Di Kaki Gunung Gede dan Pangrango Bunga Bangkai Kembali Mekar, Begini Prosesnya
Bunga bangkai atau dalam bahasa Latin disebut Amorphophallus titanum (Becc.) Becc., hari ini dikabarkan kembali mekar di kaki Gunung Gede dan Pangrango, tepatnya di Kebun Raya Cibodas-BRIN, Cibodas, Jawa Barat.
Dilansir dari krcibodas.lipi.go.id, dalam tulisan berjudul "BUNGA BANGKAI Amorphophallus titanum (Becc.) Becc. Mekar Lagi di Kebun Raya Cibodas-BRIN" dijelaskan Bunga Bangkai dengan koleksi 76i. tersebut mekar penuh pada dini hari pukul 00.31 WIB. Inisiasi pembukaan mekar kelopak sudah terlihat sejak pukul 15.00 (12/10).
Hasil pengukuran terakhir tinggi perbungaan mencapai 289 Cm, keliling 145,5 Cm, garis tengah kelopak (spatha) pada posisi mekar penuh 128 Cm.
Pada waktu mekar penuh, perbungaan terlihat indah dengan tongkol atau spadiks berwarna kuning dikelilingi oleh seludang bunga atau spatha yang berwarna merah keunguan.
Ketika bunga betina masak yang biasanya terjadi di malam hari mengeluarkan bau busuk seperti bangkai dan baunya dapat tercium dari beberapa meter, hal ini mengundang para polinator seperti kumbang dan lalat untuk datang.
Kebun Raya Cibodas-BRIN antara lain memiliki koleksi Bunga Bangkai sejak tahun 2000 hasil pengoleksian dari Bukit Sungai Talang, Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS).
Sampai saat ini di Kebun Raya Cibodas telah memiliki 13 spesimen, terdiri atas 1 spesimen yang merupakan induknya hasil pengoleksian berupa umbi, sedangkan 12 spesimen merupakan hasil perbanyakan dari biji. 12 spesimen yang berasal dari biji ditanam pada tahun 2003.
Keadaan koleksi Bunga Bangkai di Kebun Raya Cibodas pada saat ini (13/10) ada 1 spesimen pada fase generatif, 4 spesimen fase vegetatif, dan 8 spesimen fase dorman.
Satu spesimen pada fase generatif (muncul perbungaan) dengan nomor koleksi 76i. sudah terlihat kemunculannya sejak awal bulan Agustus 2021. Bunga bangkai dengan nomor 76i. ini sudah muncul perbungaan yang ketiga kalinya.
Diterangkan pula dalam tulisan tersebut sekilas tentang profil bunga tersebut.
Amorphophallus titanum (Becc.) Becc. termasuk keluarga Araceae (talas-talasan) dan merupakan tanaman asli Indonesia, endemik dari Sumatera.
Tumbuhan ini pertama kali ditemukan oleh Dr. Odoardo Beccari, seorang ahli botani dari Italia pada tahun 1878. Ia menemukan tumbuhan ini di sekitar air terjun Lembah Anai, Sumatera Barat.
Amorphophallus titanum (Becc.) Becc. termasuk dalam kategori tumbuhan langka berdasarkan klasifikasi dari International Union for Conservation of Nature (IUCN) dan keberadaannya dilindungi dengan Peraturan Pemerintah Nomor 7 tahun 1999.
Dalam tulisan lain bertajuk "Sejarah Kebun Raya Cibodas" di krcibodas.lipi.go.id, diterangkan Kebun Raya Cibodas didirikan pada tanggal 11 April 1852 oleh Johannes Ellias Teijsmann, seorang kurator Kebun Raya Bogor pada waktu itu, dengan nama Bergtuin te Tjibodas (Kebun Pegunungan Cibodas).
Pada awalnya dimaksudkan sebagai tempat aklimatisasi jenis-jenis tumbuhan asal luar negeri yang mempunyai nilai penting dan ekonomi yang tinggi, salah satunya adalah Pohon Kina (Cinchona calisaya). Kemudian berkembang menjadi bagian dari Kebun Raya Bogor dengan nama Cabang Balai Kebun Raya Cibodas.
Mulai tahun 2003 status Kebun Raya Cibodas menjadi lebih mandiri sebagai Unit Pelaksana Teknis Balai Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Cibodas dibawah Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor dalam kedeputian Ilmu Pengetahuan Hayati Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI).
Lokasi Kebun Raya Cibodas berada di kaki Gunung Gede dan Gunung Pangrango pada ketinggian kurang lebih 1.300 s.d. 1.425 meter di atas permukaan laut (Mdpl) dengan luas 84,99 hektar.
Naskah: Adji TravelPlus @adjitropis
Foto tangkapan layar video: @kebunrayacibodasbrin
0 komentar:
Posting Komentar