. q u i c k e d i t { d i s p l a y : n o n e ; }

Senin, 01 Agustus 2022

Enam Manfaat Mengikuti Upacara Kemerdekaan di Gunung


Mendaki gunung bisa di bulan apa saja, selama gunung yang akan didaki itu dibuka untuk pendakian umum. Tapi kalau dilakukan pada bulan Agustus sekaligus merayakan Hari Ulang Tahun (HUT) Kemerdekaan RI pada 17 Agustus, rasanya memang jauh lebih spesial.

Berdasarkan pengamatan dan pengalaman TravelPlus Indonesia, mengikuti upacara 17 Agustus di gunung bukan hanya lebih spesial pun banyak manfaatnya.

Sekurangnya ada 6 manfaat yang TravelPlus catat yakni melihat dan mengabadikan pemandangan indah/unik, menikmati keasrian alam, menjalin pertemanan, memompa rasa nasionalisme, mengangkat nama penyelenggara dan gunungnya, serta menambah pendapatan masyarakat setempat.

Manfaat pertama, bisa sekalian melihat dan mengabadikan pemandangan indah/unik. Alasan itulah yang membuat banyak pendaki mengikuti acara spesial satu ini di gunung.

Oleh karena itu gunung yang kerap dipilih sebagai lokasi acara tahunan tersebut, biasanya gunung populer yang memiliki spot-spot alam menawan seperti pesona matahari terbitnya, pemandangan menawan dari puncaknya, hamparan sabana-nya, dan atau area camp yang luas.

Dilihat dari ketinggiannya, ada tiga jenis gunung yang pernah bahkan kerap dijadikan lokasi untuk peringatan HUT Kemerdekaan RI.

Pertama, gunung terkenal yang berketinggian melebihi 3.000 meter di atas permukaan laut (Mdpl) antara lain Gunung Kerinci antara Jambi dan Sumbar, Dempo (Sumsel), Agung (Bali), Rinjani (NTB), Semeru (Jatim), Lawu antara Jatim dan Jateng, lalu Slamet, Merbabu, Sindoro di Jateng,  Ciremai (Jabar), dan Gunung Latimojong di Sulsel.

Gunung Rinjani (3.726 Mdpl) merupakan gunung berapi yang memiliki banyak spot alam yang indah sehingga disebut gunung berpanorama tercantik di Indonesia bahkan ada yang bilang terelok se-Asia Tenggara.

Spot alamnya antara lain padang rumput luas diselingi pepohonan bila melewati jalur pendakian (japen) via Desa Sembalun,  Plawangan Sembalun (tempat camp favorit  sebelum summits attack), Danau Segara Anak di ketinggian 2.010 mdpl, dan golden sunrise dari puncaknya.

Lantaran memiliki banyak spot alam yang cantik itulah membuat Rinjani menjadi salah satu gunung favorit pendaki untuk merayakan Kemerdekaan RI.

Kedua, gunung tersohor berukuran sedang dengan ketinggian di atas 2000 - 3000 Mdpl seperti Gunung Gede dan Papandayan di Jabar, Marapi dan Talang (Sumbar), Burni Telong (Aceh), Tambora (NTB), Bawakaraeng dan Lompobattang (Sulsel) serta Gunung Prau di Jateng.

Gunung Gede (2.958 Mdpl) salah satu gunung berketinggian sedang yang memiliki sejumlah spot alam yang menggoda pendaki untuk menggapainya, salah satunya Alun-alun Surya Kencana (Aa Surken).

Alun-alun di ketinggian sekitar 2.750 Mdpl berupa padang rumput yang luas dan dihiasi tanaman edelweiss dan cantigi ini menjadi camp area favorit sebelum muncak.

Lantaran luas, cantik, memiliki mata air, dan menjadi tempat terbaik untuk melihat milky way, membuat Aa Surken kerap digunakan para pendaki sebagai tempat untuk upacara HUT Kemerdekaan RI dan atau pembentangan Bendera Merah Putih.

Begitupun dengan Gunung Prau yang berketinggian 2.590 Mdpl. Beberapa tahun belakangan ini sangat digandrungi para pendaki pemula lantaran relatif mudah digapai dan memiliki spot alam menawan terutama di puncaknya yang sekaligus menjadi camp area favorit.

Jenis ketiga, gunung populer yang berukuran mungil dengan ketinggian antara di atas 1000 hingga 2000 Mdpl antara lain Gunung Andong di Jateng, Penanggungan (Jatim), Gunung Batur (Bali), Halau-halau (Kalsel), dan Gunung Kappire di Sulsel.

Gunung Andong, contoh salah satu gunung berukuran mungil (1.726 Mdpl) namun  menawarkan pemandangan indah dengan  jalur yang tidak terlalu terjal, waktu tempuh singkat sehingga relatif aman bagi pendaki pemula, dan memiliki camp area yang cukup luas.

Berkat semua keistimewaannya itu, membuat gunung yang terletak di antara Desa Ngablak dan Tlogorjo, Grabag, Kabupaten Magelang ini sering dijadikan sebagai tempat upacara 17 Agustus sekaligus pembentangan Bendera Merah Putih.

Manfaat berikutnya atau yang kedua, bisa sekaligus menikmati keasrian alam. Upacara 17 Agustus di gunung tentu berbeda dengan di desa apalagi di kota. Di gunung, jelas pendaki bakal mendapatkan spot alam yang suasananya masih asri, segar, dan bersih  seperti hutan, sabana, lembah, jalur pendakian, camp area, puncak, dan lainnya.

Ketiga, karena biasanya acara spesial ini digandrungi para pendaki, jadi bisa sekaligus menjalin pertemanan (silaturahmi) dengan pendaki dari berbagai kota dan daerah. Jaringan pertemanan antar-pendaki pun semakin luas.

Selanjutnya alias manfaat keempat, memompa rasa nasionalisme. Manfaat yang satu ini boleh dibilang paling nempel dengan peringatan HUT Kemerdekaan. Kenapa? Ya salah satunya karena sebelum mengikuti upacara ataupun pembentangan Bendera Merah Putih, pesertanya harus bersusah payah menggapai lokasi entah itu di puncak ataupun di camp area favorit.

Manfaat kelima, dengan mengadakan acara positif ini tentu saja nama pihak penyelenggara/panitia pelaksananya terdongkrak lantaran terekspos di ragam media. Begitupun dengan nama gunung yang menjadi lokasi penyelenggaraan.

Terakhir atau manfaat keenam, karena acara peringatan HUT Kemerdekaan RI di gunung banyak peminatnya tentu saja akan berdampak dalam menambah pendapatan warga setempat.

Pendaki yang datang tentu akan berbelanja makan/minum di warung/kedai, membayar simaksi, parkir, menyewa peralatan, dan lainnya.


Menepis Nyinyiran
Kendati banyak manfaatnya, tetap saja tak sedikit orang awam yang nyinyir dan bilang kenapa mau bersusah payah ikut upacara 17 Agustus di gunung? Sudah capek, biaya yang dikeluarkan juga lumayan besar, dan parahnya lagi bikin gunung itu kotor.

Nyinyiran itu sejujurnya tidak salah. Memang benar mendaki gunung itu capek lantaran menguras fisik. Tidak salah pula kalau mendaki gunung itu butuh biaya yang tidak sedikit, apalagi kalau lokasinya semakin jauh dari domisili. Tak keliru juga kalau mendaki gunung itu justru membuat gunung penuh sampah karena faktanya masih banyak pendaki yang tak bertanggungjawab.

Supaya nyinyiran yang ketiga itu tidak sepenuhnya benar, sebagai pendaki peserta peringatan HUT Kemerdekaan RI di gunung harus melakukan sesuatu yang pro konservasi atau aksi ramah/peduli lingkungan.

Caranya, minimal membawa turun sampah logistik sendiri. Dengan kata lain tidak meninggalkan sampah yang mencemarkan di seluruh kawasan yang ada di gunung tersebut, baik itu di japen, camp area maupun di puncak.

Kalau mau lebih keren lagi, dalam pendakian merayakan HUT Kemerdekaan RI juga sekalian melakukan aksi sapu bersih bersama, dan atau kegiatan lain yang punya muatan pro konservasi.

Bila itu dilakukan, peringatan HUT Kemerdekaan RI di gunung bukan hanya mendapatkan banyak manfaat seperti dijelaskan di atas pun bakal memperoleh pujian dan dukungan dari sejumlah pihak, serta sekaligus menepis nyinyiran itu.

Naskah: Adji TravelPlus @adjitropis &  @travelplusindonesia

0 komentar:

Film pilihan

Bermacam informasi tentang film, sinetron, sinopsis pilihan
Klik disini

Musik Pilihan

Bermacam informasi tentang musik, konser, album, lagu-lagu pribadi dan pilihan
Klik disini

Mencari Berita/Artikel

  © Blogger templates Psi by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP