Pilih Ngecamp di Gunung Apa Camcer di Bumper? Ini 7 Perbedaannya
Banyak jenis wisata yang bisa Anda lakukan di dalam negeri saat low season (musim sepi) kunjungan wisatawan seperti saat ini. Salah satunya berkemah atau camping.
Pilihan berkemahnya ada dua, ngecamp di gunung dan satu lagi camping ceria (camcer) di bumi perkemahan (bumper) atau camping ground (campground).
Sebelum memilih mana yang akan Anda lakukan, sekalipun sama-sama camping ada baiknya Anda ketahui perbedaan antara keduanya.
Berdasarkan pengalaman dan pengamatan TravelPlus Indonesia, sekurangnya ada 7 perbedaan antara ngecamp di gunung dengan camcer di bumper yakni dilihat dari lokasinya, cara mencapainya, lama waktu atau durasi mencapainya, atmosfer dan sensasinya, perlengkapan, kegiatan, serta pegiat atau pelakunya.
Pertama, dilihat dari lokasinya.
Ngecamp di gunung sudah pasti lokasinya di gunung, baik itu gunung populer seperti Gede, Prau, Merbabu, Rinjani, dll maupun di gunung yang kurang populer dan tidak populer; baik di gunung berapi aktif, kurang aktif (atau sudah lama tertidur) maupun yang tidak aktif atau gunung mati); di gunung berketinggian di atas 3.000 meter di atas permukaan laut (Mdpl), berketinggian sedang 2.000 - 3.000 Mdpl maupun di gunung tergolong mungil di bawah 2.000 Mdpl; dan atau di gunung berstatus taman nasional maupun tidak.
Lokasi ngecamp di gunung itu berada di beberapa pos pendakian, terutama pos terakhir sebelum summit attack (meraih puncak). Contoh, kalau di Gunung Ciremai jalur pendakian (japen) via Apuy Kabupaten Majalengka lokasinya di Pos Lima; di Gunung Cikuray japen Pemancar Kabupaten Garut lokasinya di Pos 6, 7, dan 8. Sedangkan Gunung Salak japen Cidahu, Kabupaten Sukabumi lokasi ngecamp-nya di Pos Bayangan (HM 38) dan pos terdekat dengan puncak I atau Puncak Manik.
Kalau camcer di bumper, sudah tentu di bumper baik yang ada di kaki gunung, bukit ataupun di pantai.
Contoh spot camcer di kaki gunung tak jauh dari Jakarta antara lain Gunung Pancar di Kecamatan Babakan Madang, Kabupaten Bogor; Gunung Bunder di Kecamatan Pamijahan, Kabupaten Bogor masih kawasan wisata Gunung Salak Endah (GSE); Gunung Mas kawasan puncak Kabupaten Bogor; di kaki Gunung Salak antara lain Campground Sukamantri dan Ciapus (Kabupaten Bogor) serta Cidahu (Kabupaten Sukabumi); Kampoeng Awan di Desa Megamendung, Kabupaten Bogor yang berpanorama Kota Bogor, Jalan Raya Puncak, Gunung Salak, Gunung Gede-Pangrango, dan Desa Gunung Geulis; Eagle Hill juga di Megamendung; dan Bumper Ciputri Tenjolaya masih di kaki Gunung Salak tepatnya di Tapos I, Kabupaten Bogor dekat dengan aliran Curug Ciputri.
Selain di kaki gunung, belakangan ini juga menjamur spot camcer di pantai. Contoh spot camcer di pantai yang dekat dengan Kota Jogja tepatnya di Kabupaten Gunung Kidul, antara lain di Pantai Kesirat, Wohudu, Ngrumput, Sanglen, Sedahan, Greweng, Siung, Jungwok, dan Pantai Butuh. Sedangkan di Jakarta antara lain di Kepulauan Seribu.
Perbedaan kedua, cara mencapainya.
Untuk mencapai lokasi ngecamp di gunung tak ada cara lain selain mendaki (nanjak) gunung tersebut. Sedangkan lokasi camcer di bumper tak perlu melakukan pendakian, bahkan banyak bumper baik di kaki gunung maupun di pantai yang bisa dijangkau langsung sampai lokasi dengan kendaraan pribadi baik motor maupun mobil.
Ketiga, lama waktu atau durasi mencapainya.
Durasi ke lokasi ngecamp di gunung dipengaruhi banyak faktor antara lain ketinggian lokasi camp-nya, kondisi trek japennya, kecepatan langkah pendakinya, dan lama waktu istirahatnya. Contoh durasi ke pos ngecamp di Gunung Ciremai via Apuy di pos lima estimasi atau perkiraannya sekitar 8-9 jam.
Durasi ke lokasi bumper untuk camcer jelas jauh lebih singkat apalagi kalau bisa diakses dengan motor ataupun mobil langsung ke lokasi.
Perbedaan keempat, atmosfer dan sensasinya.
Atmosfer atau suasana dan sensasi yang didapat saat ngecamp di gunung dengan camcer di bumper jelas tak sama.
Lantaran ngecamp di gunung harus disertai dengan pendakian tentu atmosfernya lebih seru dan campur aduk bisa senang karena treknya mudah, banyak spot alam yang keren, cuacanya bersahabat; bisa juga kesal karena capek, jauh, treknya sulit dan cuacanya buruk, dan lainnya. Sensasinya pun jauh lebih menantang karena bermuatan petualangan yang menguji fisik dan mental.
Kalau camcer di bumper atmosfernya datar-datar saja, cenderung bersenang-senang karena sensasinya boleh dibilang tidak ada muatan petualangan, lebih bersifat rekreasi.
Kelima, perlengkapan.
Kalau ngecamp di gunung, peralatan yang dibawa tentu saja semua peralatan dasar berkemah seperti tenda dome mulai yang berkapasitas 2 dan seterusnya, flysheet untuk penutup atas tenda untuk mengantisipasi agar tenda tidak rembes saat hujan turun, matras karet dan matras aluminium foil, sleeping bag, dan pakaian tidur (kaos, sweater, sarung tangan, kaos kaki, sarung kain) yang kering (bukan yang lembab apalagi basah).
Ditambah lagi dengan peralatan pendakian lainnya seperti ransel yang nyaman dan bisa menampung semua peralatan yang dibawa, sepatu dan sandal gunung yang nyaman dan kuat, jas hujan/ponco, perlengkapan masak (nesting, kompor gas, gas, dan korek api), obat-obatan pribadi, dan logistik (bekal makanan dan minuman yang cukup termasuk emergency food untuk mengantisipasi bila terjadi kondisi darurat seperti nyasar dan lainnya).
Satu lagi membawa serta bekal peduli lingkungan (minimal membawa turun kembali sampah logistik sendiri terutama yang berbahan plastik sekalipun itu cuma bungkus permen, tidak vandalisme, tidak merusak pepohonan, dan tidak mengambil apapun).
Bila Anda mengikuti open trip (OT) pendakian biasanya sudah termasuk tenda dan cookset. Kalau Anda tetap ingin bawa sendiri untuk jaga-jaga tapi tak punya tenda dll, bisa menyewa sebelum melakukan pendakian di rental outdoor terdekat.
Kalau camcer di bumper, selain bawa perlengkapan sendiri, Anda juga bisa menyewa di pengelola bumper tersebut atau membeli paket camcer setempat yang sudah termasuk semua peralatan berkemah sesuai pilihan seperti tenda dome ataupun glamour camping (glamping), dan lainnya.
Perbedaan keenam, kegiatannya.
Jenis kegiatan yang bisa dilakukan ngecamp di gunung boleh dibilang terbatas oleh waktu. Karena tujuan utama pelakunya adalah menggapai puncak tertinggi gunung yang didaki.
Adapun kegiatan di tempat ngecamp yang sering dilakukan pendaki selepas mendirikan tenda antara lain memasak untuk makan dan minum, salat wajib, mengabadikan suasana sekitar, nyantai sejenak sambil ngobrol, packing bekal untuk muncak (ke puncak) besok pagi, dan kemudian istirahat atau tidur untuk memulihkan stamina buat persiapan summit attack.
Kegiatan camcer di bumper lebih beragam karena waktunya terbilang lebih panjang dan santai antara lain kopi darat (kopdar) untuk menambah keakraban dan kekompakan antar-anggota komunitas dengan bermacam permainan dan hiburan, perayaan tanggal jadi (anniversary) sebuah komunitas, family gathering untuk memperkenalkan buah hati dengan kegiatan alam bebas, outbound untuk membentuk team building atau kerjasama yang kompak, dan atau studi tur yang dilakukan para pelajar/mahasiswa pencinta alam dan lainnya dengan bermacam acara bermuatan edukasi maupun konservasi.
Terakhir atau perbedaan ketujuh, pegiat atau pelakunya.
Ngecamp di gunung pegiatnya tentu saja orang yang melakukan pendakian gunung (baik itu pendaki gunung, pencinta alam baik sispala maupun mapala, karyawan dan non karyawan yang gemar nanjak gunung, wisatawan minat khusus, dll) lalu menginap di lokasi ngecamp yang biasa digunakan pendaki sebelum mencapai puncak gunung tersebut keesokan paginya.
Pelaku camcer di bumper umumnya bermacam anggota komunitas/perkumpulan, keluarga, para pelajar/mahasiswa, karyawan perusahaan, dll.
Itulah 7 perbedaan antara ngecamp di gunung dengan camcer di bumper untuk menambah bekal pengetahuan sebelum Anda melakukannya untuk mengisi liburan di musim paceklik kunjungan wisawatan seperti sekarang ini.
Bila Anda memilih ngecamp di gunung, berarti melakukan pendakian. Agar lancar dan sukses sampai puncak, Anda harus mempersiapkan fisik terlebih dulu dengan jenis olahraga yang tepat seperti jogging dan lari di natural trail yang turun naik, renang, dan lainnya serta memilih gunung yang relatif mudah dijangkau terlebih dulu, baik dari sisi treknya maupun ketinggiannya.
Satu lagi, alangkah baiknya disertai dengan menjaga sikap selama pendakian serta tak lupa diiringi dengan doa. Artinya bisa membedakan bagaimana berprilaku (bercanda/tertawa) saat hangout di kafe/warung atau kongko di kampung/rumah dengan saat berada di gunung, misalnya tidak tertawa/bercanda berlebihan dan tidak menyetel musik terlalu keras supaya tidak mengganggu pendaki, satwa, warga terdekat, dan "penghuni" lain gunung tersebut. Sikap seperti itu juga berlaku jika Anda memilih camcer di bumper sekalipun kegiatannya kental muatan senang-senangnya.
Selamat ngecamp di gunung ataupun camcer di bumper saat low season, semoga menyenangkan, bermanfaat, dan berkesan.
Naskah & foto: Adji TravelPlus @adjitropis & @travelplusindonesia
0 komentar:
Posting Komentar