CRU, Jadi Pilihan Lihat Gajah Sumatera di Alam Bebas Selain Taman Nasional
Concervation Response Unit atau biasa disingkat CRU bisa menjadi pilihan untuk berwisata melihat Gajah Sumatera (Elephas maximus sumatranus) di alam bebas.
Di Aceh sampai saat ini ada 7 CRU yang tersebar di berbagai kabupaten.
Ke-7 CRU di Tanah Rencong itu adalah CRU Sampoinet di Kabupaten Aceh Jaya, CRU Mila di Pidie, CRU Peusangan di Bener Meriah, CRU Woyla Timur di Aceh Barat, CRU Cot Girek di Aceh Utara, CRU Trumon di Aceh Selatan, dan CRU Serbajadi di Kabupaten Aceh Timur.
Menurut data Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh 7 dibangun tersebut dibangun oleh Pemerintah Daerah dan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) di daerah rawan konflik gajah dengan manusia sebagai salah satu solusi mitigasi konflik
Di lapangan unit mitigasi konflik satwa liar CRU bertugas melaksanakan kegiatan penanganan konflik antara gajah dengan manusia. Selain itu mereka juga melakukan kegiatan mitigasi melalui patroli rutin.
Upaya pencegahan konflik gajah di Aceh yang telah dilakukan antara lain melalui pembuatan barrier berupa parit dan power fancing (kawat kejut) sejak tahun 2018 dengan total sepanjang 17 Km parit dengan rincian: 14 Km di Kabupaten Bener Meriah dari sumber dana APBK dan 3 Km di Kabupaten Aceh Timur dengan pendanaan Mitra Konservasi (FKL).
Untuk power fancing yang telah dilakukan pemasangan adalah sepanjang 2 Km di Kabupaten Pidie melalui fasilitasi (FFI) dan pemasangan sepanjang 10 Km di Kabupaten Bener Meriah melalui pendanaan Kementerian LHK.
Selama ini operasional CRU di Aceh didukung Pemerintah Aceh melalui Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Aceh, Badan Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh, dan Mitra CSO Konservasi di Aceh.
Lalu apakah CRU boleh dikunjungi wisatawan? Apakah masuk ke CRU dikenakan tiket? Kalau iya, berapa harga tiketnya? Dan aktivitas wisata apa yang bisa dilakukan pengunjung di CRU?
Untuk mencari jawabannya, usai mengikuti diskusi online bertajuk "Aceh Darurat Perlidungan Satwa" yang digelar Forum Jurnalis Lingkungan (FJL) bekerja sama dengan Yayasan Hutan, Alam, dan Lingkungan Aceh (HAKA) dengan pemateri antara lain Kepala Balai Gakkum KLHK Wilayah Sumatera Subhan dan Kepala DLHK Aceh A. Hanan di paltform Zoom, Kamis (12/8/2021) atau bertepatan dengan Hari Gajah Dunia (World Elephant Day), TravelPlus Indonesia @adjitropis mengirim pertanyaan-pertanyaan tersebut lewat pesan DM di beberapa akun Instagram (IG) CRU antara lain CRU Samponiet, Mila, Peusangan, Coy Hotel, Alur Lutim, dan CRU Trumon.
Tak lama berselang, Milin salah seorang mahout atau pawang sekaligus yang mengemudikan gajah di CRU Sampoinet menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut.
Menurutnya CRU boleh dikunjungi pengunjung dan tidak dikenakan tiket masuk. Namun untuk kegiatan wisata dengan gajah ada paketnya.
"Kalau naik gajah, mandiin, dan foto-foto foto bareng gajah harga paketnya Rp 250 ribu untuk 6 orang, bukan per orang," terangnya seraya menambahkan di CRU saat ini jumlah gajah jinaknya ada tiga.
Kendati berada di tengah rimba, CRU Sampoinet yang berada di Dusun Sarah Deu, Desa Ie Jeureungeh, Kecamatan Sampoiniet, Kabupaten Aceh Jaya atau sekitar 148 Km dari Banda Aceh, Ibu Kota Provinsi Aceh dengan dijangkau dengan berkendara roda empat.
Berkunjung ke sana, biar puas minimal bermalam semalam. Di sana sudah tersedia tempat penginapan. Pilihan lain, bisa membawa tenda dome untuk berkemah di areal pagar CRU di tepi sungai.
Selama disana pengunjung bisa melihat bermacam aktivitas rutin yang dilakukan mahout setiap hari, antara lain mengecek kondisi kesehatan gajah lalu melatih gajah agar peka terhadap perintahnya, kemudia membawa gajah ke sungai yang berada tidak jauh dari basecamp untuk dimandikan.
Nah, pengunjung bisa ikut memandikan bahkan naik ke atas gajah. Usai memandikan gajah, selanjutnya mahout memberi makan berupa pelepah daun kelapa.
Melihat semua itu tak berlebihan kalau keberadaan CRU ternyata punya daya tarik tersendiri bukan cuma buat wisatawan lokal dan nusantara, pun mancanegara.
Buktinya, rombongan Dubes Republik Ceko pernah berkuncung ke CRU Sampoiniet pada 30 April 2021. Bahkan jauh sebelum pandemi, salah satu CRU di Aceh yaitu CRU Serbajadi yang terletak di Desa Bunin, Kecamatan Serbajadi, Kabupaten Aceh Timur, pernah dikunjungi aktor ternama Hollywood, Leonardo DiCaprio pada Maret 2016.
Nah, buat Anda yang tertarik berwisata gajah selepas PPKM, sepertinya CRU bisa jadi pilihan. Kalau lagi beruntung, Anda juga bisa ikut berpatroli gajah di hutan kawasan CRU.
Selama ini, selain di CRU, wisatawan yang ingin melihat Gajah Sumatera bisa mengunjungi sejumlah taman nasional (TN) yang ada di Sumatera antara lain TN Gunung Leuser di Aceh, TN Tesso Nilo (Riau), TN Bukit Barisan Selatan (Lampung-Bengkulu), dan TN Way Kambas di Lampung.
Khusus TN Way Kambas yang terletak di Kecamatan Labuhan Ratu, Kabupaten Lampung Timur juga memiliki sekolah gajah atau Pusat Latihan Gajah (PLG) bahkan rumah sakit khusus gajah.
Berdasarkan data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), selama periode 2017 hingga 2019, populasi Gajah Sumatera bertambah dari 611 ekor menjadi 693 ekor baik itu di kawasan konservasi dan juga kawasan hutan serta di kawasan luarnya.
Kendati begitu Gajah Sumatera menurut WWF Indonesia sampai saat ini termasuk satwa terancam punah (critically endangered) dalam daftar merah spesies terancam punah yang keluarkan oleh Lembaga Konservasi Dunia –IUCN, termasuk Gajah Sumatera.
Selain Gajah Sumatera di sejumlah propinsi di Sumatera, Indonesia juga memiliki Gajah Kalimantan di Kalimantan Timur.
Adapun fakta dan tantangan Konservasi gajah di Tanah Air adalah populasi tersebar di beberapa kantong dan habitatnya mengalami degradasi sehingga mengakibatkan konflik dengan manusia.
Data dari BKSDA Aceh konflik gajah di Aceh sepanjang 2020 dengan jumlah 102 kasus, 11 di antaranya kematian gajah terdiri atas 6 ekor di Kabupaten Aceh Jaya, 2 di Kabupaten Aceh Timur, 2 di Kabupaten Pidie, dan 1 ekor kematian gajah di Aceh Utara.
Selain konflik dengan manusia, penyebab kematian gajah juga karena perburuan serta mati alami.
Teks: Adji TravelPlus
Foto: @cru_sampoiniet & @btn_waykambas
0 komentar:
Posting Komentar