Mau Berpartisipasi Gaungkan PON XX di Papua? Begini Caranya
Bisa terpilih dan tampil di acara besar untuk menyemarakkan dan menggaungkan Pekan Olahraga Nasional (PON) XX di Papua menjadi kesenangan sekaligus kebanggaan tersendiri bagi seniman, tak terkecuali seniman tari baik itu penari maupun penata tari (koreografer).
Begitulah yang dirasakan penari pria Fachry Matlawa dan penari perempuan Griece Deda.
Dua penari yang lahir, besar, dan tinggal di Jayapura, ibu kota Provinsi Papua ini mengaku amat senang dan bangga bisa terpilih untuk tampil menari dalam acara Hitung Mundur (Countdown) 362 Hari Menuju PON XX yang digelar secara virtual di Stadion Lukas Enembe, Jayapura tahun lalu, tepatnya 23 Oktober 2020.
"Alhamdulillah senang banget saat ditunjuk untuk berpartisipasi bersama seniman senior di Papua tampil menari kolosal di acara Hitung Mundur 362 Hari Menuju PON XX. Jumlah seniman tarinya waktu itu ada 250 penari. Kalau saya tidak salah tarian kolosalnya berjudul Paradise," ujar Fachry kepada TravelPlus Indonesia, Jumat (2/7/2021).
Menurut penari yang tergabung dalam komunitas Freedom Squad Dancer di Jayapura ini, yang lebih membanggakannya lagi waktu itu dia bersama teman-temannya yaitu Frans, Anjar, dan Griece dari Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Tanah Papua, bukan sekadar menari, pun dipercaya menjadi asisten koreografer.
"Jadi kalau ditanya bagaimana perasaannya, jawaban saya secara pribadi sangat bangga bisa menjadi bagian dalam rangkaian acara bertaraf nasional ini," kata Fachry yang bulan Oktober mendatang akan di-wisuda sebagai lulusan Jurusan Seni Tari ISBI Tanah Papua.
Hal yang sama juga diutarakan Griece, yang sudah lebih dulu tamat dari Jurusan Seni Tari ISBI Tanah Papua.
"Saya sangat senang dan bangga bisa dipilih menari buat menyemarakkan sport event tingkat nasional waktu itu. Apalagi tempat acaranya di Stadion Lukas Enembe, stadion terbesar dan termegah di Papua," ungkap Griece.
Pemilihan penari yang tampil untuk acara yang digelar sebagai tanda Bumi Cenderawasih ini siap melaksanakan PON XX, lanjut Griece langsung dari pihak kampus ISBI Tanah Papua. "Setelah terpilih kemudian kami latihan bersama. Waktu latihannya sekitar 2 bulan," jelasnya.
Setelah tampil menari kolosal di acara tersebut, Fachry, Griece dan rekan-rekan penari dari Jayapura Art Dancer juga berkesempatan tampil menari dalam acara bertajuk Festival Cahaya Papua yang digelar secara virtual di sebuah tongkang, di bawah Jembatan Merah Youtefa, Kota Jayapura, pada 31 Desember 2020.
Acara yang disiarkan di Metro TV, Youtube, dan Facebook @ponxx2020papua tersebut juga diramaikan oleh penampilan sederet artis nasional seperti Padi Reborn dan Raffi Ahmad.
Selain Jayapura Art Dancer, juga ada pertunjukan dari Papua Original, Yewen Papu, Pragina Gong, Epo D’Fenomeno hingga De Sagoo, dan Rasmel Band.
Setelah berpartisipasi menyemarakkan dan menggaungkan jelang PON XX lewat dua acara yang diadakan oleh Panitia Besar Pekan Olahraga Nasional (PB PON) Provinsi Papua, Fachry dan Griece berharap diberi kesempatan lagi untuk tampil di acara pembukaan dan penutupan PON XX serta event olahraga dan lainnya yang berskala nasional bahkan internasional jika nanti digelar di Papua.
Kata Fachry, kalau dia dan teman-temannya diberi ruang dan kesempatan berkreativitas untuk tampil dalam acara pembukaan dan penutupan PON XX dan lainnya, tentunya akan berusaha untuk menampilkan karya seni tari terbaik berciri khas Papua sesuai tema.
"Tapi sampai sekarang belum ada panggilan dan persiapan untuk opening dan closing ceremony PON XX," terang Fachry yang juga sering bergabung di beberapa sanggar besar di Jayapura.
Sebagai penari yang menurut Fachry masih kategori pemula, dia berharap pemerintah daerah juga melihat proses kreatif para seniman khususnya tari, mengingat masih belum banyak panggung/gedung seni yang lengkap fasilitasnya.
"Imbauan saya mungkin kedepannya jangan cuma karena PON XX ini saja ada acara seni dan budaya. Kalau bisa event-event mengenai seni dan budaya harus rajin dibuat agar bukan hanya seni budayanya yang lestari tetapi generasi senimannya tetap tumbuh juga," ungkap Fachry.
Harapan dan imbauan senada juga diutarakan Griece. "Semoga acara pembukaan sama penutupan PON XX kami dipanggil lagi untuk menari," ujarnya.
Intinya seniman lokal harus dilibatkan dalam setiap event baik berskala lokal, nasional apalagi internasional.
"Soalnya banyak seniman di Papua tapi jarang sekali ada wadah dari pemerintah. Biasanya justru kami (seniman) yang sediakan wadah itu. Kalau orang Papua biasa bilang: "kalo bukan kitong siapa lagi"," pungkas Griece.
Kita Bisa Ikut Berpartisipasi
Amatan TravelPlus Indonesia, urusan berpartisipasi menyemarakkan dan menggaungkan PON XX di Papua yang akan digelar pada 2-15 Oktober 2021, juga bisa dilakukan oleh siapapun dan dari manapun. Jadi bukan hanya orang Papua atau yang menetap di Papua.
Warga Negara Indonesia dari suku apapun dan tinggal di provinsi manapun bisa turut berkontribusi positif agar PON XX yang berlangsung di empat klaster yaitu Kota Jayapura, Kabupaten Jayapura, Kabupaten Mimika, dan Kabupaten Merauke ini, benar-benar sukses dan membanggakan.
Kalau tidak bisa berpartisipasi seperti yang dilakukan Fachry dan Griece dengan tampil menari sebagaima tersebut di atas, sebenarnya masih banyak cara yang bisa kita lakukan.
Misalnya dengan ikut menyebarluaskan informasi terkait PON XX seperti informasi mengenai venue yang digunakan antara lain Stadion Lukas Enembe dan arena akuatik di kawasan olahraga Kampung Harapan, Distrik Sentani Timur, serta arena kriket dan lapangan hoki indoor dan outdoor di Kampung Doyo Baru, Distrik Waibu.
Kita juga dapat menginformasikan logo dan maskot PON XX yang unik dan menarik.
Logo PON XX Papua adalah Stadion Papua Bangkit atau Stadion Lukas Enembe. Adapun maskotnya adalah Kangpho dan Drawa, yang merupakan dua satwa asal Papua.
Informasi mengenai logo dan kedua maskot tersebut antara lain bisa kita lihat di laman ponxx2020papua.com dan kominfo.go.id.
Di dua laman tersebut dijelaskan kalau logo Stadion Lukas Enembe adalah stadion megah yang dibangun untuk PON XX. Kabarnya kemegahannya nyaris menyamai Stadion Utama Gelora Bung Karno (GBK) Senayan, bahkan disebut-sebut memiliki kemiripan dengan stadion sepak bola terbesar kedua didunia, Salt Lake di India.
Kangpho adalah Kangguru Pohon Mantel Emas (Dendrolagus pulcherrimus) yang hidup dan berkembangbiak di Papua. Dinamakan begitu karena kangguru ini memiliki semacam mantel emas di area leher, pipi, dan kaki.
Sementara itu Drawa adalah Burung Cendrawasih jantan yang mempunyai bulu-bulu hiasan berwarna merah, jingga, dan warna campuran antara merah-jingga pada bagian sisi perutnya, serta dua buah tali yang panjang berwarna hitam di bagian ekor.
Jangan lupa kita sertakan keterangan tentang makna dan filosofi logo dan kedua maskot tersebut supaya masyarakat paham.
Kita juga bisa mempublikasikan ragam daya tarik yang dimiliki Papua baik itu objek wisata, budaya, kuliner, kerajinan tangan khas Papua, dan lainnya.
Media yang dapat kita gunakan untuk mempublikasikan semua itu bisa lewat akun media sosial (medsos) masing-masing seperti Instagram (IG), Facebook (FB), Twitter, dan Tiktok berupa unggahan foto, video, flyer, twibbon, dan lainnya berikut captions yang informatif dan menarik disertai tagar yang sesuai seperti #PONXX, #PONXXPapua2021, #TorangBisa, #PesonaPapua, dan lainnya.
Bisa juga berupa konten video yang dimuat di YouTube dan atau dalam bentuk tulisan (berita dan artikel) yang kemudian dimuat di weblog ataupun website pribadi.
Pilihan lain, kita bisa ikutan Kompetisi Blogger yakni kompetisi menulis artikel bertema “Mentari Harapan Baru dari Timur" yang informasi detailnya dapat dicek di pondemi.ponxx2020papua.com.
Cara yang paling mudah dan praktis kita lakukan adalah memuat ulang (re-post) unggahan dari akun resmi IG PON XX yaitu @ponxx2020papua di akun IG kita masing-masing.
Semua cara itu tentunya sangat positif karena kita bisa berkontribusi ikut membuat gaung PON XX semakin kuat.
Kalau gaungnya kian luas, publik bukan hanya tahu pun kemudian tertarik untuk datang ke Papua, entah itu saat pelaksanaan PON XX atau dikemudian hari setelah pandemi virus corona ini sudah reda atau lenyap sama sekali.
Teks: Adji TravelPlus @adjitropis
0 komentar:
Posting Komentar