. q u i c k e d i t { d i s p l a y : n o n e ; }

Sabtu, 23 Januari 2021

Ke Manado Jangan Hanya Nikmati 3B, Telusuri Pula Sederet Objek Sejarahnya


Menyebut Manado yang terlintas pertama dibenak banyak orang itu 3B, Bunaken, Bubur, dan Boulevard. Padahal Ibukota Sulawesi Utara (Sulut) yang baru saja diterjang banjir, Jumat (22/1/2021) ini juga memiliki sederet objek wisata sejarah.

Sebelum kita telusuri objek-objek wisata sejarah di Manado, ada baiknya kita kenal lebih dekat dengan 3B-nya.

B pertama yakni Bunaken, karena Manado memiliki Taman Nasional  (TN) Bunaken yang berada di seberang daratan Kota Manado.

TN tersebut menjadi daya pikat utama kota ini sejak lama. Kawasan perairan yang pernah menjadi spot diving kelas dunia ini antara lain memiliki tebing karang yang menakjubkan dengan keberagaman ikan hias dan terumbu karangnya.

B kedua Boulevard, lantaran Manado mempunyai kawasan pusat perbelanjaan modern, mall, toko, resto, dan café yang berada di sepanjang Jalan Boulevard.

Kawasan yang disebut-sebut pusat perbelanjaan terpanjang di Indonesia bahkan Asia Tenggara ini selalu ramai setiap hari terlebih sore dan malam hari. Tak heran lalu-lintasnya kerap macet.

B ketiga Bubur Manado, karena salah satu ikon kuliner Manado adalah buburnya yang oleh warganya dinamakan Tinutu’an. Oleh karena itu Manado juga disebut Kota Tinutu’an.

Berwisata ke Manado, rasanya kurang lengkap kalau belum mencicipi bubur tersebut. Anda bisa menikmatinya di warung pinggir jalan, resto di mall sampai hotel berbintang.

Keunikan bubur nasi yang menjadi makanan khas Sulut ini selain berbahan utama beras pun dicampur dengan aneka umbi dan sayuran antara lain ubi, singkong, kentang, kangkung, bayam, jagung, dan daun kemangi.


Bumbunya bawang putih, garam, penyedap rasa, sedikit gula. Lalu sajiannya ditambah bawang goreng, ikan asin yang diiris kecil-kecil, dan sambal cabe tumis serta kerupuk.

Adapun sederet objek wisata sejarah yang ada di Manado sebagimana tertera di laman pariwisata.manadokota.go.id antara lain berupa bermacam patung dan monumen.

Ragam patungnya antara lain Patung DR Sam Ratulangi, Patung Wolter Monginsidi, Patung Kuda Paal 2, Patung Toar Lumimuut, Patung Walanda Maramis, dan Patung Dotu Lolonglasut TKB.

Patung DR Sam Ratulangi berada di Kelurahan Ranotana, Kecamatan Wanea, tepatnya di tengah persimpangan Jalan Samratulangi, Jalan Bethesda, Jalan Pramuka, dan Jalur Kelurahan Ranotana Weru (Kec. Malalayang), Kelurahan Wanea (Kec. Wanea), dan Kelurahan Sario Kota Baru - Kecamatan Sario.

Sam Ratulangi adalah seorang pahlawan nasional Indonesia. Dia juga sering disebut-sebut sebagai tokoh multidimensi. Filosofnya yang terkenal berbunyi: "Si tou timou tumou tou", yang artinya: manusia baru dapat disebut sebagai manusia, jika sudah dapat memanusiakan manusia.

Patung Wolter Monginsidi berada di Jl. Piere Tendean, sekitar ± 5 km dari zero point pusat kota yang dapat ditempuh dalam waktu 7 menit apabila lalu lintas lancar.

Patung ini terletak bersebelahan di sebuah area yang berbentuk segitiga, yang diapit oleh Jl. Bethesda dan Jl. Pierre Tendean di sebelah kiri dan kanannya, dengan titik puncak segitiganya berada di Jl. Wolter Monginsidi.

Patung Kuda Paal 2 berada di Kelurahan Paal II, tepatnya di depan Swalayan Starway Mart (dulunya warga mengenalnya sebagai Borobudur).

Patung ini dibangun sebagai simbolis, bahwa Sulut dulunya memiliki jenis-jenis kuda balapan.

Jarak patung ini dari zero point ± 4 km  dan dapat ditempuh dalam waktu sekitar 7 menit.

Patung Toar Lumimuut berada di Jl. Sudirman, dekat dengan Jembatan Kairagi atau sekitar 2,4 km dari zero point pusat kota yang dapat ditempuh  ± 5 menit.

Patung Toar Lumimuut didirikan untuk mengenang secara simbolis hal ihwal lahirnya etnis Minahasa dalam seni dan budayanya.

Patung Walanda Maramis berada di Kelurahan Komo Dalam, Kecamatan Wenang. Tepatnya di persimpangan antara Kelurahan Komo Luar Kecamatan Wenang, Kelurahan Komo Dalam Kecamatan Wenang, dan berbatasan dengan Kelurahan Pinaesaan Kecamatan Wenang yang berada di Jalan Sudirman dan Jalan Walanda Maramis.

Patung ini dapat ditempuh dalam waktu sekitar 5 menit dari pusat kota dan berjarak ± 1,3 km dari titik nol.

Patung Dotu Lolonglasut TKB berada di Pinaesaan, Wenang, tepatnya di Taman Kesatuan Bangsa.

Masyarakat Kota Manado mempercayai Lolong Lasut yang hidup pada abad ke-16, adalah pendiri Kota Manado setelah merintis berdirinya “Tumani Negeri Wenang” yang sekarang dikenal sebagai Kota Manado.

Nama Manado sendiri diberikan oleh pemerintah kolonial Belanda, diambil dari nama Gunung Manado Tua yang berada di lepas pantai Kota Manado.

Sementara itu monumennya ada Monumen Perang Dunia II, Monumen Zero Piont, Monumen Lilin, dan Monumen Adipura.

Monumen Perang Dunia II berada di Jl. Sarapung, Lawangirung, Wenang, tepatnya di sekitar pusat Kota Manado.

Lokasinya berjarak ± 130 m dari Taman Kesatuan Bangsa (TKB) atau sekitar 5 menit jalan kaki.

Monumen ini bersebelahan dengan Gereja Centrum yang memiliki latar sejarah kurang lebih bersamaan dengan eksistensi monumen ini.

Monumen Zero Piont berada di Pusat Kota Manado sebagai ikon titik nol di Manado. Monumen ini menjadi saksi bisu perjalanan Kota Manado menuju usia setengah milenium.

Monumen Lilin berada di kawasan Marina Plaza, Wenang Utara, masih disekitar pusat kota dan dekat dengan dermaga Angkutan Antar Pulau – Pelabuhan Manado.

Monumen Adipura berada di Jl. A.A. Maramis, Mapanget, Paniki Bawah.
Jaraknya sekitar 15 km dari zero point Pusat Kota Manado.

Monumen ini adalah simbolis Kota Bersih yang pernah di perolah Kota Manado beberapa kali berturut-turut beberapa tahun silam salah satunya adalah Piala Adipura Kencana.

Selain bermacam patung dan monumen, objek wisata sejarah Manado lainnya ada Museum Provinsi Sulut, Tugu Pendaratan Batalyon Worang, Gedung Joeang, Kawasan Pelabuhan Manado, dan Teater Terbuka Dotu Lolonglasut - TKB.

Museum Negeri Provinsi Sulut berada di Jl. WR Supratman No. 72 ini berhalaman asri dan luas.

Di halamannya ada koleksi benda budaya Minahasa kuno seperti Waruga, dan benda budaya masyarakat Minahasa lainnya.

Tugu Pendaratan Batalyon Worang berada di Jl. Suprapto, Wenang Utara, tepatnya di tengah-tengah diantara persimpangan jalan, kompleks pertokoan, hotel, dan dekat dengan patung Dotu TKB.

Tugu ini dapat dilihat dari zero point – pusat kota.


Gedung Joeang atau Museum Perang Dunia ke 2 berada di Jl. Jendral Sudirman No.7, Pinaesaan, Wenang, tepatnya dekat dengan Tugu Zero Point Manado, pusat keramaian Kota Manado.

Kawasan Pelabuhan Manado berada di Kelurahan Calaca, Kecamatan Wenang, tepatnya di sebelah Utara Kota Manado, berjarak sekitar 800 m dari Pusat Kota.

Terakhir Teater Terbuka Dotu Lolonglasut - TKB  atau dulu bernama Pasar ’45 yang berada di Jl. Pinaesaan, Wenang. 

Taman Kesatuan Bangsa (TKB)  Dotu Lolong Lasut diresmikan pada 1987, dan di dalamnya terdapat Taman, Teater Terbuka, Monumen Dotu Lolong Lasut, dan Pusat Informasi Wisata Manado.

Nah, kalau Anda berwisata ke Kota Manado, selain mengunjungi dan menikmati 3B, tak ada salahnya menelusuri objek-objek sejarahnya agar kunjungan wisata Anda lebih komplit.

Oiya, lewat tulisan ini, TravelPlus Indonesia sekaligus mengucapkan turut berdukacita atas bencana banjir, semoga keluarga korban dan warga Manado yang terdampak bencana diberi ketabahan dan kekuatan.

Naskah: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com, ig: @adjitropis)
Foto: adji & dok. pariwisata.manadokota.go.id


0 komentar:

Film pilihan

Bermacam informasi tentang film, sinetron, sinopsis pilihan
Klik disini

Musik Pilihan

Bermacam informasi tentang musik, konser, album, lagu-lagu pribadi dan pilihan
Klik disini

Mencari Berita/Artikel

  © Blogger templates Psi by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP