahari, dan aktivitas wisata rekreasi.
Pertama, aktivitas wisata walking tour atau wisata berjalan kaki ke sejumlah daya tarik wisata yang berada masih dalam satu kawasan atau berdekatan satu sama lain.
Ragamnya ada walking tour (WT) sejarah yakni mengunjungi bangunan bersejarah atau benda cagar budaya; WT kuliner ke spot-spot kuliner legendaris, kekinian ataupun yang tengah viral; WT religi ke rumah ibadah (masjid gereja, kelenteng, pura dll) yang bersejarah atau berarsitektur unik; dan satu lagi WT paduan dua tarik wisata misalnya sejarah dan kuliner, religi dan kuliner, dan atau ketiganya sejarah, religi juga kuliner.
Rekomendasi destinasinya antara lain kawasan cagar budaya Kota Tua Jakarta di Jakarta Barat, Kota Lama Semarang (Jawa Tengah), Kota Tua Malang (Jawa Timur), Kota Tambang Sawahlunto (Sumatra Barat), Kompleks Masjid Jami Penyengat di Kota Tanjungpinang (Kepulauan Riau), Kota Banten Lama di Kota Serang (Banten), dan di kawasan cagar budaya di Rangkasbitung, Kabupaten Lebak (Banten).
Kota Tua Jakarta atau lebih dikenal sebagai Batavia Lama (Oud Batavia) yang berluas 1,3 Km persegi berada di dua kota yakni di Jakarta Barat dan Jakarta Utara.
Bangunan bersejarah yang termasuk Kota Tua Jakarta lebih dominan berada di Jakarta Barat, tepatnya di Kelurahan Pinangsia, Kecamatan Taman Sari antara lain Museum Fatahillah, Museum Wayang, Kantor Pos Kota Tua, Museum Seni Rupa dan Keramik, Stasiun Jakarta Kota (Beos), Museum Bank Indonesia, Museum Bank Mandiri, Magic Art 3D Museum, Toko Merah Kota Tua dan sejumlah bangunan di Jalan Kali Besar serta Jembatan Kota Intan. Berada di kawasan tersebut, Anda bakal mendapatkan vibes seperti di kota-kota tua Eropa.
Bangunan bersejarah Kota Tua Jakarta di wilayah Jakarta Utara yang menarik untuk Anda sambangi antara lain Pelabuhan Sunda Kelapa di Kelurahan Ancol, Kecamatan Pademangan serta Gedong Galangan VOC dan Museum Bahari berikut dengan Menara Syahbandar-nya di Kelurahan Penjaringan, Kecamatan Penjaringan.
Untuk menuju kawasan yang pernah mendapat julukan sebagai "Permata Asia" dan "Ratu dari Timur" pada abad ke-16 oleh pelayar Eropa ini dan kemudian ditetapkan sebagai situs warisan oleh Gubernur DKI Jakarta Ali Sadikin pada 1972, Anda bisa menggunakan moda transportasi umum antara lain KRL Commuter Line dari berbagai stasiun di Jakarta serta dari Bodetabek (Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi) turun di Stasiun Jakarta Kota. Pilihan lain, naik bus Transjakarta turun di halte Kali Besar Barat, halte Museum Fatahillah ataupun halte Stasiun Kota Jakarta.
Menariknya WT di kawasan Kota Tua Jakarta, Anda bisa menyelinginya dengan tur naik sepeda atau bicycle touring (BT) ke beberapa bangunan tersebut di atas sehingga lebih variatif. Sepeda bisa Anda sewa di beberapa titik penyewaan.
Kalau Anda lebih berminat WT atau BT ke rumah-rumah ibadah di kawasan Kota Tua Jakarta, pilihannya antara lain Langgar (musala) Tinggi di lingkungan RT 002 RW 001, Kelurahan Pekojan, Kecamatan Tambora.
Tak jauh dari langgar ada Masjid Al Anshor di Jalan Pengukiran II yang merupakan masjid tertua di Jakarta dan Masjid Annawar (1760) di Jalan Pekojan Nomor 71 serta Masjid Angke atau Masjid Al Anwar (1761) di seberang Kali Angke, tepatnya di Gang Mesjid 1.
Selanjutnya Anda bisa ke masjid bersejarah lainnya yakni Masjid Jami Keramat Luar Batang atau juga populer dengan sebutan Masjid Luar Batang di daerah Penjaringan, Jakarta Utara.
Alternatif rumah ibadah lainnya masih di sekitar kawasan Kota Tua adalah Kelenteng Arya Marga atau Nan Jing Miao di Jalan Tambora 8 di tepi Kali Opak dan Gereja Sion alias Portugeesche Buitenkerk atau Gereja Portugis di Jalan Pangeran Jayakarta, Jakarta Barat.
Kalau Anda memilih WT ataupun BT kuliner pilihannya antara lain Café Batavia, Kedai Seni Djakarte, Historia Food and Bar, Gado-Gado Direksi, Kedai Soto Tangkar dan Sate Kuah Daging Sapi Aneka Sari Haji Diding, Batavia Market, Semasa Kota Tua, Keukenhof Bistro, Acaraki Jamu, dan BangKopi.
Bila ingin ketiganya, ya Anda tinggal padukan daya tarik ketiganya yakni WT ataupun BT sejarah, religi, dan kuliner. Agar dapat vibes yang berbeda, tak ada ruginya Anda nikmati pula WT ataupun BT di Kota Tua Jakarta pada malam hari.
Adapun bangunan/benda cagar budaya yang wajib masuk daftar kunjungan WT sejarah Anda di Rangkasbitung antara lain Stasiun Rangkasbitung, Ex Mixoilie (bekas pabrik minyak terbesar di Asia Tenggara), rumah eks perkebunan, rumah keluarga Van Hellen, eks rumah wedana Cilegon, Water Toren Rangkasbitung, Residentie Regent Shapen van Lebak (kini menjadi Rumah Dinas Bupati Lebak), dan Eks Kantor Pusat Urusan Administrasi Perkebunan Karet milik NV Cultuur Maatschappij (sekarang jadi kantor DPRD Lebak), dan eks Rumah Dinas Eduard Douwes atau Rumah Multatuli.
Sebaiknya Anda mampir juga ke Museum Multatuli lalu salat wajib di Masjid Agung Al-A'Raaf atau Masjid Alun-Alun Rangkasbitung, baru kemudian santap siang di Rumah Makan (RM) Ramayana serta icip-icip kudapan Jojorong dan otak-otak goreng.
Biar WT dan WB Anda menyenangkan sebaiknya kenakan pakaian dan alas kaki yang nyaman, membawa jas hujan dan payung mengingat sekarang musim hujan, dan melakukannya dalam kelompok kecil (small group), serta dipandu oleh pemandu WT yang andal.
Kedua, aktivitas wisata ekraf yang bisa Anda pilih antara lain nonton konser musik. Agenda konser musik di awal tahun 2024 yang bisa Anda lihat antara lain NCT 127 3rd Tour di Indonesia Arena Senayan, Jakarta Pusat tanggal 13-14 Januari; Yoasobi di Istora Senayan (16/1); The Rose di The Kasablanka Hall (20/1); Louis Tomlinson di Beach City International Stadium (24/1), dan Park Hyung Sik di Tennis Indoor Senayan (27/1).
Selain itu mengunjungi pameran di Jakarta. Berikut beberapa agendanya antara lain Pameran Motor Internasional Indonesia tanggal 15 Februari, Pameran Perdagangan Kerajinan Internasional Jakarta (28/2) di JCC serta Pameran Teknologi Hijau dan Produk Ramah Lingkungan Internasional Indonesia (6/3).
Pilihan lain menyaksikan event wisata ataupun budaya yang digelar di beberapa kota/kabupaten di sejumlah provinsi di Indonesia, antara lain di Jawa Tengah Anda bisa melihat Festival Durian di Kabupaten Pekalongan tanggal 14 Januari 2024; Haul Syekh Sjangkung di Desa Kayen, Kecamatan Kayen, Kabupaten Pati (27/1); dan Perayaan Ta’sis Menara di Desa Kauman, Kudus (30/1).
Di Daerah Istimewa Yogyakarta antara lain Labuhan Keraton Ngayogyakarta (11/2), Coast to Coast Night Trail Ultra (24-25/2) dan Tour de Kotabaru (rencana diadakan Februari), upacara Melasti (9/3), Jogja Otomotif Show #5 (25-31/3), dan Sarkem Festival (rencana digelar Maret). Sedangkan di Jawa Timur antara lain Wonderful Sumenep, Madura Dream Wedding Festival, dan Festival Kuliner jajanan khas tempoe doeloe di Kabupaten Sumenep, Madura pada 26-27 Januari.
