. q u i c k e d i t { d i s p l a y : n o n e ; }

Kamis, 02 Juni 2022

Lewat Festival, Sungai-sungai Ini Jadi Lebih Terkenal dan Jaring Wisatawan


Guna memperkenalkan keberadaan sungainya ke publik, sejumlah kota dan kabupaten menggelar event dalam kemasan festival. Di antaranya ada yang tetap eksis dan berhasil menjaring kunjungan wisatawan.

Kenapa sungai? Ya karena daerah itu, entah itu kota ataupun kabupaten memiliki sungai  dengan keistimewaan dan atau permasalahannya masing-masing.

Keistimewaannya, ada daerah yang bersungai terpanjang dan berbadan lebar seperti danau bahkan selat. Ada yang mempunyai sungai yang berarus tenang sampai berjeram-jeram. Ada pula daerah yang memiliki sungai yang melewati pegunungan dan lembah hingga membentuk sejumlah air terjun sampai yang membelah kota. 

Ada daerah yang dianugerahi sungai yang kemudian menjadi bagian dari kawasan konservasi seperti taman nasional. Ada juga daerah yang memiliki sungai yang airnya masih terjaga keasrian dan kebersihannya sekalipun berada di luar kawasan konservasi.

Permasalahannya, antara lain tak sedikit daerah terutama di kota-kota yang sungainya tercemar karena kesadaran warganya masih rendah, seenaknya membuang sampah dan bermacam limbah rumah tangga bahkan pabrik serta dijadikan sebagai MCK.

Untuk memperkenalkan keistimewaan sungai di daerahnya sekaligus menjaring wisatawan dan sekaligus memperbaiki permasalahan yang dialami, sejumlah pihak baik itu pemko/pemkab ataupun komunitas dan lembaga terkait lainnya menggelar festival. 

Kenapa dalam kemasan festival? Karena lebih menarik dan menjual lantaran terdiri atas beberapa mata acara seperti pentas seni budaya, tradisi lokal, hiburan, kegiatan bermuatan sejarah, pameran atau bazar kuliner/UMKM, aksi/kampanye sadar lingkungan sungai, lomba olahraga, dan lainnya.

Amatan TravelPlus Indonesia ditambah data dari berbagai sumber, ada beberapa kota dan kabupaten yang mempromosikan keistimewaan dan ataupun permasalahan sungainya lewat festival.

Contoh festival berlabel ataupun berlokasi di sungai yang ada di beberapa kota di Jawa antara lain Festival Sungai Ciliwung di Jakarta Selatan, DKI Jakarta; Festival Cisadane (Sungai Cisadane, Kota Tangerang, Banten); Festival Bengawan Solo dan Bengawan Solo Gethek Festival (Kota Solo, Jateng); serta Festival Cikapundung Bersih di Kota Bandung, Jabar.

Kabupatennya antara lain Festival 7 Sungai di Sungai Cipunagara, Kabupaten Subang, Jabar; Festival Citarum (Sungai Citarum, Kabupaten Bandung, Jabar); Festival Bogowonto (Sungai Bogowonto, Kabupaten Purworejo, Jateng); Festival Kali Bersih di Sungai Gadog & Festival Susur Sungai di Bendung Karangdoro serta di Teluk Pangpang yang merupakan muara Sungai Setail dan Sungai Kedunggebang (keduanya di Kabupaten Banyuwangi, Jatim); serta Festival Sungai Sirnoboyo di Kabupaten Pacitan, Jatim.

Di Sumatera di antaranya Lomba Perahu Hias di bantaran Sungai Krueng Aceh, Kota Banda Aceh, Aceh yang digelar dalam rangka memeriahkan Pekan Kebudayaan Aceh (PKA); Festival Batang Agam (Sungai Agam, Kota Payakumbuh, Sumbar); Dragon Boat (Sungai Banjir Kanal Gor H Agussalim, Kota Padang); Festival Selaju Sampan Tradisional (Batang/Sungai Arau, Kota Padang); Festival Bidar (Sungai Musi, Kota Palembang, Sumsel); Festival Sungai Sekanak Lambidaro juga di Kota Palembang; Festival Sungai Siak (Kota Pekanbaru, Riau); Festival Sungai Batanghari (Kota Jambi, Jambi); dan Festival Sungai Carang di Kota Tanjung Pinang, Kepri.

