. q u i c k e d i t { d i s p l a y : n o n e ; }

Rabu, 27 Januari 2021

Punya 65 Homestay, Ini Upaya Kota Sawahlunto Bertahan dari Badai Pandemi


Sawahlunto sampai hari ini memiliki 65 homestay. Supaya tetap bertahan dari hempasan badai pandemi Covid-19, asosiasi dan pemilik homestay di kota wisata tambang yang berbudaya di Sumatera Barat (Sumbar) ini punya berbagai upaya.

"Benar Mas Adji, homestay di Sawahlunto yang terdaftar di asosiasi kami ada 65, yang aktif ada 43 homestay," terang Kamsri Benty selaku Ketua Asosiasi Homestay Sawahlunto (AHS) kepada TravelPlus Indonesia, Rabu (27/1/2021).

Buk Ben sapaan akrab Kamsri Benty membenarkan pula kalau badai pandemi Covid-19 telah mengakibatkan berkurangnya kunjungan tamu domestik baik itu wisatawan lokal (dari kota/kabupaten lain di Sumbar) dan wisatawan nusantara (wisnus) dari luar Sumbar, pun wisatawan mancanegara (wisman) ke sejumlah homestay yang tergabung dalam AHS.


"Penurunan kunjungan wisatawannya sampai mencapai lebih kurang 70%," ungkap ibu 3 anak sekaligus nenek 4 cucu yang baru saja menerima penghargaan sebagai Penggerak Pariwisata Sawahlunto khususnya sektor Homestay dari Pemerintah Kota (Pemkot) Sawahlunto yang diserahkan langsung Walikota Sawahlunto Deri Asta.

Supaya tetap bertahan dari hempasan pandemi, lanjut Buk Ben, pihaknya melakukan berbagai upaya, antara lain beradaptasi dengan perubahan akibat pandemi.

Misalnya dengan tetap menjalani aktivitas namun menerapkan protokol kesehatan (prokes) Covid-19.


"Alhamdulillah selama pandemi, wisnus tetap ada. Kami tetap buka homestay dengan mengikuti prokes yg diwajibkan," jelas salah satu inisiator terbentuknya Asosiasi Homestay Sumbar ini.

Pihaknya, sambung Buk Ben, juga menjalin kerjasama pemasaran melalui pasar digital atau market place dengan tour travel, traveloka, booking.com dan lain sebagainya.

Selain itu, AHS berupaya terus mencari berbagai bantuan untuk peningkatan fasilitas yang berasal dari pemerintah pusat maupun daerah.

Tahun 2020 homestay Sawahlunto lolos dalam seleksi penerima dana Bantuin Insentif Pemerintah (BIP) dalam hal ini dari Kemenparekraf sebesar 170 juta  Rupiah.

"Kami berhasil lolos menjadi penerima bantuan dari 8.840 pengusul se-Indonesia dan AHS merupakan satu-satunya asosiasi di Sumbar yang mendapat kesempatan untuk menerima bantuan dana BIP tersebut," terang penerima penghargaan sebagai salah satu dari Terbaik 5 Penggiat/Penggerak Pariwisata tingkat Sumbar pada ajang GIPI award belum lama ini.


Berdasarkan data kunjungan AHS, homestay yang ramai dikunjungi wisatawan untuk bermalam terutama homestay-homestay di Kampung Sugar yang berada di kawasan Kota Tua Sawahlunto.

Kata Buk Ben harga kamar setiap homestay di Sawahlunto ditetapkan AHS bersama pemilik homestay sesuai dengan klasifikasinya yakni AC dan Non AC Tipe A atau Tipe B.

"Harga tertinggi Rp 350 ribu dan terendah Rp 200 ribu per malam," ungkapnya.

Buk Ben mencatat Kota Sawahlunto petama kali memiliki homestay pada    tahun 2010. "Ada 5 homestay yang pertama berdiri ketika itu yaitu Homestay Cendana, Wamilda, Syamsi Nurdin, Guspriadi, dan Homestay Sanusi. Lalu bertambah setiap tahunnya sampai puluhan jumlahnya sampai sekarang" bebernya.

Menariknya, dari puluhan homestay di kota tambang yang kemudian bertransformasi menjadi kota wisata ini ada yang benar-benar asli rumah gadang, rumah adat Minang.

"Namanya Sage II Homestay yang berlokasi di kawasan Puncak Polan Aur Mulyo Sawahlunto yang berkapasitas 15 sampai dengan 20 orang. Pemiliknya bernama Godean Amri J," terang pendiri Sanggar Seni Budaya Parmato Hitam ini.


Sebelum badai pandemi Covid-19 menyerang Tanah Air termasuk Kota Sawahlunto, peminat homestay di Sawahlunto bukan hanya wisatawan lokal dan wisnus, pun wisman dari beberapa negara.

Menurut Buk Ben kunjungan wisman ke sejumlah homestay meningkat ketika Sawahlunto dianugerahi penghargaan dari UNESCO.

"Wisman yang pernah datang dan menginap di beberapa homestay di Sawahlunto antara lain berasal dari Belanda, Amerika, Perancis, Belgia, Jerman, Malaysia, Filipina, Hongkong, Inggris, dan Jepang," pungkasnya.

Naskah: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com, ig: @adjitropis)
Foto: dok. @homestaysawahlunto & @rumahibu.homestay

Captions:
1. Para pemilik homestay di Kota Sawahlunto.
2. Suasana Oma Homestay.                        3. Wisnus yang inap di Homestay Rumah Ibu.                                                                  4. Suasana Homestay Maimun.                5. Wisman yang inap di Cendana Homestay sebelum pandemi Covid-19.


0 komentar:

Film pilihan

Bermacam informasi tentang film, sinetron, sinopsis pilihan
Klik disini

Musik Pilihan

Bermacam informasi tentang musik, konser, album, lagu-lagu pribadi dan pilihan
Klik disini

Mencari Berita/Artikel

  © Blogger templates Psi by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP