Yuk Keliling Situs Purbakala di Kalimantan, Sulawesi, dan Jawa, Ini Daftarnya
Tepat di Hari Purbakala, 14 Juni tahun ini, TravelPlus Indonesia suguhkan sejumlah situs purbakala yang ada di Kalimantan, Sulawesi, dan Jawa. Sehari sebelumnya spesial tulisan taman dan situs purbakala yang tersebar di Sumatera.
Kedua tulisan itu sengaja TravelPlus buat, untuk merayakan sekaligus menggaungkan Hari Purbakala Nasional 2021 atau yang ke 108.
Kita mulai dari Kalimantan terlebih dahulu. Tepatnya di Kabupaten Kutai Tinur, Kalimantan Timur (Kaltim) ada lukisan prasejarah yang diberi nama "Pohon Kehidupan".
Lukisan yang menghias beberapa gua di kawasan karst Sangkulirang-Mangkalihat, antara lain Gua Tewet dan Gua Karim tersebut diperkirakan berukur sekitar 10.000 tahun.
Lalu kita beranjak ke Sulawesi, tepatnya di Kabupaten Marros, Sulawesi Selatan, juga ada lukisan prasejarah berupa Babirusa ("pig-deer") dan stensil tangan di dinding Gua Leang Tedongnge.
Lukisan tersebut diperkirakan berumur 45.500 tahun yang lalu. Lukisan prasejarah tertua di dunia ini mengungkapkan sejarah migrasi manusia purba modern, Homo sapiens di Nusantara, Indonesia.
Lain lagi kalau kita ke Kabupaten Minahasa Utara, Sulawesi Utara (Sulut). Di sana ada Situs Megalitikum Pemakaman leluhur suku Minahasa, Waruga. Tepatnya di Desa Sawangan.
Waruga merupakan peti mati yang terdiri atas dua bagian yaitu bawah untuk menaruh mayat dengan posisi jongkok dan penutup atas dihiasi ukiran yang menandakan status sosial dan profesi orang yang dikubur di dalamnya.
Di sana juga ada museum yang mengoleksi sejumlah keramik dan lainnya.
Berikutnya kita menyeberang ke Jawa, Bertempat di Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur (Jatim) antara lain ada Situs Trowulan yang berjarak sekitar 60 Km Barat Daya dari Surabaya, ibu kota Jatim.
Sejumlah situs arkeologi yang bisa kita lihat di Situs Trowulan antara lain Candi Tikus (paling terkenal, berupa kolam pemandian ritual atau pertirtaan yang ditemukan pada 1914), Gapura Bajang Ratu, Gapura Wringin Lawang, Candi Brahu, Makam Putri Cempa, Kolam Segaran, Candi Menak Jingga, Situs Watu Umpak, Makam Troloyo, Situs Sentono Rejo, dan Candi Gentong.
Masih di Kecamatan Trowulan yang merupakan salah satu kawasan kepurbakalaan ternama di Indonesia, juga terdapat Situs Siti Inggil, tepatnya di ujung Barat Dusun Kedungwulan, Desa Bejijong.
Selain itu ada Situs Makam Tujuh yang terdiri dari tujuh buah makam di kawasan pemakaman Islam Troloyo, Desa Sentonorejo.
Situs tersebut merupakan salah satu artefak yang membuktikan adanya pengaruh dan komunitas Islam di zaman Majapahit yang kala itu masih didominasi Hindu dan Budha serta kepercayaan animisme.situs makam.
Sejumlah nisan di Makam Tujuh menunjukkan pahatan angka tahun saka yang menunjukkan tahun pemakaman dan secara masehi dimakamkan pada abad 13-15. Selain itu juga terdapat pahatan lambang mirip Surya Majapahit dan lafaz tauhid dalam Islam bertuliskan huruf Arab yakni Laa Ilaaha Illalloh Muhammadur Rasululloh.
Di Kecamatan Trawas, masih wilayah Kabupaten Mojokerto, tepatnya di kompleks Ubaya Training Center, Desa Tamiajeng, kita bisa singgah ke Rumah Peradaban Situs Gunung Penanggungan yakni pusat informasi dan penelitian tentang situs Gunung Penanggungan.
Penanggungan merupakan nama gunung berketinggian 1.659 Mdpl yang berada di dua kabupaten yakni Mojokerto dan Pasuruan.
