Jaga Kelestarian Seputar Lereng Merapi, Gubernur DIY Tutup 14 Titik Tambang Pasir
Ada kabar konservasi yang menggembirakan dari Yogyakarta. Dalam upaya menjaga kelestarian wilayah seputar lereng Gunung Merapi, Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menutup 14 Titik tambang pasir di area hulu sungai Gunung Merapi, Sleman.
Kabar tersebut disebarluaskan di akun Instagram (IG) resmi Humas Pemda DIY @humasjogja, baru-baru ini.
Gubernur DIY, Sri Sri Sultan Hamengku Buwono X, menegaskan kembali wilayah seputar lereng Merapi harus tetap dijaga kelestariannya.
“Ingsun kagungan kersa, gunung bali gunung. Kuwi sing bisa tak andharake marang sliramu kabeh, muga-muga bisa kalaksanan,” tutur Sri Sultan.
Jika diartikan, Sri Sultan memerintahkan agar Kawasan Gunung Merapi harus dijaga kelestariannya seperti sedia kala dan tidak diperkenankan melakukan eksploitasi sumber daya alam yang ada di sekitarnya.
Hal tersebut selaras dengan semboyan Hamemayu Hayuning Bawono, atau turut memperindah keindahan dunia.
Sri Sultan meminta agar para penambang pasir yang menggunakan alat berat di sekitar lereng Merapi harus segera berhenti beroperasi.
Penambangan ilegal di seputar lereng Merapi menimbulkan dampak negatif bagi masyarakat.
Oleh karenanya, dalam kunjungan tersebut, Sri Sultan lantas menemui berbagai elemen masyarakat terdampak pertambangan seperti warga Pakem, Cangkringan, serta Lurah Hargobinangun.
Sri Sultan juga menegaskan kepada warga terdampak bahwa pihaknya berkomitmen untuk mengembalikan kelestarian lingkungan di lereng Gunung Merapi serta menutup seluruh praktik tambang pasir ilegal.
Pihaknya sudah melakukan penutupan 14 titik tambang pasir yang selama ini menempati tanah baik Kasultanan atau Sultan Ground (SG) maupun non SG secara ilegal.
Sri Sultan meninjau Kawasan Lereng Merapi, Sabtu (11/09) siang didampingi GKR Hemas, GKR Condrokirono, dan sang cucu RM Gustilantika Marrel Suryokusumo.
Hadir pula pada kesempatan tersebut Wakil Bupati Sleman Danang Maharsa. Sri Sultan turut meninjau dampak lingkungan yang disebabkan oleh erupsi Gunung Merapi dan kondisi masyarakat yang tinggal di Kawasan Rawan Bencana (KRB).
Sri Sultan menegaskan bahwa segala bentuk kegiatan pertambangan yang dilakukan di lereng Gunung Merapi dan menimbulkan kerusakan, harus segera dihentikan.
TravelPlus Indonesia @adjitropis menyabut baik kabar penutupan 14 titik tambang pasir di kawasan lereng Gunung Merapi tersebut.
Terlambat memang, tapi ini jauh lebih baik daripada tidak ada tindakan nyata yang pro konservasi sama sekali, sebelum kerusakan kawasan tersebut semakin parah.
Teks: Adji TravelPlus @adjitropis
Foto: tangkapan layar peninjauan Sri Sultan ke Kawasan Lereng Merapi yg tayang di @humasjogja
0 komentar:
Posting Komentar