Pendakian Rinjani Reaktivitas I April 2021, Kuotanya 50-75 Orang per Hari
Kabar gembira buat para pendaki gunung yang sudah kebelet ingin mendaki Gunung Rinjani di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB). Pasalnya pendakian gunung aktif berpanorama amat cantik berstatus taman nasional ini kembali dibuka atau reaktivitas.
Mendapat kabar baik tentang reaktivitas pendakian ke gunung berketinggian 3.726 meter di atas pemukaan laut itu, TravelPlus Indonesia IG: @adjitropis, tiktok: @FaktaWisata.id di Jakarta segera mengkonfirmasi kebenarannya kepada Kepala Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR) Dedy Asriady lewat pesan WA.
"Bang.., apa benar wisata alam pendakian maupun non pendakian TN Gunung Rinjani reaktivasi pada tanggal 1 April 2021?" tanya TravelPlus.
Tak lama berselang, Dedy membalasnya. "Rencananya begitu. Semoga tidak ada halangan," balasnya.
Terkait reaktivasi tersebut, admin akun resmi Instagram (IG) Balai TNGR @gunungrinjani_nationalpark menjelaskan kalau Aplikasi Booking Online eRinjani mulai dapat diakses pada tanggal 24 Maret 2021.
Dijelaskan pula kunjungan wisata alam pendakian dapat dilakukan maksimal 3 hari 2 malam dengan kuota 50% dari kuota kunjungan normal melalui 4 jalur pendakian resmi.
Keempat jalur tersebut adalah jalur pendakian Senaru dengan kuota 75 orang/hari, Sembalun (75 orang/hari), Timbanuh (50 orang/hari), dan jalur pendakian Aik Berik dengan kuota 50 orang/hari.
Selain itu, Balai TN Gunung Rinjani juga membuka 2 jalur pendakian baru yaitu Jalur pendakian Torean dan Jalur pendakian Tete Batu.
Kuota pengunjung pada kedua jalur pendakian tersebut masing-masing adalah 30 orang/hari dengan waktu maksimal pendakian 3 hari 2 malam.
Bawa Turun Sampahmu!
"Silakan menikmati kerinduan di Rinjani dengan aman dan nyaman.
Jangan lupa sampahnya untuk dibawa turun kembali serta patuhi SOP dan aturan yang berlaku 😊," pungkas adminnya.
Imbauan tidak nyampah sembarangan selama pendakian dan wajib membawa turun sampahnya kembali tersebut, bukan tanpa alasan.
Soalnya, data infografik dari Balai TNGR diunggah di akun yang sama beberapa waktu lalu, menyebut sampai November 2020, total sampah di Gunung Rinjani sebanyak 1,19 ton di 4 jalur pendakian tersebut. Padahal sepanjang 2020 itu masa pandemi dan pendakian di 4 jalur tersebut sempat ditutup lama.
Di infografik tersebut juga tertera data sampah di jalur pendakian via Sembalun paling banyak dibanding 3 jalur lainnya.
Sampah para pendaki tak bertanggungjawab yang berhasil dikumpulkan di Jalur Sembalun seberat 592,2 Kg, lalu dibawa turun ke kantor Resort Sembalun SPW II TNGR.
Penyebab tingginya jumlah sampah di Sembalun, dikarenakan jalur tersebut selama ini memang menjadi jalur favorit para pendaki.
Sementara itu di Jalur Senaru sampah yang produksi pendaki bukan pecinta alam alias abal-abal seberat 189,5 Kg, di Jalur Tambanuh (363,2 Kg), dan di Jalur Aikberik sebanyak 47,6 Kg.
Berikutnya, di infografik ketiga tercantum data jumlah dan jenis sampah hasil kegiatan Clean Up Rinjani pada destinasi wisata pendakian Rinjani tahun lalu.
Total sampah yang dikumpulkan dari kegiatan itu seberat 326,2 Kg. Adapun jenis sampah yang paling banyak terkumpul adalah sampah botol kaca sebanyak 95 Kg, kemudian sampah campuran (66 Kg), botol plastik (63,2 Kg), plastik (54,5 Kg), dan kaleng sebanyak 47,5 Kg.
Lewat tulisan ini, TravelPlus yang sejak zadul konsen menyuarakan kegiatan wisata yang pro konservasi termasuk pendakian gunung, mengimbau para operator trip pendakian, pendaki lawas maupun era milenial, zoom, dan tiktok saat ini yang hendak mendaki Rinjani, harus membawa kembali minimal sampah logistiknya sekalipun itu cuma bungkus permen. Tidak pakai tapi, tidak pakai koma tapi titik!.
Naskah: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com)
Foto: @datu.lombok & @gunungrinjani_nationalpark
0 komentar:
Posting Komentar