. q u i c k e d i t { d i s p l a y : n o n e ; }

Kamis, 23 September 2021

Kiat Kemas Marine Tourism agar Semakin Berkelas dan Berkualitas


Daerah Anda termasuk yang memiliki  objek wisata bahari atau marine tourism? Jika iya, jangan didiamkan saja atau cuma begitu-begitu saja. Ayo kelola dan kemas supaya semakin berkelas dan berkualitas.

Nah, di Hari Maritim Nasional yang diperingati setiap 23 September, bisa jadi momentum untuk mengemas potensi marine tourism daerah Anda agar naik kelas.

Modal untuk menaikkan kelas marine tourism sudah dimiliki Indonesia. Mengingat Indonesia adalah negara maritim karena sebagian besar wilayahnya merupakan perairan.

Dilansir dari laman Direkotrat Jenderal Pengelolaan Ruang Laut, Indonesia memiliki 17.499 pulau dengan luas total wilayah Indonesia sekitar 7,81 juta km2.

Luas lautannya yaitu 3,25 juta km2 dan 2,55 juta km2 adalah Zona Ekonomi Eksklusif. Hanya sekitar 2,01 juta km2 yang berupa daratan.

Kendati sudah punya modal luar biasa namun apakah selama ini, pengemasan dan, pengelolaannya sudah lebih fokus ke arah maritim bukan daratan?

Sebelum TravelPlus Indonesia @adjitropis beri tahu bagaimana cara mengemasnya sesuai amatan dan pengalaman meliput ragam kegiatan wisata bahari di Tanah Air, ada baiknya kita pahami terlebih dulu  definisi marine tourism atau wisata bahari, yaitu semua aktivitas wisata yang berhubungan dengan bahari baik di bentang laut maupun bentang darat dengan memanfaatkan potensi alam bahari sebagai daya tarik wisata ataupun tempat bergiatnya.

Langkah awal mengemas marine tourism yang harus Anda lakukan adalah melakukan pendataan potensi wisata bahari yang dimiliki daerah Anda, apakah pantai, laut atau pulau maupun ketiganya.

Selanjutnya amati lebih jauh kelebihan/keistimewaan masing-masing objek tersebut. Misalnya kalau pantai apakah berpasir putih dan halus, bentangannya landai dan panjang, ber-sunset menakjubkan dan lainnya.

Kalau laut, apakah berombak besar atau relatif tenang, berpanorama bawa laut yang spektakuler dengan aneka terumbu karang dan biotanya. Sedangkan kalau pulau apakah relatif dekat/mudah dijangkau dari daratan, memiliki keunikan tersendiri di banding pulau lain, dan berpantai serta berlaut dengan sejumlah keistimewaan seperti disebutkan sebelumnya.

Jika sudah diinventarisasi, selanjutnya mendata aktivitas wisata apa saja yang bisa dilakukan di pantai, laut atau pulau tersebut.

Selain menikmati keindahan pantainya, apakah bisa untuk bermacam water sport atau sport tourism yang terkait dengan bahari seperti snorkeling, menyelam, berselancar, renang, memancing, jetski, yacht, dan lainnya.

Apakah memiliki tradisi, kearifan lokal seperti sedekah laut, dan lainnya? Jika punya, kemaslah semenarik mungkin agar lebih berdaya jual.

Apakah memiliki kuliner tradisional berbahan seafood, misalnya Sop Parende khas Buton dan lainnya. Jika punya, lestarikan, kembangkan, dan gaungkan dalam bentuk event misalnya membuat Festival Sop Parende, Festival Ikan Bakar dan lainnya.

Apakah memiliki calendar of event terkait wisata bahari, misalnya lomba perahu layar tradisional seperti lomba Sadeq di Sulawesi Barat? Jika ada, sama seperti di atas, dikemas lebih profesional.

Apakah pulau/pantai atau lautnya potensial untuk watersport triathlon, renang di laut/selat, voly pantai, surfing, yacht, jetski, sampan tradisional, dan lomba lainnya atau bisa untuk tempat berlabuh kapal pesiar berukuran jumbo? Jika iya buatlah tapi bukan asal buat, harus minimal berskala nasional untuk tahap awal selanjutnya naik kelas ke level regional baru kemudian tingkat dunia.

Setelah terdata, pilihlah pantai, pulau, aktivitas wisata bahari, tradisi, kuliner laut, dan event yang paling menonjol/menarik/berdaya jual tinggi/populer/diminati untuk diprioritaskan pengembangannya agar menjadi andalan.

Prioritas itu penting agar pengembangannya fokus, terarah, dan berlangsung cepat.

Pengembangannya mulai dari penyediaan sarana dan prasarana (sarpras) yang bukan sekadar ada, tapi menarik/unik dan mengusung konsep back to nature/ramah lingkungan atau pariwisata berkelanjutan (sustainable tourism) sehingga menambah daya tarik.

Contohnya kalau punya akomodasi di pantai/pulau baik itu hotel, resort, cottage, villa, wisma ataupun homestay sebaiknya yang menarik dari segi bentuk/arsitektur, bahan material yang ramah lingkungan, dan lainnya.

Begitupun kalau punya dermaga, tempat sampah, toilet umum, tempat bilas, menara pengamatan (watching tower), warung/kedai/rumah makan, gazebo, toko sovenir, rental alat selam, musholla, tempat parkir, spot-spot foto, dan lainnya, semuanya harus menarik bukan asal ada.

Berikutnya, terkait pengelolaannya. Apakah dikelola oleh masyarakat desa setempat, swasta, pemda atau UPT dari pemerintah pusat/kementerian? Siapapun pengelolanya yang terpenting pelayanannya harus profesional dalam artian mengedepankan kenyamanan pengunjung.

Perlu diingat, kalau pengunjung nyaman, otomatis dia akan betah berlama-lama dan akan datang dan datang lagi.

Bila pulau atau pantainya berbayar atau dikenakan tiket masuk, jangan sampai tarifnya terlalu mahal apalagi ada pungutan liar (pungli) lainnya. Jika pulau/pantainya tidak dikenai tiket masuk alias gratis, tetap harus dalam kondisi bersih, tertata, dan aman untuk dikunjungi serta berfasilitas pendukung atau sarpras yang lengkap.


Perlu diingat, kalau ingin naik kelas, promosinya juga jangan lokalan, jangan pelit mengeluarkan anggaran.

Siapkan anggaran lebih untuk hal yang sangat penting ini. Tanpa promosi yang maksimal, jangan harap bisa melambungkan ragam daya tarik wisata baharinya.

Jangan merasa cukup hanya lewat ragam media sosial (medsos) seperti FB, Twitter, Instagram, dan Tiktok atau lewat website dan YouTube intern.

Diperlukan sangat kerjasama dengan pewarta (jurnalis/blogger/influencer atau pegiat medsos) yang memang konsen mempromosikan hal-hal terkait kepariwisataan termasuk wisata bahari.

Bentuk kerjasamanya, bisa dengan pemuatan press release, advertorial, peliputan atraksi wisata atau kegiatan/event yang diselenggarakan, peliputan ragam daya tarik wisata baharinya baik itu destinasi/objeknya, kuliner, produk ekraf/kerajinan tangan, dan lainnya.

Itulah sederet kiat dalam mengemas ragam marine tourism agar berkelas dan berkualitas dengan memanfaatkan memonteum Hari Maritim Nasional.

Sederet kiat tersebut, sebelumnya pernah TravelPlus tulis saat memperingati Hari Laut Sedunia atau World Oceans Day yang diperingati setiap 8 Juni, dan kali ini kembali diracik khusus untuk peringatan Hari Maritim Nasional 2021.

Teks & foto: Adji TravelPlus @adjitropis



0 komentar:

Film pilihan

Bermacam informasi tentang film, sinetron, sinopsis pilihan
Klik disini

Musik Pilihan

Bermacam informasi tentang musik, konser, album, lagu-lagu pribadi dan pilihan
Klik disini

Mencari Berita/Artikel

  © Blogger templates Psi by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP