. q u i c k e d i t { d i s p l a y : n o n e ; }

Selasa, 17 Agustus 2021

Presiden Jokowi Pakai Baju Adat Lampung Pepadun, Produk Ekraf “Sai Bumi Ruwa Jurai” Melambung


"Saya pernah mengenakan busana adat Aceh, Minangkabau, Sunda, Jawa, Sasak, Bali, Bugis, dll. Kita sungguh kaya akan budaya. Pada upacara 17 Agustus tahun ini saya mengenakan pakaian adat Pepadun dari Lampung".

Ungkapan Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) di akun Instagram (IG) pribadinya @jokowi hari ini bertepatan dengan HUT ke-76 Kemerdekaan RI, Selasa (17/8/2021), tentu saja turut melambungkan nama produk budaya sekaligus ekonomi kreatif (ekraf) provinsi yang bersemboyan “Sai Bumi Ruwa Jurai” atau Satu Bumi Dua Jiwa ini.

Kok bisa? Ya karena selain penampilannya dalam upacara peringatan detik-detik proklamasi HUT ke-76 RI di Istana Merdeka, Jakarta, tersebut dimuat berbagai website dan weblog, termasuk TravelPlus Indonesia, pun di ragam medsos.

Di akun IG-nya saja unggahan terbarunya itu sudah disukai 900 ribu lebih warganet saat tulisan ini TravelPlus buat.

Sementara itu yang memberi komentar  hampir 10 ribu lebih warganet, salah satunya Dekranasda Lampung yang berucap terima kasih kepada Presiden Jokowi dan mengaku sangat bangga sekaligus terharu.

Kenapa presiden menyebut baju yang dikenakannya itu pakaian adat Lampung Pepadun? Ya karena terdapat dua suku asli Lampung, yaitu suku Lampung Pepadun yang mendiami daerah pedalaman atau daerah dataran tinggi Lampung dan suku Lampung Saibatin atau masyarakat Lampung yang menghuni kawasan pesisir.

Pakaian adat Lampung Pepadun yang dipakai presiden terdiri atas baju lengan panjang berwarna putih yang dipadukan dengan celana panjang berwarna putih pula.

Di bagian luarnya, dibalut dengan sarung tumpal yaitu kain sarung khas Lampung, yang menutup celana dari pinggang hingga lutut. Ditambah dengan kain selendang, ikat pinggang, dan tutup kepala yang semuanya berwarna merah.

Kabid Ekraf Dinas Pariwisata Provinsi Lampung, Vera Mulyadi sebagaimana dikutip Kantor Berita RMOLLampung menjelaskan baju yang dikenakan Presiden Jokowi adalah baju adat Pepadun yang biasanya dipakai oleh penyimbang adat. 


Menurutnya baju lengan panjang dan celana panjang putih tersebut kalau difilosofikan artinya kesucian dan menjunjung tinggi kejujuran dalam kehidupan sehari hari, dan warna putih melambangkan warna tertinggi dalam prosesi adat Lampung.

Baju itu, lanjutnya dilengkapi dengan sarung tumpal berwarna merah dan emas serta bermotif pucuk rebung yang menggambarkan keagungan, dan menandakan jika sudah menikah. 

"Posisi kain di bawah lutut, melambangkan kebijaksanaan dalam berfikir dan mengambil keputusan dalam hidup bermasyarakat," jelas Vera Mulyadi. 

Ditambah kikat (penutupan kepala) atau puyuh meghem dengan hiasan batu kecubung yang merupakan ikon batu yang ada di Tanjung Bintang, Lampung Selatan.  Kikat tersebut melambangkan sebagai pemimpin yang melindungi rakyatnya.

Sementara itu, selendang yang berbentuk bujursangkar disampirkan di bagian pundak hingga menutupi dada, yang memberikan makna kewibawaan seorang pemimpin, dan bulu serti atau ikat pinggang sebagai aksesoris tradisional dari Lampung. 

Sebagai pengingat, selain baju adat pria Lampung Pepadun, masih banyak produk Ekraf Lampung lainnya baik itu berupa wastra, kriya maupun kuliner/panganan seperti kain tapis, sulam usus, siger Lampung, suvenir gajah Lampung, dan keripik pisang.

Kain Tapis Lampung berbentuk sarung terbuat dari tenun benang kapas dengan motif atau hiasan bahan sugi, benang perak atau benang emas dengan dicucuk atau disulam khas Lampung.

Berdasarkan pemakainya, jenis Kain Tapis Lampung pun beragam, antara lain Tapis Jung Sarat yang biasa dipakai pengantin wanita ada upacara perkawinan adat, Tapis Raja Medal dikenakan kelompok istri kerabat paling tua (tuho penyimbang), Tapis Laut Andak dipakai gadis penari (muli cangget), dan Tapis Bidak Cukkil biasa dikenakan para lelaki ketika menghadiri upacara adat.

Harga per Kain Tapis Lampung yang dijual toko-toko cendera mata yang ada di Bandar Lampung, Ibukota Provinsi Lampung dibanderol mulai dari Rp 300 ribu sampai Rp 3 juta bahkan lebih, tergantung kerumitan motif dan bahan benang emas yang digunakan.


Kain Tapis Lampung tak cuma berupa kain ataupun sarung, tapi ada juga berbentuk berbagai kerajinan tangan yang menarik seperti peci, dompet, gantungan kunci, hiasan dinding, hiasan kaligrafi, dan lainnya.

Sementara itu keripik pisang Lampung tak bisa dipungkiri masih menjadi salah satu oleh-oleh primadona Lampung. 

Keripik Lampung menjadi berbeda dengan keripik pisang dari daerah atau kota lainnya karena selain mereknya bermacam, pun punya belasan rasa. 

Merek keripik pisang khas Lampung ada puluhan, yang terkenal di antaranya keripik pisang Mr. Monkey, Aneka Yen Yen, Aneka Kembang, Marina, dan Suseno.

Teks: Adji TravelPlus @adjitropis
Foto: @jokowi, @kantorstafpresidenri & @adjolitropis

0 komentar:

Film pilihan

Bermacam informasi tentang film, sinetron, sinopsis pilihan
Klik disini

Musik Pilihan

Bermacam informasi tentang musik, konser, album, lagu-lagu pribadi dan pilihan
Klik disini

Mencari Berita/Artikel

  © Blogger templates Psi by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP