September dan Oktober Tahun Ini, Film dan Musik Indonesia Berjaya di Level Internasional
September dan Oktober 2021, boleh dibilang bulan berjayanya sektor Ekonomi Kreatif (Ekraf) Indonesia, terutama dari musik dan film. Kenapa? Ya karena produk kreatif dari dua subsektor Ekraf tersebut meraih prestasi diberbagai ajang tingkat internasional.
Diujung September 2021 lalu, kabar gembira datang dari subsektor musik berkat kesuksesan yang diraih lagu Indonesia berjudul Tanpa Batas Waktu (TBW).
Lagu ciptaan musisi Ade Govinda yang sukses dinyanyikan Fadly Padi tersebut berhasil memenangkan ajang bergensi se-Asia Pasifik "Asian Academy Creative Awards 2021" dalam kategori Best Theme Song or Title Theme.
Kabar menggembirakan itu diumumkan secara live streaming, Kamis (30/9/2021).
Asian Academy Creative Awards 2021 merupakan ajang apresiasi pada insan kreatif pertelevisian dan film kawasan Asia Pasific.
"Masyaallah ❤️ Bersyukur diberi kesempatan seindah ini untuk berkarya dari Allah SWT. Selamat untuk lagu #TanpaBatasWaktu dari saya dan mas @fadlypadi13 yang memenangkan ajang bergensi se-Asia Pasifik "Asian Academy Creative Awards 2021" dalam kategori Best Theme Song or Title Theme," tulis sang pencipta lagu tersebut di akun Instagram IG pribadinya @ade_govinda setelah mendapat kabar membahagiakan tersebut.
Tak lupa musisi yang kerap mencetak lagu nge-hits itu berucap terima kasih kepada @asianacademycreativeawards dan semua pendengar dan penonton setia sinetron "Ikatan Cinta".
Lagu TBW merupakan original soundtrack sinetron Ikatan Cinta dengan pemeran utama @arya.saloka dan @amandamanopo yang menuai sukses luar biasa.
Selain Lagu TBW, di ajang tersebut Arya Saloka yang mewakili Indonesia juga meraih penghargaan di kategori The Best Actor in a Leading Role.
Kabar bagus berikutnya datang dari subsektor film antara lain dari Film 'Yuni' karya sutradara Kamila Andini.
Film berkisah tentang gadis SMA bernama Yuni (dimainkan oleh Arawinda Kirana sebagai pemeran utama) yang mimpinya terganjal mitos bila menolak lamaran pria sampai dua kali, tidak akan datang kesempatan menikah tersebut, terpilih mewakili Indonesia untuk dikirim ke ajang Academy Awards ke-94.
Dalam jumpa pers virtual pada Jumat (15/10/2021), Hanung Bramantyo selaku ketua Komite Seleksi Oscars Indonesia 2021 menjelaskan film Yuni akan bersaing dalam kategori international featured film.
Menurut Hanung, film Yuni terpilih setelah mempertimbangkan berbagai aspek, di antaranya meliputi teknik penyutradaraan, sinematografi, akting hingga cerita. Selain itu film Yuni sebelumnya sudah memenangkan penghargaan Platform Prize di Toronto International Film Festival (TIFF) September 2021.
"YUNI" adalah film ketiga Kamila Andini yang berkompetisi di TIFF setelah film pendeknya berjudul "Sendiri Diana Sendiri (Following Diana)" berkompetisi di program Short Cuts pada tahun 2015 dan film panjang keduanya yang berjudul "Sekala Niskala (The Seen and Unseen)" di program Platform pada tahun 2017.
Film tersebut dikabarkan akan tayang serentak di seluruh bioskop Indonesia mulai 9 Desember 2021.
YUNI NING OSCAR! Senang dan bersyukur mendapat kabar Yuni terpilih mewakili Indonesia untuk berkompetisi di ajang Academy Awards (Oscar) ke-94.
Terima kasih kepada seluruh komite seleksi, sudah memberi kepercayaan pada Yuni untuk menjadi delegasi sinema Indonesia, yang kian hari kian membanggakan πππ," ucap Kamila Andini di akun IG pribadinya @kamilandini.
Kabar baik berikutnya adalah sederet film Indonesia tayang dan beberapa di antaranya berkompetisi di Busan International Film Festival (BIFF) 2021.
Ada 223 film dari 70 negara yang ditayangkan BIFF ke-26 ini di 29 teater besar di Busan, Korea Selatan, 6 -15 Oktober 2021.
Film-film Indonesia yang ditayangkan adalah Penyalin Cahaya; Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas; Yuni; dan film pendek Laut Memanggilku.
Penyalin Cahaya adalah film panjang pertama karya sutradara Wregas Bhanuteja. Film yang mengangkat isu kekerasan seksual ini lolos seleksi untuk program New Currents atau pendatang baru.
Lewat akun IG pribadinya @wregas_bhanuteja, sang sutradara Penyalin Cahaya tersebut berucap terima kasih kepada sejumlah pihak terkait.
"Perjalanan yang sangat panjang mulai dari karantina 14 hari di Seoul, sampai 9 hari pelaksanaan @busanfilmfest . Terima kasih untuk semua dukungan kepada film kami dan telah mengantarkan film ini untuk bertemu penonton. Energi dari para penonton adalah bahan bakar terbesar untuk membuat film lagi dan lagi ππΌππΌ," tulisnya.
Sementara film Yuni dan Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas masuk dalam program A Window on Asian Cinema ajang BIFF 2021.
Sebelumnya, film "Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas" (dalam versi Inggrisnya: Vengeance Is Mine, All Others Pay Cash) berhasil meraih penghargaan tertinggi Piala Golden Leopard (Pardo d'oro) dalam ajang Locarno Film Festival 2021 atau yang ke-74 yang diumumkan di Locarno, Swiss, Sabtu (14/8/2021) malam waktu Indonesia.
Adapun film "Marlina Si Pembunuh dalam Empat Babak" karya sutradara perempuan Mouly Surya mewakili Indonesia di BIFF tahun ini untuk program Wonder Women’s Movies.
Film berkisah perjalanan seorang perempuan penyintas kekerasan untuk mendapatkan keadilan tersebut sebelumnya sudah banyak memenangkan penghargaan di berbagai festival film internasional maupun nasional.
Satu lagi Laut Memanggilku karya sutradara Tumpal Tampubolon ini lolos seleksi BIFF 2021 untuk program kompetisi Asian Short Film Competition.
Film pendek tersebut berkisah tentang anak kecil yang memiliki kerinduan mendalam dan hanya bisa mengungkapkan rasa tersebut kepada laut.
Hebatnya lagi "Laut Memanggilku" berhasil memenangkan penghargaan Sonje Award sebagai film pendek terbaik, bersama film pendek dari Korea Selatan "A Winter Gloves" karya Lee Hyeonju di festival tingkat internasional tersebut.
Sonje Award adalah penghargaan di BIFF 2021 yang diberikan untuk film pendek yang berkompetisi dalam section Wide Angle.
"Terima kasih kepada Bastian Meiresonne, Royston Tan, Danbi Yoon selaku juri dan @busanfilmfest atas anugerah ini. Terima kasih juga untuk seluruh kolaborator film ini. Ini adalah kemenangan kita semua, kemenangan film Indonesia dan Asia Tenggara!," tulis sang sutradara Tumpal Tampubolon di akun IG pribadinya @lapmut.
Good news berikutnya masih dari Busan, project film "Before, Now & Then" karya Kamila Andini berhasil mendapatkan CJ Entertaintment Award dalam Asian Project Market yang diselenggarakan oleh BIFF 2021.
"Kabar baik dari Busan! Setelah melewati 27 meeting dalam 3 hari, project film "Before, Now & Then" karya sutradara @kamilandini berhasil mendapatkan CJ Entertaintment Award dalam Asian Project Market yang diselenggarakan oleh Busan International Film Festival 2021. Mohon doanya semoga perjalanan paska produksi film ini lancar yaa π," tulis sang sutradara di @kamilandini.
Lewat tulisan ini TravelPlus Indonesia @adjitropis yang selama ini juga meliput sektor Ekraf, mengucapkan selamat buat subsektor film dan musik nasional yang sudah berjaya di level internasional sebagaimana tersebut di atas. Semoga kedepan semakin banyak film dan musik Indonesia yang berprestasi di kancah dunia.
Naskah: Adji TravelPlus @adjitropis
Foto: dok IG: @ade_govinda, @kamilandini & @lapmut
0 komentar:
Posting Komentar