Kabupatennya antara lain Festival Sungai Tangse di Krueng (Sungai) Meuriam, Kabupaten Pidie, Aceh; Takengon Fun Rafting Festival (Sungai Peusangan Lukup Badak, Takengon, Kabupaten Aceh Tengah, Aceh); Festival Sungai Bah Balon (Kabupaten Serdang Bedagai/Sergai, Sumut); Festival Sungai Bukit Batu di Kabupaten Bengkalis, Riau; Festival Sungai Indragiri atau Pompong Hias (Kabupaten Indragiri Hilir, Riau); Festival Sungai Bokor (Kabupaten Kepulauan Meranti, Riau); Festival Sungai (Sungai Ketahun, Kabupaten Lebong, Bengkulu); Festival Ayiak Manna (Ayiak/Sungai Manna, Kabupaten Bengkulu Selatan, Bengkulu); dan Festival Sungai Mesuji di Kabupaten Mesuji, Lampung.

Di Kalimantan antara lain Festival Sungai & Festival Jukung Bungas di Sungai Martapura, Kota Banjarmasin, Kalsel; Festival Sungai Jawi & Dragon Boat (Kota Pontianak, Kalbar); serta Festival Sungai Mahakam di Kota Samarinda, Kaltim.

Kabupatennya antara lain Festival Sungai Kayan di Kabupaten Bulungan, Kaltara dan Festival Loksado di Sungai Amandit, Kabupaten Hulu Sungai Selatan, Kalsel dengan atraksi utamanya arung jeram dengan lanting paring atau rakit bambu khas masyarakat Loksado melewati jeram-jeram Sungai Amandit.

Di Sulawesi antara lain di Jeneberang River Festival di Kota Makassar, Sulsel. Sedangkan kabupatennya antara lain Festival Sungai Rongkong di Kabupaten Luwu Utara, Sulsel dan Festival Sungai Mandar di Kabupaten Polewali Mandar, Sulbar.

Festival-festival tersebut ada yang sudah lama berlangsung, rutin digelar setiap tahun, dan tetap eksis. Ada pula yang baru digelar dan penyelenggaranya berharap bisa menjadi destinasi sekaligus atraksi atau daya tarik wisata baru yang mampu mendatangkan banyak wisatawan.

Ada beberapa festival yang namanya sudah me-nasional, namun tak sedikit yang masih berskala lokalan.

Catatan lainnya, baru segelintir festival yang boleh dibilang mampu menjaring wisatawan Nusantara (wisnus) dan wisman. Sementara yang lain kebanyakan baru sebatas wisatawan lokal.


Faktor Penyebab
 
Berdasarkan amatan TravelPlus, sekurangnya ada 4 faktor yang menyebabkan festival-festival berlabel ataupun bertempat di sungai hingga saat ini belum banyak yang menjadi destinasi dan atraksi unggulan, namanya belum me-nasional, dan belum mampu menjaring wisnus bahkan wisman dalam jumlah yang signifikan.

Pertama, kemasannya masih apa adanya alias belum digarap secara profesional dengan rangkaian acara yang berkualitas dan bertaraf nasional bahkan internasional sekalipun mengangkat kearifan, seni budaya, tradisi, olahraga, dan kuliner lokal. Jadi perlu kreativitas, kolaborasi, dan inovasi lebih.

Kedua, promosinya masih setengah hati bahkan mungkin boleh dibilang minim lantaran dianggap bukan event andalan. Ditambah lagi sudah merasa cukup dipromosikan di medsos, media intern, dan media lokal sehingga gaungnya kurang terdengar. Jadi perlu juga melibatkan jurnalis/blogger sekaligus konten kreator yang selama ini aktif dan produktif mengangkat kepariwisataan.

Ketiga, dukungan pihak-pihak terkait baik itu pemerintah dalam hal ini kementerian terkait, BUMN, pemko/pemkab, dan industri wisata serta instansi swasta boleh dibilang masih minim. Jadi perlu adanya dukungan kolaborasi yang tidak tanggung-tanggung.

Terakhir atau faktor yang keempat, kondisi kebanyakan sungai di beberapa daerah, terlebih yang berada di kota boleh dibilang amat menyedihkan. Kurang sedap dipandang, lantaran masih banyak orang yang menjadikan sungai tempat buat sampah dan limbah serta lokasi MCK sehingga airnya kotor, bau, keruh, dan berlumpur. 

Padahal kebersihan, kejernihan/kebeningan air sungai alias terbebas dari bermacam polusi, menjadi modal dasar untuk dijual. Baru ditambah dengan keindahan, kerapihan, keunikan, ketersediaan sarana prasarana, atraksi/event menarik, dan lainnya.

Untuk yang satu ini, perlu upaya keras dan lagi-lagi kolaborasi sepenuh hati dengan sejumlah pihak agar bisa merubah keberadaan sungai-sungai yang mengenaskan terutama di kota-kota, minimal menjadi bersih dan tertata.

Festival Sungai Mancanegara
Festival berlabel ataupun berlokasi di sungai bukan cuma ada di Indonesia. 

Beberapa negara lain juga memilikinya, bahkan sudah lebih dulu dan terkenal, di antaranya Festival Kumbh Mela di Sungai Gangga, India; Festival Sungai Mekong (Nong Khai, Thailand); Festival Lentera Seoul (di aliran Sungai Cheonggyecheon, Kota Seoul, Korsel); River Hongbao di NS Square (Marina Bay floating platform, Singapura); Festival Mooba (Sungai Yarra, Melbourne, Australia); dan Margaret River Gourmet Escape (MRGE) atau festival kuliner di Sungai Margaret, Australia Barat.

Di Aare, sungai terpanjang di Swiss yang masih menjadi sorotan ragam media termasuk medsos, lantaran dikabarkan menjadi lokasi hilangnya Eril, putra sulung Gubernur Jabar Ridwan Kamil, juga ada tradisi Zibeleschwümme yakni melompat dari Jembatan Schönausteg lalu berenang di Sungai Aare pada momen Zibelemäri diperingati sepanjang tahun untuk memeriahkan pesta rakyat.

Artinya festival berlabel ataupun bertempat di sungai yang ada di sejumlah kota/kabupaten di Tanah Air, juga punya kompetitor dengan sejumlah festival maupun tradisi ternama yang ada di mancanegara tersebut. 

Nah, supaya bisa bersaing, minimal nama festival-festival sungai di Indonesia semakin me-nasional bahkan mendunia hingga mampu menjaring banyak wisman, tak ada cara lain selain mengemasnya secara profesional dengan standar internasional dengan disertai promosi yang optimal.

River Cruise
Harapannya sungai-sungai di Indonesia, terutama yang membelah beberapa kota, bukan hanya punya event kemasan festival yang membanggakan tapi juga mampu menjadi destinasi pelayaran sungai (river cruise) andalan yang diminati wisman.

Negeri-negeri sebelah saja punya river cruise seperti Malaysia di Sungai Malaka, Singapura di Sungai Singapura yang berada di tengah kota; dan Thailand di Sungai Chao Phraya atau 'Sungai Para Raja' yang melintasi Kota Bangkok. 

Bagaimana dengan kota-kota besar di Tanah Air yang dilintasi sungai? Punya river cruise dan sukseskah memikat hati wisman? Jika ada tapi tak bergaung, kenapa? Bila belum, apa sebabnya?  

Satu lagi yang menjadi pertanyaan, apakah kementerian terkait mempunyai masterpiece rencana pengembangan destinasi sungai di Indonesia, termasuk rancangan atau desain sungai yang keren dan canggih agar bisa menjadi destinasi sekaligus atraksi berkelas dunia lewat festival, river cruise, dan lainnya? Entahlah... (tunggu jawabannya di next article ya...🙂🙏)

Naskah & foto: Adji TravelPlus @adjitropis & tim @travelplusindonesia

0 komentar:

Film pilihan

Bermacam informasi tentang film, sinetron, sinopsis pilihan
Klik disini

Musik Pilihan

Bermacam informasi tentang musik, konser, album, lagu-lagu pribadi dan pilihan
Klik disini

Mencari Berita/Artikel

  © Blogger templates Psi by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP