Sambut Hari Jadi ke-250 Kota Pontianak, Kegiatan Budaya, Lingkungan, dan Wisata Ini Digelar
Dalam rangka menyambut Hari Jadi ke-250 Kota Pontianak yang jatuh pada tanggal 23 Oktober 2021, beberapa hari sebelumnya sejumlah pihak menggelar sederet kegiatan bertema budaya, lingkungan, dan wisata.
Kegiatan bertema budaya yang digelar pada Selasa (19/10/2021) di Kota Pontianak bertajuk Festival Saprahan.
Sehari kemudian, Rabu (20/10/2021) berlangsung kegiatan bermuatan ramah lingkungan, bertajuk Aksi Penanaman 250 Pohon. Pada hari yang sama juga digelar kegiatan bertema wisata bertajuk Ziarah Qubro atau napak tilas.
Di laman pontianakkota.go.id dijelaskan Festival Saprahan digelar Tim Penggerak (TP) PKK Kota Pontianak di Aula Rumah Dinas Wali Kota Pontianak dengan tujuan untuk melestarikan budaya Melayu.
Ketua TP PKK Kota Pontianak, Yanieta Arbiastutie menjelaskan Saprah artinya berhampar, yaitu budaya makan bersama dengan cara duduk lesehan atau bersila di lantai secara berkelompok dalam satu barisan yang duduk saling berhadapan sebagai suatu kebersamaan.
"Saprahan merupakan adat istiadat Melayu, menurut kepercayaan masyarakat setempat mengandung makna sopan santun atau kebersamaan yang tinggi, duduk sama rendah, berdiri sama tinggi," terangnya.
Menurutnya tidak ada perbedaan menu hidangan yang disajikan baik untuk rakyat biasa maupun pemimpin. "Ini melambangkan kuatnya kesederhanaan yang diikat rasa kekeluargaan dan kebersamaan tanpa memandang status sosial," ungkapnya.
Tradisi makan besaprah ini, lanjutnya biasanya dilakukan oleh masyarakat terutama dalam acara-acara khusus seperti menyambut bulan suci ramadhan atau perkawinan serta acara lainnya.
Sementara itu Aksi Penanaman 250 pohon, masih dalam suasana menyambut Hari Jadi ke-250 Kota Pontianak, diselenggarakan Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Pontianak.
Aksi peduli lingkungan itu digelar di Gang Usaha Baru I Kelurahan Sungai Bangkong Kecamatan Pontianak Kota.
Ketua Umum HMI Cabang Pontianak Hefni Maulana mengatakan aksi penanaman pohon itu sebagai bentuk kepedulian terhadap kondisi lingkungan.
Menurutnya semaju apapun suatu kota, ketika lingkungannya tidak terjaga dengan baik maka akan mereduksi kemajuan tersebut.
Wali Kota (Wako) Pontianak Edi Rusdi Kamtono mendukung aksi tersebut dan menilai kegiatan yang dilakukan oleh kaum muda ini sebagai bentuk kepedulian terhadap lingkungan dan kecintaan terhadap Kota Pontianak.
"Pihaknya terus berupaya memperbanyak pepohonan di penjuru Kota Pontianak," ujarnya.
Adapun Ziarah Qubro atau Napak Tilas Perjalanan Sultan Pontianak 1 Sultan Syarif Abdurrahman Alkadrie diadakan oleh Kesultanan Kadriah Pontianak.
Acara tersebut dikemas dengan acara Karnaval Air, dimana pesertanya menaiki kapal wisata dari Kesultanan Kadriah Pontianak menuju Makam Sultan Syarif Abdurrahman Al-Qadri Batu Layang.
Menariknya kegiatan tersebut selain Sy Mahmud Melvin Alkadrie selaku Sultan ke IX Kesultanan Kadriah Pontianak, juga dihadiri Wako Edi Rusdi Kamtono, Wakil Wako Bahasan, Anggota DPRD Kota Pontianak Bebby Nailufa, Inspektur Pemprov Kalbar Marlina beserta keluarga dan rombongan, serta ratusan masyarakat lainnya.
Rombongan menuju makam Sultan Syarif Abdurrahman Al-Qadri (pendiri Kota Pontianak) dengan menaiki sejumlah kapal wisata yang diiringi beberapa kapal kecil dan diawal ketat oleh Kapal patroli TNI-AL beserta pihak kepolisian.
Wako Edi Rusdi Kamtono mengatakan acara Ziarah Qubro dengan karnaval air ini menarik dan menjadi agenda tetap setiap tahun sehingga daya tarik Pontianak sebagai destinasi wisata baik tingkat nasional maupun internasional bertambah.
Sejarah & profil
Masih dari laman pontianakkota.go.id, dijelaskan Kota Pontianak berdiri pada tanggal 24 Rajab 1181 Hijriah atau bertepatan pada tanggal 23 Oktober 1771 Masehi oleh Syarif Abdurrahman Alkadrie.
Ketika itu rombongan Syarif Abdurrahman Alkadrie membuka hutan di persimpangan tiga Sungai Landak, Sungai Kapuas Kecil, dan Sungai Kapuas untuk mendirikan balai dan rumah sebagai tempat tinggal dan tempat tersebut diberi nama Pontianak.
Berkat kepemimpinan Syarif Abdurrahman Alkadrie, Kota Pontianak berkembang menjadi kota Perdagangan dan Pelabuhan.
Tahun 1192 Hijriah, Syarif Abdurrahman Alkadrie dinobatkan sebagai Sultan Pontianak Pertama.
Secara keseluruhan Pontianak yang berjuluk Kota Khatulistiwa ini berbatasan dengan wilayah Kabupaten Mempawah dan Kabupaten Kubu Raya.
Visi kota yang memiliki ikon Jembatan Kapuas dan Tugu Khatulistiwa ini pada tahun 2020-2024 adalah "Pontianak Kota Khatulistiwa Berwawasan Lingkungan, Cerdas dan Bermartabat".
Berdasarkan visi tersebut disusun langkah-langkah strategis melalui 5 misi Kota Pontianak 2020-2024 yaitu mewujudkan kualitas sumber daya manusia yang sehat, cerdas dan berbudaya; menciptakan infrastruktur perkotaan yang berkualitas dan representatif; meningkatkan kualitas pelayanan kepada masyarakat yang didukung dengan teknologi informasi, serta aparatur yang berintegritas, bersih dan cerdas; mewujudkan masyarakat sejahtera yang mandiri, kreatif dan berdaya saing; dan mewujudkan kota yang bersih, hijau, aman, tertib dan berkelanjutan.
Naskah: Adji TravelPlus @adjitropis
Foto: dok. pontianakkota.go.id
0 komentar:
Posting Komentar