26 Fakta Pasar Musiman Spesial Bandeng Imlek di Rawabelong
Pasar musiman khusus ikan Bandeng di Rawabelong, selalu menarik perhatian setiap menjelang Tahun Baru China atau Imlek.
TravelPlus Indonesia hari ini, Rabu (10/2/2021) atau tepat 2 hari menjelang Imlek, mengumpulkan data hasil pengamatan langsung dan wawancara dengan beberapa pedagang dan pembeli Bandeng di Rawabelong.
Sekurangnya ada 26 fakta terkini yang TravelPlus catat, yaitu:
1. Lokasi pedagang ikan Bandeng Imlek berada di Jl. Rawabelong dan Jl. Sulaiman, Kelurahan Sukabumi Utara, Kecamatan Palmerah, Kota Jakarta Barat.
2. Kabarnya pasar kaget atau musiman khusus Bandeng ini ada sejak tahun 90-an, bahkan ada yang mengatakan sejak 80-an.
3. Ukuran Bandeng yang dijual di Rawabelong ini berbeda dengan di pasar-pasar tradisional. Paling kecil, ukuran Bandengnya seberat 1 Kg dengan harga Rp 60 ribu.
4. Paling besar seberat 8 Kg, sebesar paha orang dewasa dengan panjang hampir 1 meter.
5. Bandeng yang dijual berasal dari Bekasi Timur dan Indramayu lalu dikirim ke pengumpul di Muara Angke, Jakarta Utara.
6. Pedagang Bandeng di Rawabelong membeli Bandeng di Muara Angke.
7. Waktu berjualannya hanya setahun sekali tahun, biasanya 4 hari sebelum Imlek.
8. Tahun ini mulai berjualan sejak Senin (8/2) sampai dengan Jumat (12/2) atau sampai hari Imlek.
9. Pembelinya dominan warga Betawi dan warga keturunan China sekitar Jakarta Barat dan Selatan bahkan ada yang datang dari Ciledug Tangerang.
Fakta selanjutnya yang ke-10, warga Betawi mengolah Bandeng Imlek menjadi Pindang Bandeng sebagai olahan utama.
11. Olahan lainnya digoreng dan dibuat Pesmol.
12. Biasanya Bandeng yang dibeli tidak hanya untuk dikonsumsi keluarga tapi juga untuk dibagikan ke orangtua/mertua atau saudara dalam bentuk masakan atau Bandeng yang masih mentah.
13. Penjualnya warga Betawi dari luar Rawabelong.
14. Sewa lapak untuk berjualan Bandeng di Rawabelong tahun ini Rp 230 ribu per hari.
15. Setiap pembeli Bandeng sekalipun cuma satu ekor tetap dapat gratis dibersihkan sisik Bandengnya dan dipotong-potong.
16. Selain Bandeng, beberapa pedagang juga ada menjual Pete untuk bahan penyedap Pindang Bandeng.
17. Sebelumnya para pedagang bandeng berjualan tepat di Jl. Rawabelong.
18. Lantaran pedagangnya semakin banyak dan jumlah kendaraan juga bertambah, kerap menimbulkan kemacetan.
19. Sejak 7 tahun lalu sejumlah pedagang bandeng di Jl. Rawabelong dipindahkan ke Jalan Sulaiman arah menuju pasar kembang. Beberapa lagi masih berjualan di tempat semula.
Berikutnya fakta yang ke-20, jumlah pedagang Bandeng lambat laun menyusut lantaran pedagangnya tidak memiliki penerus. Biasanya pedagang yang ada sekarang meneruskan usaha orangtuanya.
21. Pasar Bandeng musiman ini tak bisa dipungkiri menjadi daya tarik tersendiri karena unik. Banyak yang mengabadikannya.
22. Keberadaan Pasar Bandeng kaki lima di Rawabelong ini semakin tersohor namanya sejak era medsos karena banyak pembeli dan pedagangnya yang mengunggah keberadaannya via WAG, FB, IG, Youtube, Tiktok, dan lainnya.
23. Satu hari menjelang Imlek merupakan puncak pembeli Bandeng di Rawabelong.
24. Setelah Imlek penjual Bandeng di Jl. Sulaiman tidak berjualan lagi tapi penjual Bandeng di Jl. Rawabelong masih ada yang berjualan jika masih stok.
25. TravelPlus sejak beberapa tahun belakangan ini rutin meliput pasar kaget spesial Bandeng Imlek ini menjadi tulisan yang berbeda-beda lalu dimuat di weblog TravelPlus Indonesia, IG: @adjitropis, dan seperti biasa disebarluaskan pula ke sejumlah WAG.
Fakta terakhir atau yang ke-26, mulai tahun ini video keberadaan pedagang Bandeng Rawabelong jelang Imlek ini juga diunggah di Tiktok TravelPlus Indonesia yaitu @FaktaWisata.id sehingga semakin komplit publikasinya dan luas pasar pembacanya.
Naskah & foto: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com, ig: @adjitropis)
0 komentar:
Posting Komentar