Gunung tersebut dianggap sebagai situs dengan potensi kepurbakalaan paling kaya di Indonesia mulai dari candi, gua, gapura, altar, petirtaan, dan sebagainya. Benda dan bangunan cagar budaya tersebut dibangun sejak abad ke-10, jauh sebelum masa Kerajaan Majapahit hingga Majapahit akhir di abad ke-15.
Di gunung itu juga ada jalur pendakian kuno yang diperkirakan dibuat sejak sebelum zaman Kerajaan Majapahit.
Jalur pendakian kuno tersebut dibuat dari tumpukan batu yang ditata sedemikian rupa. Ada dua jenis jalur yakni jalur melingkar atau memutari badan gunung dan jalur berbentuk zig zag dari badan gunung sampai ke puncak.
Selanjutnya kita ke Kabupaten Malang, tepatnya Kecamatan Singosari ada sistus purbakala Candi Singosari di Desa Candirenggo dan Candi Sumberawan di Desa Toyomarto. Sedangkan di Kota Malang ada Candi Badut, tepatnya di Jl. Candi 5D, Dau, Malang.
Selain itu juga ada situs purbakala di Desa Langlang, berupa susunan batu bata kuno peninggalan masa Kerajaan Singhasari yang berdiri pada abad 9 Masehi.
Lain lagi dengan Lamongan. Di daerah yang terkenal dengan kuliner Soto Lamonganya ini ada situs purbakala yang bertebaran di beberapa titik. Salah satunya di Dusun Sedah, Desa Pule, Kecamatan Modo
.Lokasi Situs Sedah yang sering dikaitkan dengan Empu Sedah, pujangga Jawa yang menulis Kakawin Bharatayuddha dalam Bahasa Jawa kuna in, berjarak sekitar sekitar 40 Km dari pusat Kota Lamongan.
Di Situs Sedah terdapat sekurangya 2 situs kepurbakalaan, yaitu Punden Sentono atau Punden Sedah dan Prasasti Sedah yang sayangnya sudah tidak terbaca lagi.
Masih di kecamatan yang sama, tepatnya di Dusun Bendo, Desa Mojorejo juga ada Situs Sitinggil yang oleh warga sekitar diyakini sebagai petilasan Jaka Mada atau Mahapatih Majapahit, Gajah Mada waktu muda.
Provinsi berikutnya Jawa Barat. Di wilayah asli urang Sunda ini antara lain ada: Candi Cangkuang, Kabupaten Garut yang merupakan satu-satunya candi Hindu di Tatar Sunda.
Candi yang berada di Kampung Pulo, Kecamatan Leles, di dalam bangunannya, terdapat arca tahun 1800-an dengan posisi sedang bersila. Di depan kaki kiri terdapat kepala sapi atau nandi yang telinganya mengarah ke depan. Dengan adanya kepala nandi ini, para arkeolog menganggap bahwa ini adalah arca Siwa.
Di kabupaten Karawang: ada Situs Batujaya yang memiliki lebih dari 30 candi yang tersebar dan tersusun dari batubata.
Berdasarkan temuan arkeologi dan pertanggalan melalui analisis C14 dari situs batujaya dapat ditarik kesimpulan bahwa komplek percandian Batujaya dibangun pada masa kerajaan Tarumanagara dalam dua fase yaknisekitar abad ke-6 dan ke-7, dan fase kedua antara abad ke-8 dan ke -10 dan fase pendudukan Tarumanagara oleh Sriwijaya.
Hasil penemuan beberapa jenis artefak di kompleks percandian Batujaya dan sejumlah inskripsi beraksara palawa dan berbahasa sanskerta yang tergores pada lempengan-lempengan emas dan terakota yang isinya merupakan ayat-ayat suci ajaran agama Budha, bisa dikatakan kawasan situs Batujaya merupakan kompleks percandian agama Budha yang tertua di Pulau Jawa.
Arahkan langka ke Kabupaten Cianjur. Di sana ada Situs Gunung Padang, tepatnya di di perbatasan Dusun Gunung Padang dan Panggulan, Desa Karyamukti, Kecamatan Campaka.
Situs yang dapat ditempuh 1,5 jam atau 45 km dari kota Cianjur, dari Jakarta 165 km, dan dari Bandung sektar 110 km ini merupakan situs megalitik berbentuk punden berundak paling besar di Asia Tenggara.
Warna bebatuannya sebagian besar abu-abu gelap berjenis andesit basaltis.
Menurut warga setempati, Situs Gunung Padang itu, dulunya menjadi pusat peribadatan orang Sunda yang ketika itu masih berkepercayaan Sunda Wiwitan.
Fungsinya dulu seperti tempat peribadatan umat beragama yang ada sekarang, seperti masjid, gereja, dan lainnya. Ada juga yang menyebut semacam pramida yang ada di Mesir.
Hasil sebuah penelitian tim independen menyatakan Situs Gunung Padang sudah berusia 11.600 SM atau 14.000 tahun. Usianya lebih tua dari Piramida Mesir yang berusia 3.000 SM atau 5.000 tahun.
Kata arkeolog Danny Hilman Natawidjaja dari hasil penelitiannya tahun 2011, Gunung Padang bukan sekadar bukit melainkan sebuah piramida yang terkubur. Gunung ini sudah ada setelah zaman es besar sekitar abad 11 SM.
Keberadaan Situs Gunung Padang ini diakui pada 1914 dalam Rapporten van de Oudheidkundige (Buletin Dinas Kepurbakalaan).
Selama ini, penduduk sekitar sudah lama menjadikan gunung ini keramat, tempat Prabu Siliwangi membangun istana dalam semalam.
Wisata Edukasi Berbasis Kepurbakalaan
Terakhir kita ke Jawa Tengah. Situs yang wajib kita sambangi adalah Situs Sangiran.
Kenapa? Karena situs berluas 59,21 kilometer persegi yang berada di Kabupaten Sragen dan Kabupaten Karanganyar ini sudah mendunia namanya dan menjadi salah satu situs manusia purba di Indonesia.
Di laman kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpsmpsangiran dijelaskan situs ini dikelola Balai Pelestarian Situs Manusia Purba (BPSMP) Sangiran, salah satu unit pelaksana teknis (UPT) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud).
Di kawasan situs tersebut terdapat Museum Sangiran yang dibagi menjadi lima klaster yaitu Klaster Krikilan yang berfungsi sebagai pusat kunjungan yang memberikan informasi secara lengkap tentang Situs Sangiran. Selain itu ada Klaster Dayu, Bukuran, Klaster Ngebung, dan Museum Manyarejo.
Keistimewaan Situs Manusia Purba Sangiran yang menyimpan alat-alat batu hasil budaya manusia purba, fosil manusia purba, dan fosil hewan serta alat tulang ini telah ditetapkan sebagai Warisan Budaya Dunia Nomor 593 pada tahun 1996 dengan nama The Sangiran Early Man Site oleh UNESCO.
Selepas dari Situs Sangiran kita bisa lanjut ke Situs Purbakala Patiayam, dan Situs Purbakala Semedo.
Situs Purbakala Patiayam berada di sekitar Desa Terban Kecamatan Jekulo, Kabupaten Kudus. Dari pusat Kota Kudus berjarak 11 kilometer atau jika ditempuh dengan berkendara sekitar 22 menit. Sedangkan Situs Purbakala Semedo di Desa Semedo, Kecamatan Kedung Banteng, Kabupaten Tegal.
Berwisata ke situs-situs purbakala di atas selain membawa kita kembali ke masa lampau dan menambah kaya perbendaharaan pengetahuan terkait zaman pra-sejarah juga sekaligus menjadi pengingat bahwa yang hidup di dunia ini tidak ada yang abadi, hanya jejak peninggalannya yang tersisa, yang bermanfaat antara lain sebagai ladang ilmu pengetahuan dan juga wisata edukasi berbasis kepurbakalaan
Selamat Hari Purbakala, Salam Wisata Pro Konservasi.
Naskah: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com, ig: @adjitropis)
Captions:
1. Situs Gunung Padang & diskusi. (foto: @adjitropis)
2. Waruga di Minahasa Utara, Sulut. (foto: @adjitropis)
3. Situs Gunung Padang di Kabupaten Cianjur, Jabar. (foto: dok.kembaratropis)
4. Situs Trowulan, Mojokerto, Jatim. (foto: @adjitropis)
5. Situs Manusia Purba Sangiran, Jateng. (foto: dok @museumsangiran & @adjitropis)
0 komentar:
Posting Komentar