15 Literasi Digital Event Parekbud ini Sangat Dibutuhkan Wisatawan, Apa Saja?
Literasi digital disini merupakan kemampuan menggunakan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) berbasis digital untuk mengkomunikasikan bermacam konten/informasi secara menarik dan informatif.
Dikutip dari situs eliterasi, Douglas A.J. Belshaw dalam tesisnya What is ‘Digital Literacy‘? (2011) mengatakan bahwa ada 8 elemen esensial untuk mengembangkan literasi digital yakni Kultural atau pemahaman ragam konteks pengguna dunia digital; Kognitif (daya pikir dalam menilai konten); Konstruktif (reka cipta sesuatu yang ahli dan aktual); Komunikatif (memahami kinerja jejaring dan komunikasi di dunia digital); Kepercayaan diri yang bertanggung jawab; Kreatif (melakukan hal baru dengan cara baru); Kritis dalam menyikapi konten; dan Bertanggung jawab secara sosial.
Aspek kultural, menurut Belshaw, menjadi elemen terpenting karena memahami konteks pengguna akan membantu aspek kognitif dalam menilai konten.
Berdasarkan pengamatan dan pengalaman TravelPlus Indonesia meliput sejumlah acara/kegiatan terkait Parekbud seperti festival wisata, parade budaya, pementasan seni pertunjukan, bazar kuliner, konser musik, pemutaran film, pagelaran busana/fesyen, pameran wisata/seni/kerajinan/foto, konferensi/FGD/seminar/MICE, launching produk/jasa, maupun event bertema lingkungan, dan lainnya, sekurangnya ada 15 poin literasi digital (litdit) pra, on, dan post/pasca-event yang harus diterapkan pihak penyelenggara supaya tercapai tujuan target wisatawan/penontonnya.
Litdit pertama adalah pemberitahuan nama event (jika event-nya baru dibuat, upayakan namanya unik), kalau tetap sama tinggal tambah edisi tahun sekian atau sesi sekian.
Kedua, pemberitahuan waktu pelaksanaannya (kalau dalam bentuk festival sebaiknya lebih dari satu hari).
Litdit ketiga, pemberitahuan tempat (pilih venue yang strategis atau bisa juga yang beda atau tidak biasa untuk mendapatkan atmosfer baru).
Keempat, pemberitahuan pengisi acara, waktu, dan tempat penampilannya (rundown). Kalau festival musik siapa saja musisi (penyanyi atau band yang tampil pada hari pertama, tempat/panggungnya di mana, dan jam berapa tampilnya). Nama penyanyi/band ternama atau yang tengah nge-hits boleh ditonjolkan untuk menarik perhatian.
Litdit kelima, pemberitahuan tentang tiketnya, kalau free tanpa registrasi harus diinformasikan dan kalau free tapi harus registrasi online disebutkan link online-nya. Jika berbayar disebutkan jenis tiket dan harganya serta cara pembeliannya.
Keenam, pemberitahuan cara menuju venue dengan kendaraan umum (baik dengan TransJakarta, kereta Commuter Line, MRT, dll).
Litdit ketujuh, pemberitahuan apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan wisatawan/penonton saat menonton event tersebut.
Kedelapan, pemberitahuan kuota wisatawan/penonton per harinya supaya tidak melebihi daya tampung/kapasitas venue acara.
Litdit kesembilan, pemberitahuan jika ada lomba photo, video, tulisan tentang event tersebut berikut syarat mengikutinya serta hadiah yang didapat para pemenang.
Kesepuluh, pemberitahuan profil nama-nama pengisi acara untuk menarik minat wisatawan/penonton.
Litdit kesebelas, pemberitahuan video pengisi acara yang akan tampil pada hari/jam berapa dan ajakan mereka kepada wisatawan/masyarakat untuk menonton.
Keduabelas, pemberitahuan perubahan waktu/tempat/pengisi acara atau penundaan/pembatalan acara jika hal itu terjadi.
Waktu unggahan masing-masing poin litdit di atas (kecuali poin keduabelas), sebaiknya jauh-jauh hari minimal sebulan sebelum pelaksanaan dan dilakukan berkali-kali agar semakin banyak wisatawan/penonton yang tahu.
Litdit ketigabelas, jumpa pers event minimal seminggu sebelum event dengan mengundang jurnalis/blogger dan atau konten kreator atau pegiat medsos yang tepat atau biasa meliput kegiatan Parekraf lewat pesan WA (lebih cepat), DM di akun Instagram (IG)-nya atau via email sebagai back-up.
Hasil jumpa persnya kemudian dibuatkan lidgit-nya kemudian diunggah antara lain di akun medsos penyelenggara maupun mitra/rekanan.
Bentuk litdit poin 1 s/d 13 atau dikenal dengan lidgit pra-event, bisa berbentuk tulisan, infografik, flyer, video, foto, dan lainnya yg menarik disertai captions atau keterangan yang informatif yang diunggah lewat ragam akun medsos (IG, FB, Twitter, dll) acara tersebut atau pihak penyelenggara maupun ragam medsos mitra/rekanan sesuai kesepakatan kerjasama.
On & Post Event
Keempatbelas, setelah litdit pra event tentu saja dilanjutkan dengan litdit pemberitahuan on event atau saat pelaksanaan acara antara lain berupa foto dan video tentang sepenggal suasana/jalannya acara. Ditambah dengan tulisan/foto maupun konten video hasil liputan dari jurnalis/blogger dan atau konten kreator yang diundang untuk meliput langsung event tersebut.
Perlu dicatat, sekalipun sudah punya ragam medsos intern (pribadi) dengan jumlah followers yang besar, tetap saja peran aktif jurnalis/blogger dan atau konten kreator yang tepat sangat diperlukan baik untuk jumpa pers maupun saat peliputan langsung event-nya. Keuntungannya, selain bisa memperluas jangkauan wisatawan/penonton yang disasar, pun menambah kaya (warna) informasinya.
Jurnalis/blogger dan atau konten kreator yang tepat disini bukan hanya berpengalaman, pun sudah terbukti dari produktivitas dan kreativitas karya jurnalistik digital/online yang dihasilkan selama ini, yakni bukan cuma tulisan (berita/artikel) dan foto pun konten video serta rajin menyebarluaskan link-linknya ke ragam medsos termasuk WA, WAG, Telegram, dan lainnya.
Terakhir atau litdit kelimabelas, pemberitahuan post/pasca event, antara lain berupa foto dan video tentang informasi keseluruhan acara tersebut berikut data tentang jumlah wisatawan/penonton, kesan dan pesan pengisi acara maupun wisatawan/penonton serta informasi kelanjutan even ini berikutnya.
Itulah 15 litdit yang sangat dibutuhkan wisatawan/penonton sehingga mereka tertarik untuk menyaksikan event terkait Parekbud termasuk Lingkungan, dan ingin kembali menontonnya lagi nanti.
Naskah & foto: adji kurniawan @adjitropis & @travelplusindonesia
0 komentar:
Posting Komentar