. q u i c k e d i t { d i s p l a y : n o n e ; }

Minggu, 06 Maret 2022

UNESCO dan IUCN Tinjau Langsung Penataan Sarpras di TN Komodo, Ini Sederet Kegiatan yang Dilakukan


Guna menggali data dan informasi lebih lengkap terkait penataan sarana dan prasarana (sarpras) wisata alam di Resort Loh Buaya, Pulau Rinca, di Taman Nasional (TN) Komodo, tim UNESCO dan IUCN melakukan peninjauan langsung dalam kegiatan reactive monitoring mission (RMM) pada Jumat (4/3/2022) atau 2 hari jelang hari jadi TN Komodo ke 42 tahun.

Kegiatan RMM merupakan pelaksanaan sistem pemantauan dan pelaporan yang dilakukan oleh World Heritage Centre dan beberapa bidang sektor dalam organisasi UNESCO (The United Nations Educational, Scientific, and Cultural Organization). 

UNESCO menugaskan tim ahli dalam keanggotaan advisory bodies (dewan pengawas) bidang tertentu untuk mengobservasi lokasi Situs Warisan Dunia. Dewan pengawas UNESCO untuk bidang 
ekologi satwa liar dan ekosistem adalah IUCN (International Union for Conservation and Nature).

Dalam siaran pers yang ditandatangani Kepala Balai TN Komodo, Lukita Awang Nistyantara hari ini, Minggu (6/3/2022) dijelaskan tim UNESCO yang meninjau lokasi Resort Loh Buaya adalah Mohammed Djelid (Director of the Regional Bureau for Sciences in Asia and the Pasific) dan Hans Dencker Thulstrup (Senior Programme Specialist UNESCO Office Jakarta). Sedangkan tim IUCN yang diterjunkan UNESCO adalah Amran bin Hamzah (Profesor dengan bidang keahlian pariwisata berkelanjutan dan pembangunan berkelanjutan) dan Katherine Zisckha (World Heritage Conservation Officer). 

Kegiatan RMM ini juga turut menghadirkan perwakilan dari berbagai direktorat teknis lingkup Ditjen Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (KSDAE) – Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), tim ahli Environmental Impact Assessment (EIA), tim peneliti dari Yayasan Komodo Survival Program, Kementerian Pekerjaan Umum dan Pekerjaan Rakyat (PUPR), Kementerian Luar Negeri, Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores (BPOLBF), Kementerian Koordinator Bidang Pemberdayaan Manusia dan Kebudayaan, Kementerian Koordinator Bidang Maritim dan Investasi, dan KNIU – Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi.

Melalui peninjauan lapangan dan wawancara dengan Balai TN Komodo beserta para pemangku kepentingan lainnya di Labuan Bajo terkait dengan penyampaian informasi oleh pihak ketiga kepada World Heritage Centre, diharapkan tim UNESCO dan IUCN dapat menggali data dan informasi lebih lengkap.

Dalam siaran pers disebutkan pula ada beberapa lokasi yang dikunjungi tim UNESCO dan IUCN di TN Komodo di antaranya Resort Loh Buaya yang ada di Pulau Rinca, Resort Padar Selatan (Pulau Padar), dan Resort Loh Liang di Pulau Komodo. 

Kedua tim berkesempatan mengobservasi langsung penataan infrastruktur wisata alam yang dikerjakan oleh Kementerian PUPR di Resort Loh Buaya. 

Keduanya menyatakan bahwa sebelumnya tidak memahami terminologi “Resort” yang digunakan untuk menggambarkan pos jaga para ranger

Sebelumnya, Tim UNESCO dan IUCN berprasangka bahwa resort yang dimaksud adalah resort mewah dari sebuah usaha pariwisata di alam, merujuk kepada tuduhan yang disampaikan oleh pihak ketiga. 

Resort Loh Buaya pada faktanya merupakan pos jaga ranger yang didesain kuat agar bisa difungsikan secara berkelanjutan tidak hanya untuk aktivitas ekowisata namun juga untuk mendukung  implementasi resort-based management dalam rangka pengumpulan data ilmiah melalui berbagai kegiatan monitoring yang dilakukan oleh para ranger Balai TN Komodo.


Tim ahli EIA turut menjelaskan detil penilaian dampak lingkungan kepada tim UNESCO dan IUCN di Resort Loh Buaya. 

Setelah mendengar penjelasan dan melakukan peninjauan lapangan secara langsung, tim UNESCO dan IUCN menyatakan bahwa penataan sarpras wisata alam di Resort Loh Buaya dilakukan secara positif dan telah menerapkan prinsip kehati-hatian dalam pengerjaannya. 

Adapun beberapa contoh dampak lingkungan yang dianalisa diantaranya terhadap ekosistem mangrove, ekosistem padang lamun, ekosistem terumbu karang, ekosistem pantai, ekosistem savana, ekosistem hutan dataran rendah, dan ekosistem hutan kuasi awan. 

Dampak lain yang juga dianalisa adalah polusi suara, polusi limbah padat dan residu pembangunan, serta limbah dari kedatangan kapal wisata di area perairan Resort Loh Buaya. 

Tim ahli EIA menyampaikan tidak ada dampak kerusakan lingkungan signifikan baik pada ekosistem daratan maupun perairan seperti yang dituduhkan oleh pihak ketiga. 

Tim UNESCO dan IUCN bahkan menyampaikan apresiasi mengenai kualitas dokumen Environmental Impact Assessment (EIA) dan Environmental Management Plan (EMP) yang disusun oleh tim ahli EIA secara terstruktur dan berbasiskan data ilmiah merujuk kepada IUCN Guidelines.

Tim ahli EIA juga menilai potensi perubahan perilaku dari biawak komodo dan satwa mangsanya, namun tidak menemukan adanya bukti dari perubahan perilaku. 

Terkait dengan ekologi komodo dan satwa mangsanya, peneliti dari Yayasan Komodo Survival Program juga menambahkan bahwa dampak pengerjaan sarpras wisata alam terhadap keberadaan biawak komodo tentunya ada namun telah dimitigasi intensif oleh Balai TN Komodo beserta mitra lainnya. 

Sebagai contoh, untuk menghindari adanya interaksi langsung antara wisatawan dengan satwa liar, jalan setapak dibuat tinggi di atas permukaan tanah (+ 2 meter) dalam bentuk elevated deck agar satwa liar dapat beraktivitas bebas pada habitatnya. 

Lokasi pengerjaan pun berada cukup jauh dari lokasi sarang komodo terdekat, sehingga tidak menimbulkan potensi gangguan pada aktivitas reproduksi biawak komodo. 


Hal lainnya terkait dengan polusi suara adalah Balai TN Komodo meminta agar pengerjaan sarpras wisata alam menggunakan hidrolic static pile driver (HSPD) untuk meminimalisir gangguan suara bagi keanekaragaman hayati (fauna) yang ada sekitar lokasi pengerjaan sarpras wisata alam.

Tim UNESCO dan IUCN juga berkesempatan berbincang dan bercengkrama dengan warga Kampung Komodo di Resort Loh Liang yang berprofesi sebagai penjual souvenir dan penjaga warung. 

Kedua tim sempat membeli beberapa buah tangan dari beberapa penjual souvenir di Resort Loh Liang.

Naskah: Adji TravelPlus @adjitropis
Sumber & foto: siaran pers Balai TN Komodo

0 komentar:

Film pilihan

Bermacam informasi tentang film, sinetron, sinopsis pilihan
Klik disini

Musik Pilihan

Bermacam informasi tentang musik, konser, album, lagu-lagu pribadi dan pilihan
Klik disini

Mencari Berita/Artikel

  © Blogger templates Psi by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP