. q u i c k e d i t { d i s p l a y : n o n e ; }

Rabu, 20 Januari 2021

Kawasan Puncak Bogor Cianjur Pernah Berjuluk Oasis Timur Tengah-nya Indonesia, Ini Faktanya


Sebelum pandemi, kawasan Puncak Bogor Cianjur mendapat predikat Oasis Timur Tengah-nya Indonesia. Ada juga yang menyebutnya "Little Arab"-nya Indonesia. Sementara itu sebagian wisatawan asal Timur Tengah memberi julukan kawasan berudara sejuk itu sebagai Jabal al-Jannah, Gunung Surga

Salah satu fakta penguat kawasan Puncak Bogor Cianjur itu berjuluk Kampung Arab-nya Indonesia, di sana banyak Warung Kaleng, sebutan lain toko-toko bergaya Arab dengan tulisan berbahasa Arab.

Lokasi Warung Kaleng di kawasan  Puncak Ciajur ada di beberapa titik di Cisarua, Bogor dan Cipanas, Cianjur.

Khusus di Cisarua, Warung Kaleng paling mencolok tetlihat di Desa Tugu Selatan dan Tugu Utara, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor.

Desa Tugu Selatan, seperti kabar tersiar, baru saja diterjang banjir bandang pada hari selasa, 19 Januari 2021.

Tapi tidak seluruh desa, hanya di Komplek Gunung Mas Blok C RT 01, 02, 03 / 02, 03, Kampung Rawadulang, Desa Tugu Selatan, sebagamana informasi yang diumumkan di akun IG @pusdalops_pb_bpbd_kab_bogor.

Penganatan TravelPlus Indonesia sebelum pandemi, banyak bangunan di tepi jalan raya Puncak di Desa Tugu Selatan dan Utara yang bertuliskan dalam Bahasa Arab, mulai dari papan pengenal rumah makan, toko, warnet hingga money changer atau sharraf.

Selain itu, ada sejumlah rumah makan atau resto yang menjajakan menu Timur Tengah, nasi kebuli dan tak ketinggalan penjual syisyah alias rokok khas Arab.

Ketika itu (baca: sebelum pandemi), banyak turis Arab yang wara-wiri di sini. Ada yang berpakaian kasual, tak sedikit yang mengenakan pakaian ala padang pasir, termasuk perempuan Arab yang mengenakan baju muslimah bercadar serba hitam.

Melihat semua itu, tak berlebihan  kawasan Puncak Bogor, khususnya Desa Tugu Selatan dan Utara mendapat julukan Oasis Timur Tengah-nya Indonesia.

Selama musim kunjungan yang oleh warga setempat disebut musim Arab, para turis dari middle east tersebut tinggal di sejumlah hotel dan wisma di daerah Warung Kaleng di dua desa idaman mereka.

Catatan dari berbagai sumber, wisatawan mancanegara (wisman) asal Timur Tengah mulai ramai mendatangi kawasan Puncak Bogor, terutama Cisarua sejak 1985. Selain dari Arab Saudi, juga banyak turis asal Kuwait, Iran, Irak, dan Maroko.

Biasanya mereka datang ke kawasan tersebut pada musim-musim tertentu, antara lain seusai musim haji, hari raya Maulid Nabi, dan pertengahan bulan Maret.

Ba’da Maghrib, turis-turis muda Arab itu semakin mudah dilihat. Mereka hilir-mudik untuk berbelanja, makan di restoran, ke salon, money changer atau sekadar jalan-jalan santai menikmati udara dingin Puncak.

Siangnya, mereka biasanya berkunjung ke objek-objek wisata terdekat seperti ke Taman Bunga Nusantara, Taman Raya Cibodas, Taman Safari Indonesia, Taman Wisata Alam Telaga Warna, Curug Cilember, dan lainnya.

Di Taman Safari mereka biasanya senang melihat Cowboy Show. Sedangkan di Cimory, mereka suka belanja susu dan mencicipi aneka makanan lezat di Restoran Cimory.

Di Telaga Warna, biasanya turis Arab bersantai sambil duduk-duduk di tikar di tepian telaga. Tak sedikit yang menjajal flying fox atau naik getek mengelilingi telaga serta belanja aneka buah dan sayuran khas Puncak.

