Mau Sukses Lihat Hiu Paus di Teluk Cenderawasih? Sederet Kiat Ini Bisa Jadi Bekal
Keberadaan hiu paus tak bisa dipungkiri menambah daya pikat sebuah destinasi bahari. Kehadirannya mampu menarik wisatawan untuk bertandang melihatnya.
Buktinya berkat hiu paus (Rhincodon typus), nama dan pamor Teluk Cenderawasih melejit sebagai salah satu destinasi bahari untuk melihat salah satu satwa laut terbesar di dunia saat ini.
Panjang hiu paus atau orang bule menyebutnya atau whale shark, bisa mencapai 20 meter dan bobot 34 ton. Kendati bertubuh jumbo, hiu paus tidak bernapas dengan paru-paru, melainkan insang.
Nah, tepat di Hari Hiu Paus Internasional atau International Whale Shark Day yang diperingati setiap tanggal 30 Agustus, kali ini TravelPlus Indonesia @adjitropis menyuguhkan kiat sukses (baca: aman dan nyaman) melihat hiu paus khususnya di Teluk Cenderawasih, Kabupaten Nabire, Provinsi Papua yang masuk kawasan Taman Nasional Teluk Cenderawasih (TNTC).
Kiat sukses tersebut, TravelPlus himpun dari amatan acara virtual tour TNTC yang berlangsung awal Agustus lalu, tepatnya Selasa (3/8/2021) dan sengaja baru ditulis artikelnya hari ini.
Sejumlah kiat sukses tersebut, antara lain wisatawan yang ingin melihat hiu paus di kawasan TNTC harus dalam kelompok kecil (small group) dan wajib didampingi pemandu profesional.
Idealnya satu grup terdiri atas maksimal 6 wisatawan dan 1 pemandu dengan satu perahu.
Kecepatan perahu menuju bagan maksimal 10 knot dalam jarak 1 Km dan 2 knot dalam jarak 50 meter dari bagan, dan 20 meter dari hiu paus.
Perahu harus ditambatkan di bagian sisi yang telah ditentukan dan dalam kondisi mesin mati.
Perlu diingat, hanya boleh ada 1 perahu 1 grup per bagan.
Selanjutnya pemandu turun ke air pertama kali, diikuti oleh wisatawan dengan tertib.
Perlu diperhatikan, jarak aman wisatawan dengan belakang hiu paus itu 3 meter dari ekor. Sedangkan kalau berada di atas, 2 meter dari kepala atau badan hiu paus.
Setiap wisatawan dilarang menyentuh hiu paus dan dilarang berisik atau mengeluarkan suara.
Penggunaan scuba dibatasi, maksimal 2 pengguna scuba dalam 1 grup. Namun diimbau untuk tidak menggunakan scuba.
Adapun durasi berinteraksi dengan hiu paus maksimal 60 menit untuk tiap grup.
Oiya, buat wisatawan yang ingin mengabadikan hiu paus tersebut diperbolehkan menggunakan namun tanpa flash.
Jika durasi interaksi sudah habis, wisatawan harus segera berenang kembali menuju perahu.
Pemandu harus menjadi orang terakhir yang keluar dari air.
Setelah itu, pemandu harus mengumpulkan lembar komentar dari wisatawan dan menyerahkan kepada Balai Besar TNTC.
Nah, Anda tertarik ingin melihat hiu paus di TNTC selepas PPKM? Sebaiknya cari data awal terlebih dulu lewat akun resmi Instagram (IG)-nya @bbtn_telukcenderawasih.
Selain Teluk Cenderawasih, Anda bisa memilih destinasi bahari lainnya yang juga kerap disinggahi hiu paus yaitu perairan Pantai Botubarani yang berada di Desa Botubarani, Kecamatan Kabila Bone, Kabupaten Bone Bolango, Provinsi Gorontalo.
Pilihan lain perairan Teluk Saleh di Kabupaten Sumbawa, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) dan atau perairan Teluk Triton di Kabupaten Kaimana, Provinsi Papua Barat.
Lewat tulisan ini TravelPlus mengucapkan happy International Whale Shark Day, semoga keberadaan hiu paus di 4 destinasi bahari sebagaimana tersebut di atas dan di kawasan perairan lainnya tetap terjaga keberadaannya.
Buat yang ingin melihat hiu paus, harus berbekal wisata ramah lingkungan dan senantiasa mengindahkan peraturan yang berlaku di setiap destinasi, termasuk prokes-nya.
Teks: Adji TravelPlus @adjitropis
Foto: tangkapan layar video acara virtual tour TNTC
0 komentar:
Posting Komentar