Libur Lebaran di Desa Kembaran, Bakal Disuguhkan Festival Balon Udara Tradisional
Liburan lebaran ke Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah, jangan lupa arahkan juga langkah ke Desa Kembaran. Di sana Anda bakal disuguhkan Festival Balon Udara Tradisional.
Kembaran, salah satu desa di Kecamatan Kalikajar, Kabupaten Wonosobo yang warganya memiliki kebiasaan membuat balon udara berbahan kertas secara tradisional lalu diterbangkan pada momen-momen spesial. Salah satunya dalam rangka memeriahkan Hari Raya Idul Fitri atau lebaran.
Lokasi untuk menerbangkan balon udara di desa berhawa sejuk ini, biasanya di tanah lapang atau di lapangan Stadion Ronggolawe.
Nah, lebaran tahun ini, Pemerintah Desa Kembaran didukung Putra Sindoro Store menggelar Festival Balon Udara Tradisional di Stadion Ronggolawe Desa Kembaran Kalikajar.
Anda bisa catat waktu pelaksanaannya sebagaimana tertera di flyer acaranya. Pada 2 sampai 3 hari setelah Idul Fitri atau H+2 - H+3 itu khusus untuk balon udara lokal. Sedangkan pada 4 sampai 7 hari selepas Idul Fitri atau H+4 - H+7, khusus untuk balon udara peserta umum.
Festival tersebut juga akan diisi dengan lomba foto dan video. Sebelumnya juga akan ada Gema Takbir pada malam takbiran Lebaran 2022 yang diadakan ba'da Isya sampai selesai.
Gema Takbir yang juga digelar di Stadion Ronggolawe akan dimeriahkan dengan Festival Lampion, Kembang Api, dan Festival Obor.
Rahman Irsyadi, pemuda Desa Kembaran kepada TravelPlus Indonesia menjelaskan kalau balon udara yang akan diikutsertakan dalam Festival Balon Udara Tradisional tahun ini, sudah rampung dibuat.
"Kami buat selepas tarawih atau setelah subuhan. Motifnya anyaman dengan tinggi balon 17 Cm dan lebar18 Cm. Lama pembuatannya dua pekan lebih," terangnya.
Satu balon udara biasanya dibuat secara berkelompok, sampai 10 orang. "Bahan utamanya kertas pilus atau kertas wajik. Selain benang dan lem tepung kanji sebagai perekat," terangnya.
Biaya pembuatan per balon bisa sampai Rp 1 juta bisa lebih. "Tergantung ukuran dan motifnya," ungkap pemuda yang juga hobi mendaki gunung ini.
Sebelum pandemi, TravelPlus pernah mengunjungi Desa Kembaran, melihat langsung Rahman dan rekan-rekannya membuat balon udara sampai balon itu diterbangkan bersama-sama di lapangan.
Sewaktu menerbangkannya, minimal dibutuhkan 10 orang. Alat yang dipersiapkan semacam cerobong kecil yang kerap disebut 'garangan' dan dua tiang bambu yang digunakan untuk menggantung bagian ujung balon paling atas.
Cara menerbangkan balon kertas tersebut menggunakan katrol dan bambu kanan kiri dan tambang. Sama sekali tidak memakai gas.
Udara panas yang dihasilkan dari pembakaran kayu dan jerami itulah yang membuat balon bisa mengembang. Bila dirasa telah cukup mengembang, balon pun dilepas kemudian mengangkasa.
Banyak Manfaat
Amatan TravelPlus, kebiasaan warga Desa Kembaran dan sejumlah desa lain di Kecamatan Kalikajar membuat balon udara dari kertas, bukan hanya menjadi tradisi lokal yang menarik, pun memberikan banyak manfaat (keuntungan).
Tradisi balon udara tersebut jelas-jelas meningkatkan kreativitas lebih anak-anak muda setempat, mempererat silaturahmi warga bahkan pengunjung yang tertarik dengan tradisi tersebut.
Selain itu, mewarnai Ramadhan dengan aktivitas positif, menyemarakkan hari raya lebaran dengan tradisi khas, dan tentunya menambah daya tarik desanya.
Keuntungan lainnya, menambah calendar of event daerah setempat. Buktinya dengan akan diselenggarakannya Festival Balon Udara Tradisional 2022.
Tradisi balon udara di Desa Kembaran dan sejumlah desa lainnya, juga amat potensial menarik kunjungan wisatawan lokal dan nusantara bahkan mancanegara.
Tradisi tersebut juga bisa menambah jumlah kunjungan wisatawan ke objek-objek wisata lain seperti objek wisata alam dan kuliner yang ada di Kabupaten Wonosobo dan sekitarnya.
Contohnya sebelum ataupun setelah menyaksikan Festival Balon Udara Tradisional 2022, pengunjung/wisatawan bisa mendaki Gunung Sumbing, Prau ataupun Gunung Sindoro. Pilihan lain berwisata ke Dieng atau nyantai di perkebunan teh Tambi, berendam di pemandian air panas Kalianget, kulineran mie ongklok, dan lainnya.
Tradisi balon udara di Desa Kembaran ini juga sangat potensial meningkatkan pendapatan masyarakat setempat.
Satu lagi, tentu saja bisa semakin melambungkan nama Desa Kembaran, maupun Kecamatan Kalikajar, bahkan Kabupaten Wonosobo ke tingkat nasional maupun internasional karena turut diliput sejumlah pewarta dari berbagai media termasuk Instagram dan YouTube yang kemudian link-nya disebarluaskan ke ragam medsos seperti FB, Twitter, dan sejumlah WAG.
Nah, kalau Anda ingin mengetahui keunikan menerbangkan balon udara khas Wonosobo lalu mengabadikannya, tak ada pilihan selain melihatnya langsung di Desa Kembaran sekaligus mengisi libur lebaran tahun ini. Tapi ingat ya, tetap indahkan prokes.
Naskah: Adji TravelPlus Indonesia & tim @travelplusindonesia
Foto: dok. rahman irsyadi @putra_sumbing06 & @adjitropis
0 komentar:
Posting Komentar