Lain lagi  di Taman Bunga Nusantara, para turis kawasan Timur Tengah yang terpantau berkunjung  bukan cuma dari kalangan keluarga Arab, pun kelompok laki-laki Arab dewasa yang terpesona dengan aneka bunga di taman itu.

Pemandangan itu terlihat kontras. Sampai ada guyonan sekaligus tudingan, rupanya pria Arab selain terpesona “bunga” kawasan Puncak, pun menyukai bunga asli setempat.


The New Destination ‘Little Arab’

Setelah Pucak Bogor, giliran kawasan Puncak Cianjur, tepatnya di Cipanas, Kabupaten Cianjur yang mendapat predikat serupa sebagai the new destination ‘Little Arab’-nya Indonesia.

Predikat "Little Arab" terbaru untuk daerah Cipanas yang menjadi maskot kawasan Puncak Cianjur (Puncak 2) di Bopuncur muncul lantaran kawasan Puncak Bogor (Puncak 1) sudah terlalu sesak dengan Warung Kaleng.

Sejak 2014, para pelancong Timur Tengah, terutama wisatawan mudanya mulai terlihat wara-wiri di daerah Cipanas terutama di sepanjang Jalan Hanjawar Pacet (Hancet), Loji, sampai Cineungah.

Kehadiran mereka, dalam waktu singkat telah memoles paras Cipanas sehingga tampil berbeda dan akhirnya mendapat julukan destinasi terbaru ‘Little Arab’-nya Indonesia.

Di Jalan Raya Puncak-Cianjur, terlebih di sepanjang Jalan Hancet, Loji, hingga Cineungah, kini berjajar hotel mewah, restoran, kafe, rumah makan, mini market, money changer, laundry, travel agent, panti pijat, dan lainnya yang bertuliskan huruf Arab.

Atmosfir ke-’arab-araban’ begitu terasa saat memasuki jalan tersebut.

Menurut anggota Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) Kabupaten Cianjur, lebih dari 200 ribu orang datang ke Puncak Cianjur selama tahun 2016.

Bulan teramainya Juni-Juli, lalu Agustus-September, dan Oktober-November.

Selain Puncak Bogor Cianjur, destinasi lain di Jawa Barat yang juga disukai turis Arab sebelum pandemi adalah Bandung.

Di Kota Kembang berpredikat Paris van Java ini, biasanya mereka datang untuk berbelanja. Namun tidak sampai berlama-lama, mereka langsung kembali ke kawasan Puncak Bogor dan Cianjur.

Subang juga diminati turis Arab. Objek wisata setempat yang paling sering didatangi mereka adalah pemandian air panas Sari Ater dan pabrik teh Ciater.

Jumlah kunjungan wisatawan Arab ke Indonesia berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) maupun Kementerian Pariwisata (Kemenpar) mengalami peningkatan setiap tahunnya. Kemenpar mencatat pada tahun 2014 jumlah wisman arab ke Indonesia mencapai 216.313 turis naik dari tahun sebelumnya (2013) yang berjumlah 187.438 turis.

Data BPS pada tahun 2015 menyebutkan jumlah wisatawan Arab yang berkunjung ke Indonesia berjumlah 814 ribu orang, naik dari tahun sebelumnya (2014) sebanyak 772 ribu.

Akibat pandemi, kunjungan wisman asal Timur Tengah ke Indonesia termasuk ke kawasan Puncak Bogor Cianjur jelas merosot tajam.

Namun melihat ragam daya tarik alam pegunungan yang dimiliki kawasan tersebut, ditambah udara yang sejuk, amenitas yang memadai dengan harga yang relatif lebih murah dibanding di negara lain serta ragam nilai plus lainnya, TravelPlus memperkirakan turis dari Timur Tengah akan kembali ramai datang setelah pandemi benar-benar berakhir.

Naskah & foto: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com, ig: @adjitropis) 



0 komentar:

Film pilihan

Bermacam informasi tentang film, sinetron, sinopsis pilihan
Klik disini

Musik Pilihan

Bermacam informasi tentang musik, konser, album, lagu-lagu pribadi dan pilihan
Klik disini

Mencari Berita/Artikel

  © Blogger templates Psi by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP