Jadi Lokasi Puncak Peringatan HKAN, Enam Keuntungan Ini Bakal Digenggam
Peringatan Hari Konservasi Alam Nasional (HKAN) setiap tahun di lokasi yang berbeda, banyak keuntungannya. Satu di antaranya, nama tempat/daerah/destinasi/kawasan konservasi yang menjadi lokasi puncak peringatan HKAN sudah pasti terdongkrak.
Kenapa terdongkrak? Ya karena nama lokasi tersebut akan tersiar luas bukan hanya saat pelaksanaan kegiatan (on event), pun sebelum (pra) dan setelah kegiatan (pra/post event).
Tersiar luas di mana? Sudah jelas di ragam media baik itu media online (website/weblog) maupun media sosial (FB, Twitter, Instagram, Tiktok, YouTube, WAG, Telegram Group, dll).
Apakah cuma namanya saja yang terangkat (baca: terekspos luas)? Tentu saja tidak. Masih ada sederet keuntungan lainnya.
Amatan TravelPlus Indonesia sebagai pewarta/blogger dan pegiat medsos yang juga konsen dengan kegiatan bermuatan konservasi, sekurangnya masih ada 5 keuntungan lagi yang otomatis didapat sebuah tempat/daerah/destinasi/kawasan konservasi jika menjadi lokasi puncak peringatan HKAN, yaitu daya tarik, budaya lokal, ekonomi kreatif (ekraf), pendapatan masyarakat/pelaku usaha wisata, dan citra positif pejabat/pimpinan daerahnya serta nama pewarta/blogger yang meliput (menulis lalu menyebarluaskannya) pun ikut terdongkrak.
Contohnya peringatan puncak HKAN tahun lalu. Nama lokasinya Bontang Mangrove Park (BMP), Taman Nasional Kutai, Kota Bontang, Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) terekspos di ragam media, salah satunya di TravelPlus Indonesia berikut di akun resmi Instagram (IG)-nya @adjitropis.
Berkat sejumlah tulisan tersebut, daya tarik yang dimiliki BMP sebagai destinasi wisata konservasi pun ikut terekspos termasuk aktivitas wisata pro konservasi atau yang ramah lingkungan (ekowisata) yang bisa dilakukan pengunjung/wisatawan di sana.
Peringatan puncak HKAN tahun lalu yang diselenggarakan Rabu, 16 September 2020 tersebut juga turut mengangkat budaya lokal masyarakat setempat.
Buktinya, Tarian Jepen yang menjadi pembuka acara peringatan, yang para penarinya berkonstum adat setempat bmenggambarkan masyarakat Kutai sedang bersukacita menyambut perayaaan, ikut terangkat keunikannya.
Begitupun dengan hasil produk ekraf/Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) masyarakat setempat, khususnya di Bontang juga kecipratan jadi lebih dikenal masyarakat luas seperti lukis pasir dalam botol, batik khas Kota Bontang dan lainnya.
Pendapatan masyarakat/pelaku usaha wisata setempat otomatis ikut meningkat terutama di bidang transportasi, akomodasi, dan konsumsi/kuliner/oleh-oleh.
Kehadiran para undangan spesial dari berbagai kota/daerah seperti para pejabat pusat dari lingkup Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), para kepala balai Konservasi Sumber Daya Alam (KSDA)/ kepala balai besar KSDA, sejumlah kepala taman nasional serta pihak-pihak terkait lain, termasuk media peliput, jelas meningkatkan permintaan akan alat transportasi mulai dari pesawat udara, penyediaan mobil dan lainnya untuk menuju lokasi acara.
Begitupun dengan akomodasi (hotel dan sejenisnya) yang digunakan para undangan atau mungkin panitia pelaksana untuk istirahat ataupun menginap.
Tak ketinggalan aneka ekraf/UMKM-nya seperti makanan/minuman untuk konsumsi/kuliner para undangan selama berada di sana. Termasuk panganan dan aneka kerajinan tangan atau merchandise khas daerah setempat yang tentu saja bakal diborong para undangan dan lainnya sebagai buah tangan.
Citra positif para pejabat/pimpinan daerah jelas terdongkrak karena ikut terpampang nama berikut pernyataan yang disampaikan dalam kata sambutan, maupun aktivitas bermuatan konservasi yang dilakukan sewaktu menghadiri puncak peringatan HKAN.