Ketiga, aktivitas wisata bahari yang dapat Anda lakukan antara lain berwisata konservasi bahari seperti menanam mangrove, lamun, dan terumbu karang serta melepas tukik atau anak penyu di Pulau Pramuka, Taman Nasional Kepulauan Seribu, Jakarta.
Ada baiknya sebelum berwisata bahari, apalagi menyeberang ke pulau, perhatikan dan cek kembali kondisi cuaca terutama gelombang laut terkini. Bila aman, let's go.
Keempat, aktivitas wisata rekreasi atau piknik. Pilihannya antara lain berwisata budaya ke TMII Jakarta, santai di hutan kota Kemayoran, dan melihat aneka satwa di Bombin Ragunan. Anda juga bisa keliling Kebun Raya Bogor, Kebun Raya Cibodas, Taman Bunga Nusantara Cipanas, dan atau wisata taman kota di Tebet Eco Park, Jakarta Selatan serta city light tour di kawasan Sudirman-Thamrin, Jakarta.
Bermuatan Petualangan
Terakhir atau kelima, aktivitas wisata alam yang bermuatan petualangan, pilihannya antara lain nanjak atau mendaki gunung (khusus caving atau susur gua sebaiknya ditunda dulu, terlebih ke dalam gua ber-sungai bawah tanah mengingat saat ini musim hujan).
Sebelum mendaki, selain mempersiapkan fisik dan mental sebaiknya Anda cek dulu status aktivitas vulkanik gunung tersebut apakah normal atau waspada dan lainnya. Cek pula jalur pendakiannya apakah dibuka untuk pendakian umum atau tidak.
Anda bisa mengeceknya lewat laman atau pun akun IG Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) lalu indahkan rekomendasinya. Anda juga bisa cek ulang ke pihak pengelolanya yakni balai taman nasional, BKSDA atau menghubungi masing-masing petugas/penjaga basecamp (BC) di jalur pendakian gunung yang akan Anda daki.
Pilihan gunung yang bisa Anda daki cukup banyak, antara lain sederet gunung di kawasan Bandung Raya (Burangrang, Sangar, Patuha, Puncakbesar Malabar, Bukittunggul, Tangkuban Parahu, dll); Cikuray dan Sagara di Kabupaten Garut serta Gunung Ceremai via Apuy, Majalengka.
Alternatifnya Gunung Seulawah Agam dan Burni Telong di Aceh; Gunung Talang (Sumatra Barat), dan Rajabasa di Lampung. Sedangkan di Jawa Tengah seperti Merbabu, Lawu, Sindoro, Sumbing, Prau, dan Andong serta sejumlah gunung berstatus normal di provinsi lain.
Kalau tidak suka nanjak gunung, Anda bisa memanfaatkan low season ini dengan berwisata alam non pendakian. Pilihan aktivitas dan destinasinya antara lain treking ke air terjun dan camping ceria (camcer) di kaki Gunung Salak, Kabupaten Bogor ataupun di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat.
Itulah sederet kegiatan wisata yang bisa Anda lakukan pada rentang periode pertama low season di #indonesiaaja, mulai pekan kedua Januari sampai awal April mendatang. Apapun pilihan aktivitasnya, semoga membuat Anda senang dan tentunya bermanfaat.
Naskah & foto: Adji TravelPlus, IG @adjitropis, TikTok @FaktaWisata.id
Captions:
1. Kolase foto city light tour di kawasan Sudirman-Thamrin, Jakarta; Water Toren Rangkasbitung; dan sunrise di puncak Gunung Sagara, Garut.
2. Museum Bahari, salah satu cagar budaya dibilangan utara Jakarta.
3. Tur sepeda alias bicycle touring bisa dilakukan di kawasan Kota Tua Jakarta selain walking tour.
4. Water Toren Rangkasbitung, spot walking tour sejarah di Ibukota Kabupaten Lebak yang menarik perhatian.
5. City light tour dari Jembatan Penyebarangan Orang (JPO) Karet, Jakarta pada malam hari.
6. Menikmati pesona matahari terbit dan deretan gunung dari puncak Gunung Prau, Jawa Tengah.
0 komentar:
Posting Komentar