PBB Setu Babakan Juga Usung Konsep Dewi Berkelanjutan, Ini Buktinya
Perkampungan Budaya Betawi (PBB) Setu Babakan selain menjadi destinasi Dewi atau desa wisata berbasis budaya Betawi, ternyata juga mengusung konsep Dewi yang berkelanjutan atau sustainable tourism.
Tak bisa dipungkiri kehadiran PBB Setu Babakan telah menjadi embrio pelestarian Budaya Betawi di tengah dinamika kehidupan kota metropolitan Jakarta.
Keberadaannya menjadi wadah masyarakat Betawi untuk menjaga eksistensi kulturnya melalui berbagai hasil budaya yang mereka ciptakan dan kembangkan baik dari aspek seni, kuliner, produk kerajinan tangan, seni graha, adat istiadat, maupun etos budaya masyarakatnya.
Menariknya lagi, Dewi yang berada di Jalan Moh. Kahfi II RT 013/008, Kelurahan Srengseng Sawah, Kecamatan Jagakarsa, Kota Jakarta Selatan ini ternyata juga sangat memperhitungkan aspek wisata keberlanjutan bahkan sudah lama menjadi salah satu area penyangga ekosistem lingkungan hidup yang berkelanjutan di Ibukota dengan area hijau dan serapan airnya.
Menurut Imron Yunus selaku Kepala Unit Pengelola Kawasan (UPK) PBB Setu Babakan, keberadaan dua setu (danau kecil) yaitu Setu Babakan dan Setu Manggabolong selain sebagai salah satu daya tarik andalan juga menyumbang peranan penting sebagai area serapan air bagi ekosistem keberlanjutan Ibukota.
"Kedua Setu itu pun digunakan sebagai tempat pembibitan dan budidaya perikanan, khususnya bermacam ikan tawar," terang Imron.
Bukti kuat lain kalau PBB Setu Babakan amat mendukung pengelolaan lingkungan berkelanjutan, pengelolanya menggerakkan program pengelolaan sampah di RW 09 dan pengelolaan air dengan sistem Water Treatment Plant.
"Kami juga punya program vegetasi, mengingat perkampungan ini diliputi area hijau di sekelilingnya," ungkap Imron seraya menambahkan kalau Program Penghijauan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta tidak pernah luput setiap tahun memberikan bantuan untuk wilayah ini.
Di PBB Setu Babakan, pengelola dengan warganya juga menanam berbagai tanaman dan pepohonan khas Betawi. Tak berlebihan kalau Dewi satu ini juga dijuluki sebagai perkampungan eduwisata.
Tak cuma itu, pengelolanya juga melakukan budidaya pepohonan khas Betawi antara lain Alpukat Cipedak dan Nangka Cipedak.
Kedua pohon tersebut ditanam dengan rapi di setiap pekarangan rumah warga RW 09 PBB Setu Babakan. "Lantaran itu Dewi PBB ini juga mendapat predikat Dewi agrowisata," terangnya lagi.
Bukti lain kalau PBB Setu Babakan menerapkan konsep wisata berkelanjutan bisa dilihat dari aneka produk kuliner dan kerajinan tangan khas Betawi-nya.
"Produk kuliner dan kerajinan tangan kami memanfaatkan bahan alami tumbuh-tumbuhan dari alam dan menggunakan bahan atau barang bekas yang dapat didaur ulang seperti kok bulu tangkis dan botol plastik," pungkas Imron.
Mendengar deretan fakta tersebut, rasanya pantas kalau PBB Setu Babakan termasuk Dewi yang berkualitas sehingga terpilih masuk 50 Dewi Terbaik versi Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2021 karena bukan hanya mengusung konsep pelestarian (konservasi) budaya khususnya Betawi, pun mengedepankan konsep Dewi yang berkelanjutan atau ramah lingkungan atau pro konservasi alam.
Akankah PBB Setu Babakan terus melenggang ke babak ADWI selanjutnya? Nantikan informasinya di TravelPlus Indonesia @adjitropis.
Teks: Adji TravelPlus @adjitropis
Foto: dok.Imron Yunus/UPK PBB Setu Babakan
0 komentar:
Posting Komentar