Buktinya, pada peringatan puncak HKAN 2020 di BMP, nama Gubernur Kaltim, Isran Noor ikut terekspos, termasuk Wakil Menteri LHK, Alue Dohong yang turut hadir.
Terakhir, otomatis nama pewarta/blogger yang menulis dan menyebarluaskan event berskala nasional tersebut pun ikut terangkat berikut nama ragam medianya (website/weblog dan akun medsosnya).
Lalu bagaimana dengan keuntungan yang akan digenggam dari penyelenggaraan peringatan HKAN 2021 yang akan berlangsung 8 - 10 Agustus mendatang, dan puncaknya tanggal 10 Agustus di Pantai Lasiana, Taman Wisata Alam Laut (TWAL) Teluk Kupang, Kota Kupang, NTT?
Jawabannya, HKAN 2021 yang mengusung tema Bhavana Satya Alam Budaya Nusantara atau Memupuk Kecintaan pada Alam dan Budaya Nusantara ini juga akan mendapatkan enam keuntungan sebagaimana tersebut di atas, baik itu keuntungan buat tempat penyelenggaraannya, daya tariknya, budaya lokalnya, ekrafnya, pendapatan masyarakat/pelaku usaha wisatanya, citra pejabat/pimpinan daerahnya, maupun nama pewarta/blogger yang menulis kegiatan spesial ini.
Buktinya, nama TWAL Teluk Kupang sudah disebut-sebut jauh sebelum hari 'H' peringatan puncak HKAN 2021 termasuk di dalam tulisan TravelPlus ini. Artinya sejak pra event sudah terangkat pamornya. Apalagi nanti pas on event, pasti akan lebih bergema lagi, bahkan setelah kegiatan (pra/post event) ini berakhir.
Ragam daya tarik kawasan konservasi berluas 63,881 hektar yang berada di bagian Barat Pulau Timor dan berbatasan dengan laut Timor serta berjarak sekitar 3 Km dari pusat Kota Kupang ini pun otomatis ikut melangit.
Efek positifnya, publik atau masyarakat luas sebagai calon wisatawan akan semakin tahu/paham kalau TWAL yang disebut-sebut surganya aneka burung ini bukan cuma memiliki bentangan pantai berpasir putih, pun sejumlah pulau menawan seperti Pulau Kera, Kambing, Tikus, Burung, Semau, dan Pulau Tabui serta kekayaan dan keindahan bawah lautnya. Artinya banyak aktivitas wisata bahari, bird watching, ekowisata, dan sport tourism yang bisa dilakukan di sana.
Jika sudah diketahui masyarakat luas, otomatis ada kemungkinan suatu saat nanti, mereka (calon wisatawan tersebut) akan datang berkunjung ke TWAL Teluk Kupang.
Begitupun dengan moda transportasi menuju Kupang dan lokasi acara serta akomodasi (hotel di sekitar kota Kupang, terlebih yang dekat dengan lokasi acara), pastinya akan mengalami lonjakan permintaan.
Rumah makan/resto/kafe, sentra kuliner, dan toko oleh-oleh pun bakal diserbu. Aneka buah tangan dan suvenir khas Kupang seperti bermacam kain dan tas tenun NTT, daging se’i, jagung titi, kopi Flores, topi ti'i langga khas Kepulauan Rote, dan miniatur sasando juga bakal laris manis.
Sebuah kegiatan level nasional itu sejatinya memang harus melibatkan partisipasi masyarakat/komunitas/pelaku usaha wisata serta pewarta/blogger yang loyal dan tepat. Kenapa? Ya supaya multiplier effect-nya lebih meluas dan berujung pada pada peningkatan ekonomi tingkat lokal.
Begitupun penyelenggaraan peringatan HKAN tahun ini yang mana Kepala BBKSDA NTT, Timbul Batubara sebagai ketua panitia pelaksananya, semoga tidak semata bermanfaat dalam mengampanyekan pentingnya konservasi alam, pun mampu minimal mensejahterakan masyarakat setempat.
Naskah: adji TravelPlus @adjitropis (pewarta/blogger senior & pegiat medsos pro konservasi)
Foto: tangkapan layar video profil twal teluk kupang di @bbksda_ntt, @timbatara_instag & @tenuninandao
0 komentar:
Posting Komentar