Si-Loreng Itu Masuk Kandang Jebak, Selanjutnya akan Diobati di PRHSD
Harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae) yang dikabarkan berkonflik dengan manusia di Kampung Teluk Lanus, Kecamatan Sungai Apit, Kabupaten Siak, Riau jelang akhir Agustus lalu, akan diobservasi dan diobati di Pusat Rehabilitasi Harimau Sumatera Dharmasraya (PRHSD), Kabupaten Dharmasraya, Sumatera Barat (Sumbar).
Langkah ini diambil setelah tim medis di lapangan mengetahui kalau harimau tersebut mengalami luka jerat di kaki depan sebelah kanan dengan pembengkakan dan terdapat myasis (belatung) serta pembusukan jaringan.
Plh. Kepala Balai Besar KSDA Riau Hartono di akun Instagram (IG) @bbksda_riau mengingatkan kembali kepada masyarakat agar tidak memasang jerat dengan alasan apapun karena dapat membahayakan satwa liar yang dilindungi serta menyampaikan agar pemegang konsesi aktif melakukan pembersihan jerat di wilayah konsesinya.
Di akun medsos tersebut dijelaskan harimau yang berkonflik dengan korban seorang pekerja PT. Uniseraya berinisial MA (16) pada Minggu (29/8) itu telah tertangkap.
Berawal Rabu (8/9) sekitar pukul 18.30 WIB, tim gabungan yang terdiri atas Balai Besar KSDA Riau, Yayasan Arsari, dan PT. Uniseraya yang berada di camp mendengar suara pintu kandang jebak tertutup. Lantaran sudah malam dan kondisi gelap, tim memutuskan untuk melakukan pengecekan pada pagi harinya.
Keesokan paginya, Kamis (9/9), sekitar pukul 06.00 WIB, tim melakukan pengecekan kandang jebak yang dipasang kira kira 50 meter dari jasad korban ditemukan saat kejadian dan melihat Si-Loreng tersebut telah masuk ke dalam kandang jebak.
"Harimau itu berkelamin betina dan berumur sekitar 3 tahun," tulis adminnya di bawah unggahan video pendek saat harimau tersebut berada di kandang jebak kemudian dilakukan pembiusan untuk dipindahkan ke kandang angkut.
Setelah itu harimau tersebut dikabarkan akan diobservasi serta diobati lebih lanjut di PRHSD.
Melihat unggahan video dan keterangan tersebut, TravelPlus Indonesia lewat akun IG resminya @adjitropis tertarik memberi komentar.
"Moga luka jerat si-Loreng (harimau Sumatera) itu cepat sembuh. Moga tak ada lg org yg memasang jerat dg alasan apapun! Moga kita bisa ikhlas berbagi ruang hidup dg satwa yg dilindungi itu sekalipun ruangnya semakin sulit, semakin sempit... Salam pro konservasi dr TravelPlus Indonesia @adjitropis di Jakarta 💚🌳🌲🌿🌱🍀☘️💚🌴🏞️🇮🇩".
Tak lama berselang admin @bbksda_riau membalasnya. "@adjitropis Aamiiin YRA, thanks 4 u attention".
Unggahan tersebut secara tidak langsung juga ikut melambungkan nama PRHSD karena tertera di dalam captions-nya.
Harus diakui keberadaan PRHSD turut mengangkat nama Kabupaten Dharmasraya ke ranah publik, terutama setiap kali ada pemberitaan seputar observasi dan pengobatan Harimau Sumatera yang terluka dan atau pelepasliarannya ke alam liar setelah selesai melewati masa perawatan di pusat rehabilitasi tersebut.
PRHSD yang Juli lalu genap berusia 4 tahun, juga tak bisa dipungkiri menambah daya tarik Dharmasraya dari sisi konservasi.
Di laman dharmasrayakab.go.id, dijelaskan Kabupaten Dharmasraya yang beribu kota Pulau Punjung juga memiliki ragam daya tarik wisata antara lain destinasi wisata alam yang menarik untuk dikunjungi seperti Gua Cigak (Cigak cave/monkey cave di Kampung Surau, Pulau Punjung; Air Terjun Timbulun Indah juga di Pulau Punjung; dan Bendungan Batu Bakawik yang terletak sekitar 7 Km dari Pulau Punjung.
Teks: Adji TravelPlus @adjitropis
Foto: tangkapan layar video Harimau Sumatera di kandang jebak di @bbksda_riau & dok. dharmasrayakab.go.id
0 komentar:
Posting Komentar